seorang pengajar dituntut tidak hanya dapat menggunakan media, namun pengajar dapat mengajar materi dengan jelas dan dapat membuat peserta
didik paham sambil menjalankan program medianya. 4 Kualitas dokumentasi, meliputi tentang hasil tes peserta didik, hasil tugas
kelompok, dan tugas quesioner ataupun yang telah didokumentasikan seperti gambar, foto dan sebagainya.
2.2.2. Macam-Macam Evaluasi
Adapun macam-macam evaluasi media media pembelajaran dapat kita bagi menjadi dua bagian, yaitu:
1 Evaluasi formatif Asnawir 2002 mengemukakan bahwa “evaluasi formatif yaitu
suatu proses untuk mengumpulkan informasi tentang aktifitas dan efesiensi penggunaan media yang digunakan dalam usaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”. Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, maka data tersebut akan digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang
bersangkutan agar dapat digunakan lebih efektif dan efesien. 2 Evaluasi sumatif
Evalusasi sumatif ini merupakan kelanjutan dari evaluasi formatif yang telah dijelaskan diatas. Setelah data digunakan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan suatu
program evaluasi,
kemudian data tersebut
digunakan untuk menentukan apakah media pembelajaran tersebut dapat
digunakan atau tidak pada situasi dan kondisi tertentu. Evaluasi semacam inilah yang disebut sebagai evaluasi sumatif.
2.2.3. Tahapan dalam Evaluasi
Menurut Kemp dalam Susilana 2009 membagi tahapan evaluasi menjadi tiga tahap yaitu sebagai berikut.
1 Percobaan satu satu one-to-one trials Pada tahap ini dimaksudkan untuk kesan uji coba try-out
impression dan diberikan kepada pembelajar leaners secara individual, dan teknik pengukurannya dengan cara observasi, survey, dan interview.
2 Percobaan kelompok kecil small-group trials Tahap evaluasi kedua ini dilakukan pada fase persiapanversi draft,
dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dan kelebihan- kelebihan dari produk, diberikan kepada kelompok kecil berjumlah 8-20
peserta didik, dan teknik pengukurannya menggunakan cara-cara observasi, sikap, dan performance.
3 Percobaan lapangan field-trials Pada evaluasi tahap
ketiga ini dilakukan saat produk jadi
lengkapkomplit, dimaksudkan untuk penilaian produk, diberikan kepada peserta
didik kelas
regular, dan
teknik pengukuran
yang utama menggunakan performance dan sikap.
2.2.4. Tujuan Evaluasi Media
Tujuan dari evaluasi media pengajaran menurut Arsyad 2003: 174 adalah sebagai berikut: 1 Menentukan keefektifan media pengajaran, 2 Menentukan
apakah media dapat diperbaiki atau ditingkatkan, 3 Menetapkan apakah media itu cost-effektive dilihat dari hasil belajar peserta didik, 4 Memilih media yang sesuai
untuk digunakan dalam proses belajar-mengajar, 5 Menentukan apakah isi pelajaran sudah tepat disajikan dengan media itu, 6 Menilai kemampuan pengajar
menggunakan media, 7 Mengetahui apakah pengajaran benar-benar memberikan sumbangan terhadap hasil belajar, 8 Mengetahui sikap peserta didik terhadap
media pengajaran. Kekuatan dan kelemahan dari media pembelajaran yang telah dibuat oleh
pengajar biasanya dapat diketahui dengan lebih jelas setelah program tersebut dilaksanakan di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Hasil yang diperoleh dari
evaluasi akan member petunjuk kepada pengajar tentang bagian-bagian mana dari media pembelajaran tersebut yang sudah baik dan bagian mana pula yang belum
baik sehingga belum dapat
mencapai tujuan dari
pengembangan media pembelajaran yang diharapkan yang dalam hal ini terkait dengan percapaian tujuan
pembelajaran yang telah disusun. Atas dasar hasil evaluasi tersebut dapat dilakukan perbaikan-perbaikan yang
diperlukan, baik pada waktu media tersebut sedang digunakan maupun setelah media tersebut digunakan. Perbaikan yang dilakukan setelah media ini selesai
digunakan akan berguna untuk keperluan penyempurnaan media pada kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Terkait dengan uraian tersebut, Susilana 2009:207-212 berpendapat bahwa evaluasi media yang dilaksanakan pada dasarnya difokuskan kepada beberapa
tujuan yaitu: 1 Memilih Media Pendidikan yang akan Dipergunakan oleh Kelas
Tidak semua media yang dibuat oleh pengajar dan yang telah tersedia disekolah dapat digunakan dalam pembelajaran dikelas. Media
pembelajaran yang dapat digunakan di kelas semestinya harus benar-benar media yang telah dievaluasi dengan sebaik-baiknya sehingga media tersebut
benar-benar layak untuk digunakan. Adakalanya pengajar memaksakan media tertentu yang kurang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan sehingga bukan peningkatan proses pembelajaran yang dirasakan, sebaliknya beragam masalah baru akan
muncul misalnya komentar-komentar yang kurang penting yang terlontar dari peserta didik. Kondisi seperti ini tentu bukan hal yang diharapkan oleh
pengajar. Oleh karena itu sebelum pengajar menggunakan media dalam proses pembelajaran alangkah lebih baik jika evaluasi terlebih dahulu secara
cermat. Agar pembelajaran yang diterapkan pengajar kepada peserta didik dapat berjalan dengan baik dan dapat memenuhi tujuan dari pembelajaran
tersebut.
