Pengaruh antara Gaya Kognitif Kecerdasan Intrapersonal dengan

emosional, malas belajar, pemalu, kurang bisa menyelesaikan suatu permasalahan, senang menunda-nuda seuatu, mudah putu asa. Selain itu, disebutkan pula beberapa kelebihan yang dimiliki siswa diantaranya yaitu: cepat memahami sesuatu, tepat waktu, ramah, mudah bergaul, unggul dalam bidang seni, mampu memberikan solusi dalam permasalahan, suka menolong, sabar, optimis, fokus pada suatu pekerjaan, memiliki jiwa kepemimpinan, bertanggung jawab, suka akan hal-hal yang baru. Kewirausahaan sebagai salah satu bidang mata pelajaran serta aplikasinya dalam kehidupan,memerlukan karakter manusia yang mampu mengorganisasi dirinya sendiri dengan baik. Jika siswa mampu mengelola dirinya sendiri dengan baik, maka bukan suatu hal yang mustahil mereka dapat mengelola bidang usaha atau orang lain dengan baik pula. Oleh karena itu, kecerdasan intrapersonal yang merupakan bentuk kemampuan manusia terkait dengan dirinya sendiri perlu untuk dikembangkan. Thomas Armstrong 2002 menuliskan beberapa cara untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal seseorang. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut: 1 Mendatangi bimbingan individu atau psikoterapi. 2 Mempelajari “peta diri” dalam sosiologi dunia barat danatau filososi timur. 3 Belajar bermeditasi. 4 Menuliskan autobiografi diri sendiri. 5 Menciptakan ritual pribadi atau ritual perjalanan hidup. 6 Membaca buku-buku tentang motivasi. 7 Memiliki tempat yang tenang untuk introspeksi. 8 Mempelajari sesuatu yang baru, misalnya keterampilan, bahasa, atau kumpulan pengetahuan dalam bidang yang diminati secara otodidak. 9 Memulai bisnis sendiri. 10 Mengembangkan hobi atau minat yang berbeda dari orang banyak. 11 Mengikuti pelajaran tentang latihan bersikap tegas atau pengembangan kepercayaan diri. 12 Mengikuti serangkaian tes yang dirancang untuk menilai kekuatan dan kelemahan khusus diri dalam berbagai bidang. 13 Menentukan sasaran jangka pendek dan jangka panjang dan kemudian tindak lanjuti rencana tersebut. 14 Menghadiri seminar yang dirancang untuk mengajar mengenal diri atau “diri” sendiri. 15 Membuat buku atau catatan harian untuk merekam gagasan, perasaan, sasaran, dan kenangan. 16 Mengamati biografi dan autobiografi orang besar yang memilki kepribadian hebat. 17 Melibatkan diri dalam perilaku yang meningkatkan harga diri sehari-hari. 18 Mengikuti kegiatan keagamaan secara teratur. 19 Melakukan sesuatu yang menyenangkan diri anda sekurang-kurangnya satu kali sehari. 20 Menyediakan cermin untuk mengamati ekspresi dalam keadaan batin atau keadaan pikiran yang berbeda-beda. 21 Meluangkan waktu sepuluh menit setiap petang untuk meninjau kembali secara mental berbagai macam perasaan dan gagasanyang dialami. 22 Meluangkan waktu dengan orang yang mempunyai rasa diri yang kuat dan wajar. Selain dari diri manusia itu sendiri, peran dari luar juga memiliki pengaruh terhadap kecerdasan intrapersonal seseorang. Orang tua, guru, dan sekolah sebagai salah satu lingkungan belajar siswa juga dapat memberikan kontribusi untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal siswa. Menurut Thomas Armstrong 2002 ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan intrapersonal siswaanak. Cara-cara tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: 1 Sesi Refleksi Satu Menit Selama pelajaran, diskusi, penelitian, atau kegiatan lain, sebaiknya siswa mendapatkan waktu untuk mawas diri atau merenung. Sesi refleksi satu menit memberikan waktu bagi siswa untuk mencerna informasi yang telah mereka terima atau menghubungkan informasi dengan peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sendiri. Pendekatan ini dapat dilakukan setiap saat selama waktu sekolah. Namun, kegiatan ini paling cocok dilakukan setelah penyajian informasi yang penting dalam pembelajaran. Selama sesi satu menit ini dapat dipersingkat atau diperlama siswa tidak boleh berbicara, dan hanya merenungkan apa yang baru saja direpresentasikan dengan cara mereka masing-masing. Biasanya suasana yang tenang merupakan lingkungan yang cocok untuk refleksi, atau sesekali dapat dengan memutar musik yang dapat digunakan sebagai latar belakang. Siswa jangan sampai merasa dipaksa untuk berbagi perasaan tentang apa yang mereka renungkan, tetapi tentu ada manfaat jika bertanya kepada siswa apakah ada yang mau menyampaikan pemikirannya. 