Theory Of Constraints Metode Rata-rata Bergerak moving average Single Moving Average

3.2. Theory Of Constraints

Theory of Constraints TOC merupakan pengembangan dari Optimized Production Technology OPT. Nama lain dari TOC adalah OPT Throughware, synchronous production dan synchronous manufacturing. Teori ini menekankan bahwa performa optimum dari suatu sistem bukan merupakan hasil penjumlahan dari semua komponen sistem yang telah dioptimasi. Tetapi teori ini mengajak kita memahami pengaruh keterbatasan – keterbatasan yang ada pada suatu sistem terhadap performa optimum yang dapat dicapai sistem tersebut. Dengan menggunakan TOC, instansi dapat mencapai pengurangan Work in Process WIP dan persediaan barang jadi dalam jumlah besar, perbaikan yang nyata dalam mengatur penjadwalan operasi dan peningkatan profit 5 . Inti dari TOC adalah meliputi pengidentifikasian kendala – kendala sistem dan memutuskan bagaimana operasi dengan kendala – kendala tersebut untuk mencapai proses produksi yang sinkron. Ada dua hal mendasar yang menjadi penekanan utama dalam TOC. Pertama, filosofi yang menjadi pondasi bekerjanya prinsip TOC yang disebut paradigma TOC yang pada dasarnya terdiri dari lima langkah perbaikan terus menerus five steps for on going improvement. Kedua, proses berpikir TOC the thinking process of TOC.

3.3. Langkah – langkah

Theory of Constraint 6 Lima langkah The Five Focusing Steps of TOC dalam usaha untuk memperbaiki setiap elemen yang terdapat di dalam sistem tersebut adalah : 5 Donald W. Fogarty, John H. Blackstone, dan Thomas R. Hoffmann, Production Inventory Management, Ohio : South-Western Publiishing Co, 1991, hal. 656. 6 Ibid, Donald W. Fogarty, John H. Blackstone, dan Thomas R. Hoffmann. Hal 658 Universitas Sumatera Utara 1. Identifikasi kendala sebuah sistem Kendala – kendala ini dapat berupa bentuk barang, mesin, orang, tingkat permintaan atau berupa manajerial. Sangat penting untuk mengidentifikasi kendala dengan baik dan juga membuat prioritas berdasarkan pengaruhnya pada tujuan organisasi. 2. Eksploitasi kendala – kendala yang ada. Bagaimana memanfaatkan mensiasati pembatas kendala yang ada untuk memperbaiki kerja sistem lebih efektif dan efisien. Proses berpikirnya adalah lebih baik berpikir bagaimana membuat sistem berjalan baik dengan kendala yang ada, tidak langsung membuang kendala. Goldratt dalam bukunya memberi contoh lebih baik menajamkan mata gergaji yang ada jika masih mungkin dari pada langsung mengganti dengan yang baru. Jika kendala berupa fisik, maka tujuan dalam tahap ini adalah mensiasati kendala agar bekerja lebih efektif lagi, tapi jika kendala berupa kebijakan manajerial maka kendala ini jangan disiasati tapi harus dieliminasi dan diganti dengan kebijakan yang mendukung perbaikan sistem. 3. Subordinasi Semua bagian dari sistem yang dipandang non kendala harus diupayakan untuk mendukung secara maksimum keefektifan dari perbaikan kendala yang sudah ditentukan, bukan memperumit perbaikan kendala. Karena perbaikan throughput instansi, maka segala sumber daya yang ada harus disinkronisasikan. Universitas Sumatera Utara 4. Elevasi kendala sistem Jika perbaikan kendala yang paling kritis belum menunjukkan hasil setelah mengikuti langkah 1–3, maka usaha perbaikan yang keras harus dilakukan. Menurut Goldratt, saatnya menambah “kapasitas” kendala tersebut. Misalnya, jika kendala berupa sumber daya barang, mungkin harus dilakukan penambahan shift atau sub kontrak. Jika kendala berupa kualitas bahan baku Alat Tulis Kantor yang buruk atau suppliers yang tidak bisa diandalkan, maka mungkin harus mencari suppliers baru. Jika kendala berupa peraturan ataupun kebijakan mungkin harus dilakukan revisi dan penggantian kebijakan. Kadang kala untuk mengatasi kendala tersebut akan melibatkan investasi dana tambahan tapi hal ini perlu diusahakan sebagai cara terakhir. Langkah keempat ini berusaha mengatasi kendala selangkah demi selangkah sampai akhirnya kendala ini teratasi dan menjadi non kendala. 5. Kembali ke langkah 1 dan hindari inersia. Jika sebelum tiba pada langkah keempat, kendala yang ada sudah berhasil diatasi, maka kembali ke langkah pertama. Ketika berhasil mengatasi kendala terlemah dalam sistem menjadi non kendala, maka yang lain akan menjadi yang paling lemah prinsip perbaikan terus menerus. Setelah hal ini dilakukan maka hindari inersia. Universitas Sumatera Utara Skema proses perbaikan dengan pendekatan TOC dapat dilihat pada gambar 3.2.: Gambar 3.2. Skema Proses Perbaikan Secara Terus Menerus Proses berpikir TOC dan alat yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Proses Berpikir TOC dan Alatnya Sumber: Donald W. Fogarty, John H. Blackstone, dan Thomas R. Hoffmann, Production Inventory Management. Dalam mengimlementasikan lima langkah diatas, Goldratt membangun tiga proses berpikir TOC, yakni : a Menentukan apa yang akan diubah what make to change b Menentukan yang diubah menjadi apa what to change to Proses Berpikir TOC Tujuan Alat Tools apa yang akan diubah what make to change Mengidentifikasi permasalahan inti Current Reality Tree CRT diubah menjadi apa what to change to Membangun sebuah solusi sederhana dan praktis 1.Evaporative Cloud Conflict Resolution Diagram 2. Future Reality Tree bagaimana untuk menyempurnakan perubahan yang akan dilakukan how to accomplish the change Mengimplementasikan 1.Prerequisite Tree 2.Transition Tree Universitas Sumatera Utara c Menentukan bagaimana untuk menyempurnakan perubahan yang akan dilakukan how to accomplish the change.

3.3.1. Langkah-langkah membuat

Current Reality Tree CRT Alat ini menolong untuk mengidentifikasi hubungan sebab dan akibat dalam sebuah sistem. Disusun dari atas ke bawah dengan mengenali efek-efek yang tidak diinginkan undesireable effects UDEs dan menggambarkan penyebab-penyebab yang mungkin dari efek-efek yang telah muncul akibat- sebab. Langkah-langkah untuk menyusun CRT antara lain : a. Mengindentifikasi UDEs yang muncul di bagian yang sedang dianalisa. Daftarkanlah 5-10 UDEs. b. Hubungan antara beberapa UDEs jika terlihat ada relasi. Gambarkan hubungan sebab-akibat dengan anak panah yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. c. Hubungkan UDEs yang lain dengan hasil pada langkah ke-2. Periksa dengan cermat apakah setiap masukan dan panah penghubung telah memenuhi kriteria. Selesaikan sampai semua UDEs telah dihubungkan. d. Baca bagan dari bawah ke atas, periksa sekali lagi panah-panah yang menghubungkan. Buat perbaikan jika diperlukan. e. Tanya intuisi anda apakah diagram pohon yang telah dibuat mewakili bagian sistem yang sedang dianalisis. Jika belum, periksa setiap panah penghubung untuk membuat tambahan–tambahan kasus. Universitas Sumatera Utara f. Jangan ragu-ragu untuk memperluas bagan dengan menghubungkannya dengan UDEs yang lain meskipun belum tercantum dalam daftar. g. Tunjukkan kepada orang atau kelompok yang mengerti untuk mengetahui pakah asumsi anda dapat mereka pahami. h. Saat CRT telah selesai, analisalah inti permasalahan dari masalah tersebut. Contoh Current Reality Tree CRT dapat dilihat pada gambar 3.3.: Gambar 3.3. Contoh Current Reality Tree

3.3.2. Conflict Resolution Diagram

Conflict Resolution Diagram CRD atau yang biasa disebut evaporating cloud diagram ECD berguna untuk menyelesaikan konflik tersembunyi yang biasanya muncul pada masalah yang sudah kronik. Tujuannya : 1. Mengkonfirmasikan konflik yang sebenarnya muncul. 2. Mengidentifikasikan konflik yang membentuk permasalahan utama. 3. Menghilangkan konflik. 4. Menghindari kompromi. 5. Membuat solusi dimana kedua belah pihak yang konflik sama-sama menang. 6. Menghasilkan solusi yang merupakan terobosan baru dalam suatu masalah. Universitas Sumatera Utara 7. Mengidentifikasikan seluruh asumsi yang mendasari hubungan antarapermasalahan. Contoh Conflict Resolution Diagram CRD dapat dilihat pada gambar 3.4.: Gambar 3.4. Contoh Conflict Resolution Diagram

3.3.3. Future Reality Tree FRT

Future Reality Tree FRT juga merupakan salah satu tools TOC yang digunakan untuk mencari solusi suatu permasalahan. FRT digunakan untuk menverifikasi tindakan perbaikan yang akan diambil untuk menghasilkan DES Desireable Effects dan mengidentifikasikan konsekuensi lain yang tidak diinginkan yang dapat muncul akibat tindakan yang akan diterapkan hasil perenungan. Tujuan : 1. Melakukan uji efektivitas ide-ide sebelum diimplementasikan pada sumber daya yang ada seperti waktu, uang dan manusia. 2. Mengungkapkan apakah perubahan yang dihasilkan akan menghasilkan masalah-masalah baru setelah memecahkan suatu masalah. Universitas Sumatera Utara 3. Menyediakan alat-alat yang mampu memberikan akibat yang bermanfaat pada sistem secara keseluruhan. 4. Menyediakan alat yang efektif untuk mempengaruhi pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan. 5. Memberikan perancanaan awal untuk melakukan perubahan arah di masa depan.

