tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai VIF Variance Inflaction Factor dan nilai tolerance. Jika tolerance0,10 atau sama
dengan nilai VIF 10 maka data tersebut menunjukkan adanya multikolinieritas Ghozali, 2006:92.
3. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regrasi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Heteroskedastisitas terjadi jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada yang membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka terjadi
heteroskedastisitas Ghozali, 2006:105.
3.6.3 Uji Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda ini adalah analisis tentang hubungan antara satu dependent variable
dengan dua atau lebih independent variable Suharsimi, 2006:265. Analisis regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y= a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+ e Sugiyono, 2009:221
Keterangan: Y = variabel terikat yaitu proses keputusan pembelian
a = konstanta b = koefisien regresi variabel bebas
X
1
= kelengkapan produk X
2
= pelayanan e = standar error
3.6.4 Uji Hipotesis
a. Ujit Dalam penelitian ini dilakukan uji-t yang fungsinya adalah untuk mengetahui
pengaruh secara parsial antara variabel bebas X
1,
X
2,
dengan variabel terikat Y. Kriteria untuk penolakan dan penerimaan hipotesis adalah:
1 Nilai t
hitung
t
tabel
, maka Hipotesis nol Ho diterima dan hipotesis alternatif Ha ditolak
2 Nilai t
hitung
t
tabel
, maka Hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima
Atau dengan melihat signifikansi, yaitu:
1 Signifikansi t ≤ 0,05 maka hipotesis nol Ho akan ditolak dan Hipotesis
alternatif Ha diterima
2 Signifikansi t 0,05 maka hipotesis nol Ho akan diterima dan Hipotesis
alternatif Ha ditolak.
b. UjiF Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat. Kriteria untuk penolakan dan penerimaan hipotesis adalah:
1 Nilai F
hitung
F
tabel
, maka Hipotesis nol Ho diterima dan hipotesis alternatif Ha ditolak
2 Nilai F
hitung
F
tabel
, maka Hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima
Atau dengan melihat signifikansi, yaitu:
1 Signifikansi F ≤ 0,05 maka hipotesis nol Ho akan ditolak dan Hipotesis
alternatif Ha diterima 2
Signifikansi F 0,05 maka hipotesis nol Ho akan diterima dan Hipotesis
alternatif Ha ditolak.
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
1. Sejarah Perusahaan
Swalayan Bravo Bojonegoro merupakan salah satu dari bidang retail yang terdapat di kota Bojonegoro. Swalayan Bravo didirikan pada tanggal 12 Juni 1994
dengan nama Swalayan Bravo. Pada awalnya swalayan ini hanya menjual beberapa produk yang dihasilkan namun dengan kegigihan pihak pengelola maka makin lama
makin berkembang sampai saat ini. Swalayan Bravo berlokasi di kota dekat dengan perkantoran, rumah penduduk bahkan toko-toko yang ada disekitarnya.
Jadi dengan didirikannya Swalayan Bravo tersebut diharapkan dapat memperluas usaha yang telah ada, sedangkan langkah awal yang dilakukan oleh
pendirinya untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah memperluas dan memperbesar bangunan, menambah sarana dan prasarana yang dibutuhkan, merekut sejumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan dengan menerapkan sistem dan prosedur yang sesuai dengan perkembangan bentuk usaha yang telah didirikannya.
2. Tujuan Didirikan Swalayan Bravo
Sebagai suatu perusahaan Swalayan Bravo didirikan dengan tujuan sebagai berikut: