Tabel 2.1 Sintak model pembelajaran kooperatif Fase-fase
Perilaku Guru Fase 1:
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan peserta didik siap belajar
Fase 2: Menyajikan informasi
Mempresentasikan informasi kepada peserta didik secara verbal
Fase 3: Mengorganisir peserta didik
ke dalam tim-tim belajar Memberikan penjelasan kepada peserta didik
tentang tata cara pembentukan tim belajar
Fase 4: Membantu kerja tim dan
belajar Membantu tim-tim belajar selama peserta didik
mengerjakan tugasnya
Fase 5: Mengevaluasi
Menguji pengetahuan peserta didik mengenai berbagai materi pembelajaran atau tiap
kelompok mempresentasikan hasil belajarnya
Fase 6: Memberikan pengakuan atau
penghargaan Mempersiapkan cara untuk mengakui usaha dan
presentasi individu maupun kelompok
Keuntungan pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Sugiyanto 2010: 43 diantaranya: 1 meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial,
2 memungkinkan para siswa saling belajar mengenal sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan, 3 memudahkan siswa
melakukan penyesuaian sosial, 4 menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois, 5 membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa
dewasa, 6 meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan
orientasi tugas.
2.2 Model Pembelajaran Kooperatif Student Team Achievement
Division STAD
Student Team Achievement Division STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari universitas John Hopkins. Model pembelajaran
kooperatif STAD dipandang paling sederhana dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Para guru menggunakan model STAD untuk mengajarkan informasi
akademik baru kepada siswa setiap minggu, baik melalui penyampaian langsung maupun tertulis Sugiyanto, 2010: 44. Pembelajaran kooperatif STAD membagi
siswa menjadi beberapa kelompok dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan kognitif yang berbeda-beda dan bila mungkin berasal dari suku atau
budaya yang berbeda. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan
dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama-sama, saling membantu antar anggota kelompok, serta membahas jawaban tugas yang
diberikan guru. Tujuan utamanya adalah memastikan bahwa setiap kelompok dapat menguasai konsep dari materi yang telah dipelajari
Rahmat, 2012. Enam fase dalam model pembelajaran kooperatif STAD menurut Ibrahim,
sebagaimana dikutip oleh Purnaningtyas 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.2. Kelebihan model pembelajaran kooperatif STAD menurut Davidson, sebagaimana
dikutip oeh Asma 2006: 26 antara lain: 1 dapat meningkatkan kecakapan individu karena siswa tidak lagi
menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri,
2 menghilangkan prasangka buruk terhadap teman sebaya karena setiap keputusan yang dibuat adalah tanggung jawab bersama,
3 tidak menimbulkan kompetisi dalam diri siswa karena siswa berprestasi tinggi akan membantu siswa berprestasi rendah dalam mencapai tujuan
belajar sehingga dapat membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari akan keterbatasannya serta menrima segala perbedaan,
4 meningkatkan komitmen untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan harga diri, hubungan
interpersonal yang positif dengan orang lain, mengembangkan keterampilan mengatur waktu dan sikap positif terhadap sekolah,
5 meningkatkan kecakapan kelompok tanpa takut untuk mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata dan membandingkan dengan ide orang lain.
Meskipun terdapat banyak keuntungan, pembelajaran kooperatif STAD juga memiliki beberapa kelemahan seperti yang diungkapkan oleh Slavin,
sebagaimana dikutip oleh Asma 2006: 27 yaitu: 1 adanya ketergantungan
sehingga kontribusi siswa yang berprestasi rendah menjadi kurang, 2 tidak dapat sepenuhnya mengatasi masalah yang muncul dalam kelompok kecil, dan 3 dapat
memunculkan kekecewaan atas peran siswa yang lebih dominan. Tabel 2.2 Fase dalam model pembelajaran kooperatif STAD
Indikator Aktivitas Guru
Fase-1 Menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotivasi siswa Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar
Fase-2 Penyajian informasi
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan
Fase-3 Mengorganisasikan siswa kedalam
kelompok belajar Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan transisi secara evisien.
Fase-4 Membimbing kelompok untuk bekerja
dan belajar Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka
Fase-5 Melakukan diskusi antar kelompok
Memperhatikan presentasi yang dilakukan setiap kelompok
Fase-6 Evaluasi
Memberikan evaluasi secara individu terhadap materi yang telah dibahas
Model pembelajaran kooperatif STAD dalam implementasinya sangat memerlukan tekad, inovasi dan kesabaran guru dalam merancang pembelajaran
sehingga peserta didik benar-benar menjadi tertarik untuk mengikuti pembelajaran.
Penerapan model pembelajaran kooperatif STAD dapat menjadikan siswa memperoleh pengalaman hidup bersama melalui kerja sama dalam
kelompok, mampu memberikan sikap positif dan percaya diri, karena dalam pembelajaran terdapat ketergantungan positif. Ketergantungan semacam ini
selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok. Jadi hal yang menarik
dari pembelajaran ini adalah adanya harapan selain memiliki dampak pembelajaran, yaitu berupa peningkatan hasil belajar peserta didik student
achievement juga mempunyai dampak pengiring seperti keterampilan sosial Sunilawati, 2013.
2.3 Media Pembelajaran Papan