2 Hubungan Materi Pelajaran dengan Pengalaman Pribadi Pertanyaan besar yang dihadapi siswa dengan kecerdasan intrapersonal kuat selama belajar di sekolah adalah “ Apa kaitan semua ini dengan hidupku?”. Guru bertugas membantu siswa menjawab pertanyaan ini dengan bekesinambungan untuk menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan pribadi siswa. Oleh karena itu, guru harus mampu merangkaikan asosiasi. Perasaan, dan pengalaman pribadi kedalam proses pembelajaran. Guru dapat memasukkan materi pribadi tersebut kedalam proses belajar mengajar dengan pertanyaan “Siapa yang pernah....”, “Kalian mungkin bertanya-tanya apa hubungan semua ini dengan hidup kita. Ya, jika kalian pernah punya rencana...”, atau berupa permintaan “Bayangkan kembali masa kecil kita...”. Kemudian siswa diminta untuk menceritakan pengalaman mereka dan kemudian dihubungkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. 3 Waktu Memilih Memberikan pilihan kepada siswa merupakan prinsip dasar pendidikan dan sekaligus merupakan strategi pembelajaran intrapersonal. Strategi ini dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat keputusan tentang pengalaman belajarnya. Semakin sering siswa memilih diantara pilihan yang ada, semakin tinggi pula tanggung jawab yang terbentuk. Pilihan-pilihan yang diberikan dapat sedikit terbatas, misalnya “ Kalian dapat memilih mengerjakan nomor 1 atau 2”, atau dapat pula signifikan dan terbuka, misalnya “ Pilihlah tugas yang ingin kalian kejakan selama satu minggu ini”. Pilihan dapat berkaitan dengan isi, misalnya “ Pilihlah topik yang ingin kalian gali”, atau dengan proses, misalnya “ Pilihlah metode presentasi dari tugas yang kalian kerjakan dari daftar ini”. Oleh karena itu, guru harus mampu memperkaya pengalaman pengambilan keputusan yang dapat diperoleh siswa di sekolah. 4 Momentum Mengekspresikan Perasaan Pendekatan ini menganjurkan bahwa selama proses belajar mengajar guru bertanggung jawab untuk menciptakan momen-momen sehingga siswa dapat tertawa, merasa marah, mengungkapkan pendapat yang keras, tersentuh oleh suatu topik, atau mengalami emosi-emosi lain. Guru dapat membantu menciptakan momen mengekspresikan perasaan ini melalui beberapa cara: pertama, dengan memperagakan emosi tersebut sendiri ketika mengajar, kedua, dengan membuat siswa merasa aman untuk mengekspresikan emosi di kelas memberi izin, tidak melarang kritik, dan mengakui emosi-emosi yang muncul; dan akhirnya, dengan menyediakan pengalaman seperti film, buku, dan gagasan- gagasan yang kontroversial yang dapat membangkitkan reaksi yang melibatkan perasaan. 5 Sesi Perumusan Tujuan Salah satu karakteristik pelajar yang memiliki kecerdasan intrapersonal kuat adalah kemampuannya merumuskan tujuan-tujuan realistis bagi dirinya sendiri. Oleh karena itu, pendidik harus menyediakan kesempatan merumuskan tujuan bagi siswa. Tujuan ini dapat berupa tujuan jangka pendek atau tujuan jangka panjang. Sesi perumusan tujuan dapat berlangsung hanya dalam beberapa menit atau dapat dijalankan dalam perencanaan yang jauh selama beberapa bulan. Tujuan itu sendiri dapat berkaitan dengan hasil akademis “Akan sampai di ranking berpa kamu semester ini?’, hasil belajar yang lebih luas “ Harus sudah bisa apa kamu ketika lulus nanti?’, atau tujuan hidup “Jenis pekerjaan apa yang akan kamu jalani setelah lulus?”. Guru diharapkan untuk memberikan kesempatan setiap hari kepada siswa merumuskan tujuan bagi siswa sendiri. Guru dapat juga menunjukkan kepada siswa cara-cara yang berbeda untuk menyatakan tujuan-tujuan tersebut melalui kata-kata, gambar, dan lain-lain dan metode untuk membuat grafik kemajuannya.

