Hakikat Menyimak Pembelajaran Menyimak Fabel

29 proses pengklasifikasian hewan sebagai tokoh-tokoh dalam cerita. Klasifikasi hewan didownload dari internet, kemudian dialihbahasakan menjadi bahasa Jawa.

2.2.3.2 Hakikat Menyimak

Kegiatan menyimak hampir identik dengan kegiatan mendengar dan mendengarkan. Mendengar merupakan kegiatan pasif saja, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan sudah mulai melibatkan unsur kejiwaan yang berarti aktivitas mental sudah muncul hanya belum setinggi menyimak. Faktor kesengajaan dalam kegiatan menyimak cukup besar karena dalam kegiatan menyimak ada usaha untuk memahami simakan, sedangkan dalam kegiatan mendengarkan tingkatan pemahaman belum dilakukan Kamijan et al, 2003 : 7. Menurut Tarigan 1986 : 28 menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Menurut Anderson dalam Tarigan, 1986 : 28 menyimak adalah mendengarkan dengan penuh perhatian serta apresiasi. Sabarti dalam Sutari, 1997 : 17 menyatakan bahwa dalam kegiatan menyimak bunyi bahasa yang tertangkap oleh pendengar lalu diidentifikasi, dikelompokkan menjadi suku kata, kata, frase, klausa, kalimat hingga wacana. Kegiatan menyimak harus memperhatikan aspek nonkebahasaan, yaitu 1 tekanan keras lembutnya suara, 2 30 jangka panjang pendeknya suara, 3 nada tinggi rendahnya suara, 4 intonasi naik turunnya nada, dan 5 ritme pemberian tekanan pada kalimat . Adapun pendapat Tarigan 1991 : 4 menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi, menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang terkandung didalamnya. Menyimak melibatkan pendengaran, penglihatan, penghayatan, ingatan, dan pengertian. Kamijan et al 2003 : 6 menyebutkan menyimak adalah penerimaan pesan, gagasan, perasaan, dan pikiran seseorang. Menyimak merupakan kegiatan aktif yang melibatkan unsur-unsur kejiwaan: pikiran dan perasaan. Menyimak bermakna sebuah proses mendengarkan lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Tim Penyusun, 2007 : 1124 menyimak adalah mendengarkan memperhatikan baik-baik apa yang didengar atau dibaca. Menurut Sutari et al 1997 : 30 berdasar taraf hasil simakan terdapat beberapa jenis menyimak, sebagai berikut. 1. Menyimak terpusat Pikiran penyimak terpusat pada suatu perintah atau aba-aba, untuk mengetahui kapan saatnya mengerjakan suatu perintah. 31 2. Menyimak untuk membandingkan Penyimak menyimak pesan kemudian membandingkan isi pesan dengan pengalaman dan pengetahuan yang relevan. 3. Menyimak organisasi materi Yang dipentingkan oleh penyimak ialah mengetahui organisasi pikiran yang disampaikan pembicara, baik ide pokok maupun ide penunjangnya. 4. Menyimak kritis Penyimak mencoba menyimak secara kritis dengan cara menganalisis materi atau pesan yang disimaknya dengan meminta data atau informasi. 5. Menyimak kreatif dan apresiatif Penyimak memberikan reaksi lebih jauh terhadap hasil simakannya dengan memberikan respon baik fisik maupun mental. Setelah penyimak memahami ia memperoleh inspirasi yang dapat melahirkan pendapat baru sebagai hasil kreasinya. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa menyimak adalah mendengarkan dan memahami bahan simakan dengan penuh perhatian atau pemahaman yang bertujuan menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, dan gagasan yang terkandung dalam bahan simakan.

2.2.3.3 Manfaat menyimak