10
dilakukan. Peneliti tertarik melakukan penelitian tentang penggunaan metode examples non examples
sebagai metode untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa.
Dalam penelitian ini, peneliti juga berusaha memudahkan siswa dalam pembelajaran tanpa memerlukan biaya, tempatnya dekat, dan dapat dilakukan
kapan saja, yaitu dengan media objek langsung. Adapun objek yang dapat diamati adalah lingkungan sekitar sekolah, sehingga mudah terjangkau dan efisien.
2.2 Landasan Teoretis
Landasan teoretis pada penelitian ini menggunakan bahan kajian yaitu teori konsep dasar puisi dan metode examples non examples. Landasan teoretis
yang merupakan konsep dasar puisi adalah 1 pengertian keterampilan menulis puisi, 2 hakikat puisi, 3 metode examples non examples.
2.2.1 Pengertian Keterampilan Menulis Puisi
Keterampilan menulis puisi merupakan wujud komunikasi secara tidak langsung yang menekankan pada ekspresi diri, emosi, gagasan, dan ide.
Keterampilan menulis puisi digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan, dan mempengaruhi pembaca.
Wagiran dan Doyin 2005: 4 mengungkapkan bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif yang lebih banyak melibatkan cara berpikir divergen
menyebar daripada konvergen memusat. Menulis hampir sama dengan melukis. Penulis mempunyai banyak gagasan untuk ditulisnya. Kendatinya secara
teknis ada kriteria-kriteria yang dapat diikutinya, tetapi wujud yang akan
11
dihasilkan itu sangat bergantung kepada kepiawaian penulis dalam mengungkapkan gagasannya.
Menurut Mulyati 2000: 223 menulis pada hakikatnya menyampaikan ide atau gagasan dan pesan dengan menggunakan lambang grafis atau tulisan. Begitu
juga dengan keterampilan menulis puisi pada hakikatnya juga bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan pesan penyairnya yang didukung oleh ketepatan
pengungkapan gagasan dan ketepatan bahasa sastra, serta sebaiknya di dukung oleh konteks dan penggunaan majas.
Menulis puisi sebenarnya mengungkapkan gagasan dalam bentuk puisi. Dalam menulis puisi kita harus memiliki kata-kata yang tepat, bukan hanya tepat
maknanya, melainkan juga harus tepat bunyi-bunyinya dan menggunakan kata- kata itu sedemikian rupa sehingga menimbulkan kesan estetis Wiyanto 2005: 57.
Nurhadi 1995: 343 mengungkapkan keterampilan menulis puisi merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang paling tinggi tingkatnya.
Menulis adalah suatu proses penuangan ide atau gagasan dalam bentuk paparan bahasa tulis berupa rangkaian simbol-simbol bahasa huruf. Jadi, dapat dilihat
bahwa tujuan menulis adalah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang
digunakan. Dengan demikian, keterampilan menulis menjadi salah satu cara berkomunikasi karena dalam pengertian tersebut muncul satu kesan adanya
pengiriman dan penerimaan pesan. Pembelajaran menulis puisi di SMP dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi karya
12
sastra. Hal itu berkaitan erat dengan pelatihan mempertajam perasaan, penalaran, dan daya khayal Prasetyo 2007:1.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan menulis puisi adalah kegiatan mengungkapkan gagasan, ide, pikiran, dan perasaan ke dalam
bentuk puisi dengan memanfaatkan pengalaman yang pernah dilihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan nyata.
Penelitian keterampiln menulis juga pernah dilakukan oranglain di luar negeri, diantaranya oleh Dr. Cecilia B-Ikeguchi 1997 berjudul ”Teaching
Integrated Writing Skills ”. Makalah ini menyajikan suatu teknik intregasi di Kelas
Menulis Advance yang telah terbukti berhasil dalam mengajarkan keterampilan menulis dengan memadukan atau mengintregasikan membaca, berbicara, dan
mendengarkan. Menulis dengan fokus pada keterampilan terintregasi ini merupakan laporan yang telah berhasil dan efektif untuk membelajarkan teknik
yang digunakan dengan mahasiswa Jepang dalam Menulis Advance Classes.
2.2.2 Hakikat Puisi