5. Pengaruh antara Gaya Kognitif Kecerdasan Logika Matematika,

Linguistik, Interpersonal dan Intrapersonal dengan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Kewirausahaan Siswa SMK N 2 Yogyakarta Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan bahwa terdapat hubungan dan pengaruh yang postif serta signifikan antara variabel bebas dengan terikatnya secara simultan. Gaya kognitif kecerdasan logika matematika, linguistik, interpersonal dan intrapersonal dengan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa SMK N 2 Yogyakarta memiliki hubungan yang sangat kuat denan koefisien korelasi 0,852. Sedangkan pengaruh yang diberikan gaya kognitif kecerdasan logika matematika , linguistik, interpersonal dan intrapersonal terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa memiliki persamaan regresi = 30,380 + 0,768 1 + 0,270 2 + 0,587 3 + 0,332 4 yang berarti bahwa konstanta 30,380 menyatakan jika tidak ada kenaikan nilai dari semua variabel bebas maka nilai prestasi belajar kewirausahaan siswa adalah 30,380. Koefisien regresi 0,768; 0,270; 0,587 dan 0,332 menyatakan bahwa setiap penambahan satu skor nilai dari gaya kognitif kecerdasan logika matematika , linguistik, interpersonal dan intrapersonal akan memberikan kenaikan skor 0,768; 0,270; 0,587 dan 0,332. Signifikansi ditunjukkan dari nilai F hitung F tabel , dengan nilai F hitung = 59,757 dan nilai F tabel = 3,94. Hubungan dan pengaruh yang positif tersebut memiliki arti bahwa dengan gaya kognitif kecerdasan logika matematika, linguistik, interpersonal dan intrapersonal yang tinggi maka prestasi belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan juga akan tinggi. Begitu juga sebaliknya jika siswa memiliki gaya kognitif kecerdasan logika matematika , linguistik, interpersonal dan intrapersonal yang rendah maka prestasi belajar pada mata pelajaran kewirausahaan juga akan rendah. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan gaya kognitif dimensi kecerdasan manusia dimana dalam penelitian ini berupa kecerdasan logika matematika , linguistik, interpersonal dan intrapersonal sehingga akan mendukung terhadap peningkatan prestasi belajar kewirausahaan siswa. Cara-cara untuk mengembangkan dimensi kecerdasan seperti yang telah diuraikan sebelumnya perlu mendapatkan perhatian khusus bagi siswa, guru serta sekolah. proses pembelajaran yang baik dengan memperhatikan dimensi kecerdasan manusia akan memberikan peningkatan terhadap prestasi belajar. Prestasi belajar yang meningkat juga akan memberikan peningkatan mutu pendidikan sehingga perkembangan kemajuan bangsa juga akan meningkat. 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dan kemudian dilakukan analisis pada bab sebelumnya, maka dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan: 1. Gaya kognitif kecerdasan logika matematika dengan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa SMK N 2 Yogyakarta memiliki hubungan yang signifikan. Hubungan tersebut dalam kategori yang kuat dengan koefisien korelasi sebesar 0,746. Signifikansi diperoleh dari nilai t hitung t tabel , dimana nilai t hitung = 10,815 dan t tabel =1,658. 2. Gaya kognitif kecerdasan linguistik dengan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa SMK N 2 Yogyakarta memiliki hubungan yang signifikan. Hubungan tersebut termasuk dalam kategori kuat dengan koefisien korelasi sebesar 0,617. Signifikansi diperoleh dari nilai t hitung t tabel , dimana nilai t hitung = 7,555 dan t tabel =1,658. 3. Gaya kognitif kecerdasan interpersonal dengan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa SMK N 2 Yogyakarta memiliki hubungan yang signifikan. Hubungan tersebut termasuk dalam kategori kuat dengan koefisien korelasi sebesar 0,751. Signifikansi diperoleh dari nilai t hitung t tabel , dimana nilai t hitung = 10,953 dan t tabel =1,658. 4. Gaya kognitif kecerdasan intrapersonal dengan prestasi belajar mata pelajaran kewirausahaan siswa SMK N 2 Yogyakarta memiliki hubungan yang signifikan. Hubungan tersebut termasuk dalam kategori yang kuat dengan koefisien korelasi sebesar 0,610. Signifikansi diperoleh dari nilai t hitung t tabel , dimana nilai t hitung = 7,423 dan t tabel =1,658. 5. Terdapat hubungan yang signifikan antara gaya kognitif kecerdasan logika matematika, linguistik, interpersonal dan intrapersonal dengan prestasi belajar kewirausahaan siswa SMK Negeri 2 Yogyakarta. Hubungan tersebut dalam kategori sangat kuat dengan koefisien korelasi sebesar 0,852. Signifikansi diperoleh dari nilai F hitung F tabel , dengan nilai F hitung = 59,757 dan nilai F tabel = 3,94. 6. Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif kecerdasan logika matematika terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa SMK Negeri 2 Yogyakrta dengan persamaan regresi Y = 40,361 + 1,506X 1 . Sedangkan pengaruh yang signifikan teresbut ditunjukkan dengan nilai T hitung T tabel, dimana besarnya nilai T hitung = 10,796 dan nilai T tabel = 1,658. 7. Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif kecerdasan linguistik terhadap prestasi belajar kewirausahaan siswa SMK Negeri 2 Yogyakrta dengan persamaan regresi Y = 60,742 + 1,145X 2 . Sedangkan pengaruh yang signifikan teresbut ditunjukkan dengan

Dokumen yang terkait

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Perbandingan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Berasrama Dengan Nonasrama Di Smp Kharisma Bangsa Tangerang Selatan

6 45 123

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN KELAS XI DI SMK NEGERI 1 PANTAI CERMIN T.P 2016/2017.

0 3 29

PENGARUH GAYA BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI Pengaruh Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi.

0 1 45

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PRAKTIK INSTALASI LISTRIK DI SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 1 93

PENGARUH PROFESIONALISME GURU MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN KARAKTERISTIK SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

0 1 123

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN NON-KEJURUAN DI JURUSAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA.

1 1 151

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN.

0 0 11

HUBUNGAN MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN PRESTASI BELAJAR KOMPUTER AKUNTANSI SISWA KELAS XI DI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN AJARAN 20172018

0 0 17