1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan alat komunikasi dalam suatu masyarakat. Oleh karena itu, setiap masyarakat pasti memiliki bahasa. Berdasarkan wujudnya, bahasa dapat
dibedakan menjadi bahasa lisan dan bahasa tulis. Bahasa lisan merupakan bahasa primer. Sedangkan bahasa tulis merupakan bahasa sekunder. Bahasa tulis tetap
memiliki manfaat penting, meskipun sebagai bahasa sekunder. Sesuatu yang sulit diungkapakan secara lisan, sering kali mudah diungkapkan dengan bahasa tulis.
Sebagai contoh, sebuah karya sastra banyak yang disampaiakan dengan bahasa tulis.
Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang memiliki sifat keterpaduan dengan keterampilan berbahasa yang
lainnya. Keempat keterampilan berbahasa tersebut tidak dapat dipisahkan dan hendaknya tidak ada yang lebih ditonjolkan. Walaupun demikian, pada praktiknya
salah satu keterampilan berbahasa tersebut lebih menonjol dimiliki oleh siswa. Misalnya, seoarang siswa lebih gemar membaca daripada menulis. Hal ini
disebabkan dalam keterampilan membaca siswa tidak perlu banyak berpikir, sedangkan dalam keterampilan menulis merupakan wujud komunikasi secara
tidak langsung sehingga siswa tidak boleh asal menulis, tetapi perlu berpikir ketika melakukan keterampilan menulis.
2
Salah satu karya sastra yang banyak disampaikan dengan bahasa tulis adalah puisi. Puisi merupakan sarana untuk menyampaikan gagasan, ide,
informasi, maupun kritikan dalam masalah kehidupan. Dalam dunia pendidikan, dengan puisi siswa dapat mengekspresikan perasaan, pengalaman, maupun
pendapat mengenai berbagai permasalahan. Salah satu wujud keterampilan menulis yang dapat dilakukan oleh siswa
yaitu keterampilan menulis puisi. Keterampilan menulis puisi tidak datang begitu saja dan bukan merupakan bakat yang ada sejak lahir, tetapi seperti keterampilan
lainnnya yang harus dipelajari dan dilatih terus menerus. Pembinaan terhadap kemampuan dan keterampilan menulis puisi di
sekolah hendaknya dilakukan sejak dini secara terprogram dan berorientasi pada pengembanagan kompetensi siswa. Pembelajaran menulis puisi tidak cukup hanya
melalui penjelasan guru saja. Namun harus melalui latihan-latihan dan praktik, serta mendapat bimbingan yang sistematis setahap demi setahap sehingga siswa
benar-benar mengerti dalam membuat puisi. Unsur penyebab ketidakberhasilan dalam pembelajaran menulis puisi,
antara lain yaitu kesulitan siswa dalam melakukan aktivitas menulis puisi maupun kekurangtepatan guru dalam memilih strategi dan metode serta media dalam
pembelajaran menulis puisi. Hal ini yang sangat mungkin menjadikan pelajaran menulis puisi menjadi hal yang kurang menarik dan membosankan. Ada beberapa
unsur yang memengaruhi pencapaian hasil belajar yang optimal dalam kegiatan belajar mengajar, antara lain tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran,
metodeteknikpendekatan yang tepat, media pembelajaran, dan unsur evaluasi.
3
Dalam pembelajaran menulis puisi di SMP Negeri 2 Sayung Kabupaten Demak khususnya di kelas VIIC, minat dan kemampuan siswa dalam menulis puisi masih
rendah. Hal ini disebabkan guru masih bersifat teoretis atau hanya menerangkan teorinya dalam menyampaikan pelajaran. Guru belum menggunakan metode dan
media pembelajaran yang menarik Oleh karena itu, seorang guru harus memiliki kecerdasan dalam memilih
metode dan media pembelajaran yang tepat. Salah satu metode yang dapat diaplikasikan untuk meningkatkan kualitas dan kegemaran siswa dalam menulis
puisi adalah dengan melalui metode examples non examples yaitu pembelajaran dengan melihat gambar dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga
pembelajaran semakin menarik dan tidak membuat siswa merasa bosan.
1.2 Identifikasi Masalah