Populasi dan Sampel Penelitian

48 Metode pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan Skala Likert. Menurut Sugiyono 2010: 134, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena seseorang. Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan terlebih dahulu menjadi indikator variabel kemudian dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan.Menurut Sugiyono 2010: 134 Skala likert dengan tujuh pilihan sebagai berikut: a. SL = Selalu, dengan skor 6 enam b. HSL = Hampir selalu, dengan skor 5 lima c. SR = Sering, dengan skor 4 empat d. KD = Kadang-kadang, dengan skor 3 tiga e. J = Jarang, dengan skor 2 dua f. HTP = Hampir tidak pernah, dengan skor 1 satu g. TP = Tidak pernah, dengan skor 0 nol Menurut pendapat diatas jawaban tiap butir pernyataan dalam penelitian ini memiliki skor sebagai berikut: Tabel 3. Tabel Skor Butir Skor Jawaban Skor Selalu 4 Sering 3 Kadang-Kadang 2 Tidak Pernah 1 49

G. Uji Instrumen

Uji instrumen merupakan cara untuk mengetahui tingkat kesahihan validitas dan tingkat keandalan reliabilitas. Dengan adanya uji instrumen maka dapat diketahui kemungkinan adanya kekurangan pada instrumen penelitian. Uji instrumen dapat dilakukan dengan cara: 1. Uji Validitas Menurut Saifuddin Azwar 2006: 5, validitas berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Tepat berarti alat ukur tersebut mampu memberikan hasil ukur sesuai maksud pengukuran, sedangkan cermat berarti bahwa pengukuran tersebut mampu memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya diantara subyek yang lain. Saifuddin Azwar 2006: 45, menyatakan bahwa validitas isi merupakan sejauhmana item-item tes mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur dan sejauhmana isi tes mencerminkan ciri atribut yang hendak diukur. Penentuan alat ukur validitas ini didasarkan pada penilaian para ahli judgment experts di bidang pokok bahasan yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, setelah instrumen dikembangkan dari aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori, selanjutnya instrumen dikonsultasikan dengan ahli manajemen pendidikan. Apabila hasil konsultasi dengan ahli manajemen pendidikan menunjukan bahwa secara teoritis penyusunan instrumen telah sesuai berdasarkan isi dan konstruksinya maka perlu dilengkapi dengan validasi empirik yang dilakukan dengan uji coba instrumen. Uji coba instrumen ini diperlukan untuk prosedur 50 seleksi item. Sampel atau subjek uji coba harus memiliki karakteristik yang sesuai atau relevan dengan responden penelitian. Parameter yang penting dalam seleksi item adalah daya pembeda discrimation indexs. Daya pembeda aitem dapat diketahui melalui koefisien korelasi antara distribusi skor aitem dengan totalnya, dalam sebutan lain koefisien korelasi aitemtotal riX yang menggunakan rumus koefisien korelasi productmoment dari Pearson. Koefisien korelasi itemtotal yang diperoleh sering overestimated lebih tinggi dari yang sebenarnya dikarenakan adanya overlap anatara skor item dengan skor total. Agar memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai korelasi antara item dengan total dilakukan dengan koreksi terhadap efek spurious overlap atau yang sering disebut corrected item-total corelation . Adapun rumus korelasi item total dan koreksinya adalah sebagai berikut ini Azwar 2006: 60 - 62: Keterangan: i = skor aitem X = skor skala n = banyaknya subjek = koefisien korelasi item-total setelah dikoreksi dari efek spurious overlap = koefisien korelasi item-total sebelum dikoreksi