2 Untuk melihat prosedur penggunaan sesuatu alat Mekanisasi penggunaan suatu media merupakan salah satu bagian
penting dalam pengembangan media yang harus devaluasi. Prinsipnya,
media pembelajaran yang dibuat harus mudah digunakan oleh pemakai. Tidak jarang menemukan media dengan tampilan yang begiru bagus namun
pada saat akan digunakan mala macet atau bahkan susah untuk
dioperasikan. Hal tersebut harus dihindari sehingga media yang telah kita gunakan tidak sia-sia hanya karena persoalan teknis. Oleh karena itu
evaluasi media pun harus darahakan untuk melihat sejauh mana media yang digunakan memenuhi kelayakan teknis penggunaannya.
3 Untuk memeriksa apakah tujuan penggunaan alat tersebut telah tercapai Setiap media pembelajaran tentunya memiliki karateristik dan
manfaat yang berbeda antara media yang satu dengan yang lainnya terkait dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan dilakukan evaluasi kita
akan dapat mengukur sejauhmana media yang ada dengan keunggulan- keunggulannya tersebut dimanfaatkan secara optimal dalam meningkatkan
kualitas pembelajaran. Keberadaan media tersebut tentunya bukan sekedar untuk memamerkan berbagai media kepada peserta didik akan tetapi lebih
diarahkan untuk menfasilitasi pengalaman belajar tertentu yang hanya bias diperoleh melalui media tersebut.
4 Menilai kemampuan pengajar menggunakan media pendidikan Evaluasi media pembelajaran akan diarahkan untuk menilai sejauh
mana kemampuan seorang pengajar menggunakan media yang ada
disekolah termasuk juga media yang telah dikembangkan sendiri. Seringkali dtemukan dalam kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan media
pengajar kurang maksimal dalam menggunakannya. Hal tersebut mungkin saja diakibatkan karena pengetahuan dan keterampilan pengajar belum
memadai atau bahkan tidak menguasasi bagaimana cara menggunakan satu media.
Tidak jarang ada sekolah dengan fasilitas media yang memadai namun karena pengajarnya kuranag atau tidak mampu dalam menggunakan
media-media yang ada, akhirnya media-media tersebut sia-sia karena tidak dapat digunakan dengan maksimal. Padahal jika keberadaan media tersebut
ditunjang dengan kemampuan pengajar-pengajar dalam memanfaatkannya tentu akan sangat besar pengaruhnya terhadap pencapaian tujuan program
pembelajaran disekolah itu yang berujung pada pencapaian mutu pendidikan secara keseluruhan.
5 Memberikan informasi untuk kepentingan administrasi Media pembelajaran dan pemanfaatannya harus dikelola dengan baik
melalui proses pengadministrasian yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Keberadaan dan keberfungsian media di sekolah harus selalu dievaluasi
secara berkala
sehingga dapat
membantu peningkatannya
kualitas pembelajaran disekolah. Hasil evaluasi ini akan sangat bermanfaat untuk
menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan media termasuk aspek administrasinya. Sehingga media yang akan dibuat nanti memiliki kelebihan
dari media sebelumnya.
6 Untuk Memperbaiki Alat Media itu Sendiri Evaluasi media pada akhirnya akan terkait dengan kondisi media itu
sendiri. Media yang ada disekolah harus dievaluasi tingkat kelayakan pakainya setiap saat sehingga jika akan digunakan tidak ada masalah dan
langsung dapat dipakai. Dengan demikian melalui proses evaluasi media ini akan dapat teridentifikasi secara lengkap media-media mana saja yang
sudah rusak parah dalam kondisi rusak namun masih bagus dan layak dipakai.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kota Semarang. Waktu penelitian akan dimulai pada semester ganjil tahun pelajaran 20132014 pada bulan Juli 2013
sampai bulan Agustus 2013.
3.2. Jenis Penelitian
Berdasarkan lingkup
permasalahan yang
diteliti, penelitian
ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang disajikan dalam bentuk deskriptif.
Peneliti bertujuan mendeskripsikan segala sesuatu yang berkaitan dengan Evaluasi Kualitas media pembelajaran SMA Negeri di Kota Semarang.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian ini lebih
memusatkan pada masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian berlangsung.
“Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah scientific inquiry yang didasari oleh beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat
mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi” Watson dalam Danim, 2002. Fokus penelitian kuantitatif diidentifikasikan sebagai proses kerja yang
berlangsung secara ringkas, terbatas dan memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka. Penelitian ini
dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan antar variabel, menentukan
40