3.3.4. Prerequisite Tree PRT

Prerequisite Tree PRT berguna untuk membantu mengimplementasikan keputusan yang telah diambil dalam metode sebelumnya. Pada tahap ini didentifikasi rintangan-rintangan terhadap hal-hal yang ingin dilakukan pada saat implementasi. Tujuan : 1. Mengidentifikasi rintangan-rintangan yang menghalangi tercapainya arah tindakan, tujuan maupun injeksi. 2. Mengidentifikasi kondisi yang dibutuhkan untuk menuju ke arah yang diinginkan. 3. Mengidentifikasikan urutan tindakan yang dibutuhkan menyadari arah tindakan yang diinginkan. 4. Menjembatani jurang antara Feature Reality Tree dan Transition Tree. Universitas Sumatera Utara

3.4. Peramalan

7

3.4.1. Peramalan Kualitatif

Peramalan kualitatif biasanya digunakan bila tidak ada atau sedikit data masa lalu tersedia. Dalam metode ini, pendapat pakar dan prediksi mereka dijadikan dasar untuk menetapkan permintaan yang akan datang. Beberapa metode kualitatif yang banyak dikenal antara lain: 1. Metode Delphi Metode ini merupakan cara sistematis untuk mendapatkan keputusan bersama dari suatu grup yang terdiri dari para ahli dan berasal dari disiplin yang berbeda. Grup ini tidak bertemu secara bersama dalam suatu forum untuk berdiskusi, tetapi mereka diminta pendapatnya secara terpisah dan tidak boleh saling berunding. Hal ini dilakukan untuk menghindari pendapat yang bias karena pengaruh kelompok. Metode ini dipakai dalam peramalan teknologi yang sudah digunakan pada pengoperasian jangka panjang. 2. Dugaan Manajemen Dalam hal ini, peramalan didasarkan pada pertimbangan manajemen, umumnya oleh manajemen senior. Metode ini akan akan cocok dalam situasi yang sangat sensitif terhadap intuisi dari suatu kelompok kecil orang yang karena pengalamannya mampu memberikan opini yang kritis dan relevan. 3. Riset Pasar Metode ini mengumpulkan dan menganalisa fakta secara sistematis pada bidang yang berhubungan dengan pemasaran. Salah satu teknik utama adalah 7 Makridakis, Spyros. 1998. Metode dan Aolikasi Peramalan. Jakarta: Binarupa Aksara. Universitas Sumatera Utara survey pasar yang akan memberikan informasi mengenai selera yang diharapkan konsumen, dimana informasi tersenut diperoleh dengan cara kuesioner. 4. Metode Kelompok Terstruktur Metode ini melibatkan orang-orang yang berpengalaman dalam berbagai bidang. Perbedaan dengan metode Delphi terletak pada interaksi antar anggota panel. Dalam metode ini terdapat diskusi antaranggota secara langsung sedangkan dalam metode Delphi sama sekali tidak ada interaksi lisan. 5. Analogi Historis Merupakan teknik peramalan yang didasarkan pada pola data masa lalu dari produk-produk yang dapat disamakan secara analogi. Analogi historis akan cenderung lebih baik untuk penggantian produk di pasar dan apabila terdapat hubungan substitusi langsung dari produk dalam pasar itu.

