BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN
6.1. Analisis Sistem
Supply Chain PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan
6.1.1. Bagian Supplier
Hasil pengamatan di bagian supplier adalah: 1. Berdasarkan jumlah bahan baku yang dikirim, PT. Coca-Cola Amatil
Indonesia yang bertindak sebagai supplier selalu dapat memenuhi jumlah permintaan dari PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan. Jumlah bahan
baku yang dikirim oleh supplier akan lebih besar 1,5 dari permintaan yang dilakukan oleh perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kerusakan
selama perjalanan dan mengantisipasi fluktuasi permintaan yang mungkin terjadi.
2. Kualitas bahan baku yang diterima perusahaan sudah memenuhi standard karena sebelum bahan baku diterima oleh bagian penerimaan, bagian quality
control akan memeriksa bahan baku tersebut. Jika telah sesuai standard maka bahan baku akan langsung diterima bagian gudang tetapi jika tidak sesuai
akan dikonfirmsai ke supplier. 3. Lead time penerimaan bahan baku adalah selama 2 minggu. Dari pengalaman
yang diperoleh, supplier mampu memenuhi waktu tersebut sehingga tidak ada keterlambatan yang terjadi. Satu bulan sebelum melakukan permintaan,
perusahaan harus mendapat informasi kebutuhan bahan baku dari semua
Universitas Sumatera Utara
bagian bagian yang membutuhkan. Oleh sebab itu, purchase order PO akan dikirim 2 minggu sebelum kebutuhan tersebut digunakan.
6.1.2. Bagian Persediaan Bahan Baku
Hasil pengamatan di bagian persediaan bahan baku adalah: 1. Pada pelaksanaan sistem penerimaan bahan sering terjadi kalau supplier
langsung menyerahkan barang ke User DepartmentRequestor dan tidak melalui receiver dan ketidakjelasan siapa yang bertanggung jawab terhadap
proses penerimaan. 2. Perusahaan telah menetapkan inventory bahan baku adalah untuk 1 bulan ke
depan dengan jumlah persediaan pengaman safety stock adalah sebesar 1,5 dari total kebutuhan 1 bulan. Dengan adanya safety stock tersebut, kontinuitas
produksi dapat berjalan walaupun terdapat fluktuasi permintaan. Akan tetapi jika safety stock tersebut tidak digunakan, akan mengakibatkan penumpukan di
gudang bahan baku karena pada pengiriman selanjutnya akan ada penambahan safety stock.
3. Aktivitas gudang bahan baku di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Medan sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena gudang bahan baku juga digunakan
sebagai gudang penyimpanan sparepart mesin-mesin perusahaan. Bahan baku sering terlihat berada di lantai dan tidak tertata dengan baik karena kapasitas
gudang bahan baku yang tidak mampu menampung keseluruhan bahan baku dan sparepart mesin.
Universitas Sumatera Utara
6.1.3. Bagian Produksi