3.4.2. Peramalan Kuantitatif

Metode peramalan ini didasarkan pada data kuantitatif pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Metode yang baik yaitu yang memberi nilai-nilai perbedaan atau penyimpangan yang mungkin. Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat tiga kondisi berikut: 1. Adanya informasi tentang keadaan yang lain. 2. Informasi tersebut dapat dikuantifikasikan dalam bentuk data dapat diasumsikan bahwa pola yang lalu akan berkelanjutan pada masa yang akan datang. Universitas Sumatera Utara Adapun langkah-langkah melakukan peramalan secara kuantitatif Gambar 3.5 sebagai berikut: 1. Tentukan tujuan peramalan 2. Pembuatan diagram pencar scatter diagram 3. Pilih minimal dua metode peramalan yang dianggap sesuai 4. Hitung parameter-parameter fungsi peramalan. 5. Hitung kesalahan setiap metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil 6. Pilih metode yang terbaik, yaitu yang memiliki kesalahan terkecil. 7. Lakukan verifikasi peramalan. Gambar 3.5. Langkah-langkah Peramalan Secara Kuantitatif Langkah I Definisikan Tujuan Peramalan Langkah II Buat Diagram Pencar Langkah III Pilih Beberapa Metode Peramalan Langkah IV Hitung parameter-parameter Langkah V Hitung setiap kesalahan setiap metode Langkah VI Pilih Metode dengan kesalahan terkecil Langkah VII Melakukan Verifikasi Peramalan Universitas Sumatera Utara Ada dua kelompok besar metode kuantitatif, yaitu: a. Metode Time Series Metode time series dalah metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola dasarnya dapat diidentifikasi semata-mata atas dasar data historis dari serial itu. Dengan metode deret waktu dapat ditunjukkan bagaimana permintaan terhadap suatu produk tertentu bervariasi terhadap waktu. Sifat dari perubahan permintaan dari tahun ke tahun dirumuskan untuk meramalkan penjualan pada masa yang akan datang. Ada empat komponen utama yang mempengaruhi analisis ini, yaitu : a. Pola siklis, jika penjualan produk memilki siklus yang berulang secara periodik b. Pola musiman, jika pola penjualan berulang setiap periode c. Pola horizontal, jika nilai data berfluktuasi di sekitar nilai rata-rata. d. Pola trend, jika data memiliki kecenderungan untuk naikturun terus-menerus Dalam meramalkan biaya-biaya yang termasuk dalam biaya operasi dipergunakan pola trend karena biaya tersebut cenderung naik jika mesinperalatan semakin tua atau semakin lama jangka waktu pemakaiannya. Ada beberapa trend yang digunakan di dalam penyelesaian masalah ini yaitu : 1. Trend linier Bentuk persamaan umum : Y = a + bt sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan Universitas Sumatera Utara Yt = a + bt         2 2 t t n Y t tY n b t t n t b Y a t     2. Trend Eksponensial atau Pertumbuhan Bentuk persamaan umum : Y = ae bt sedangkan peramalannya mempunyai bentuk persamaan : Yt = ae bt         2 2 ln ln t t n Y t Y t n b t t n t b Y a t     ln ln 3. Trend Logaritma Y = a + b log t sedangkan bentuk peramalannya : Yt = a + b log t         2 2 log log log log t t n Y t tY n b t t n t b Y a t     log 4. Trend Geometrik Bentuk persamaannya : Universitas Sumatera Utara Y = at b sedangkan bentuk peramalannya : Yt = at b         2 2 log log log log log . log t t n Y t Y t n b t t n t b Y a t     log log 5. Trend Hyperbola Bentuk persamaan umumnya adalah : Y = t b a sedangkan peramalnnya : Yt = t b a         2 2 log log . log t n t Y t Y t n b t t n t b Y a t     log log log Adapun metode peramalan yang termasuk model time series adalah : 1. Metode Penghalusan Smoothing Metode ini digunakan untuk mengurangi ketidakteraturan musiman dari data yang lalu, dengan membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data masa lalu. Ketepatan dengan metode ini akan terdapat pada peramalan jangka pendek, sedangkan untuk peramalan jangka panjang kurang akurat. Metode ini terdiri dari: Universitas Sumatera Utara

a. Metode Rata-rata Bergerak moving average Single Moving Average

Merupakan peramalan untuk satu periode ke depan dari periode rata-rata. Rumus yang digunakan adalah: N X X X F t t N t t         1 1 1 ... Dimana: X i : data pengamatan periode i. N : jumlah deret waktu yang digunakan F t+1 : nilai peramalan periode t+1 Linear Moving Avarage Dasar dari metode ini adalah penggunaan moving average kedua untuk memperoleh penyesuaian bentuk pola trend. Double Moving Avarage Notasi yang diberikan adalah MA M x N, artinya M – periode MA dan N – periode NA Weigthed Moving Average Weighted moving average adalah metode perhitungan dengan cara mengalikan tiap-tiap periode dengan faktor bobot dan membagikannya dengan hasil produk yang merupakan penjumlahan faktor bobot. Formula metode Weighted Moving Average adalah: n t n t t t A w A w A w F        ... 2 2 1 1 dimana : w 1 : bobot yang diberikan pada periode t-1 Universitas Sumatera Utara w 2 : bobot yang diberikan pada periode t-2 w n : bobot yang diberikan pada periode t-n n : jumlah periode

b. Metode Exponential Smoothing Single Exponential SmoothingSES