PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES
Lampiran 557 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
32. PENJAMINAN,
KOMITMEN DAN
GUGATAN HUKUM lanjutan
32. GUARANTEES,
COMMITMENTS AND
LAWSUITS continued c.
Gugatan hukum lanjutan
Pada bulan April 2009, melalui Pengadilan Tata Usaha Negara PTUN di Makassar,
Kepala Badan Pertanahan Nasional BPN Mamuju Utara digugat oleh PT Indonesia
Unggul Bersatu IUB untuk membatalkan sertifikat
HGU seluas
30.442 hektar
di Kabupaten
Mamuju Utara,
yang telah
diterbitkan untuk empat entitas anak yaitu PT Mamuang, PT Letawa, PT Suryaraya Lestari
dan PT Pasangkayu. Sehubungan dengan perkara tersebut, pada bulan Juni 2009 ke-
empat
entitas anak
tersebut melakukan
intervensi untuk membela kepentingannya atas sertifikat HGU tersebut. Pada bulan
Nopember 2009,
PTUN memutuskan
memerintahkan BPN
untuk membatalkan
penerbitan sertifikat
HGU. Atas
putusan tersebut, pada bulan Desember 2009 ke-
empat entitas anak menyatakan banding dan pada bulan Mei 2010 Pengadilan Tinggi Tata
Usaha Negara
PTTUN Makassar
memutuskan membatalkan putusan PTUN tersebut diatas. Pada bulan Juli 2010 IUB
mengajukan kasasi dan pada bulan Agustus 2010 ke-empat entitas anak mengajukan
kontra memori kasasi. Pada bulan November 2011, Mahkamah Agung Republik Indonesia
menyatakan gugatan IUB tidak dapat diterima. Pada bulan Oktober 2012, IUB mengajukan
peninjauan
kembali dan
sampai dengan
tanggal laporan keuangan konsolidasian ini masih dalam proses di Mahkamah Agung
Republik Indonesia.
c. Lawsuits continued
In April 2009, through the State Administrative Court PTUN in Makassar, Head of National
Land Office BPN of North Mamuju received a lawsuit from PT Indonesia Unggul Bersatu
IUB to revoke the certificate of HGU of 30,442 hectares at North Mamuju district which had
been issued for four subsidiaries, namely PT Mamuang,
PT Letawa,
PT Suryaraya
Lestari and PT Pasangkayu. In relation to this case, in June 2009, the four subsidiaries
submitted an intervention memorandum to defend their right of the HGU certificates. In
November 2009, PTUN decided commanding BPN
to revoke
the issuance
of those
certificates. In
response to
the PTUN’s
decision, in
December 2009
the four
subsidiaries declared
to appeal
and in
May 2010 the
High Administrative
Court PTTUN of Makassar decided to revoke the
PTUN’s decision. In July 2010, IUB submitted a cassation
and in
August 2010 the
four subsidiaries submitted a contra memory of
cassation. In November 2011, the Supreme Court of the Republic of Indonesia decided to
decline IUB lawsuit. In October 2012, IUB submitted a Judicial Review and up to the date
of these consolidated financial statements, the case is still in process in the Supreme Court of
the Republic of Indonesia.
33. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN
33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT
Risiko keuangan Financial risks
Aktivitas Grup menghadapi berbagai macam risiko keuangan, terutama: risiko nilai tukar mata uang
asing dan risiko fluktuasi harga CPO. The Group’s activities are exposed to certain
financial risks, mainly: foreign exchange rate and fluctuation of CPO price risks.
Sebagian besar bisnis Grup bergantung pada kondisi
pasar komoditas
CPO dan
untuk mendukung stabilitas keuangan operasional, Grup
mengambil kebijakan
yang sedapat
mungkin meminimalisasi dampak risiko keuangan.
Majority of the Group’s business depends on the CPO market condition and to support its financial
stability, the Group adopts a policy to minimise the impact of the financial risks.
PT ASTRA AGRO LESTARI Tbk DAN ENTITAS ANAKAND SUBSIDIARIES
Lampiran 558 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS
31 DECEMBER 2012 AND 2011
Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated
33. MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan
33. FINANCIAL RISK MANAGEMENT continued
Risiko keuangan lanjutan Financial risks continued
Melalui pendekatan yang terkoordinasi, Grup menerapkan sistem penerimaan kas di depan
untuk penjualan domestik produk utamanya dan kebijakan
perencanaan keuangan
yaitu pengelolaan penerimaan dalam mata uang asing
disesuaikan dengan kebutuhan operasional dan saldo liabilitas moneter dalam mata uang asing
lindung nilai alamiah. Through a coordinated approach, the Group
implements a system of cash received in advance for domestic sales transactions of its main product
and financial planning policies such as managing cash receipts in foreign currency based on
operational needs and balance of monetary liabilities in foreign currency natural hedging.
Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan antara lain dengan memonitor profil jatuh tempo pinjaman dan
sumber pendanaan, menjaga saldo kecukupan kas dan setara kas serta memastikan tersedianya
pendanaan dari sejumlah fasilitas kredit yang ada dan kesiapan untuk menghadapi perubahan pasar.
The liquidity risk management includes managing the profile of loans maturities and funding sources,
maintaining sufficient cash and cash equivalents, and ensuring the availability of funding from
existing credit facilities and the ability to face the market changes.
Tidak terdapat konsentrasi risiko kredit signifikan karena Grup menerapkan sistem penerimaan
dimuka atas penjualan domestik produk utamanya, sedangkan nilai penjualan ekspor relatif tidak
signifikan dan penerimaan kasnya kurang dari satu bulan.
There is no concentration of significant credit risk as the Group implements a system of cash
received in
advance for
domestic sales
transactions of its main product, while the export sales amount is relatively not significant and the
cash receipt is less than one month.
Nilai eksposur maksimal risiko kredit tercermin pada setiap aset keuangan yang tercatat pada
laporan posisi keuangan konsolidasian. The maximum exposure of credit risk is reflected in
each financial asset recorded in the consolidated statements of financial position.
Seluruh piutang dilakukan evaluasi secara periodik sehingga dapat diantisipasi kolektibilitasnya.
All receivables are evaluated periodically in which the collectibility can be anticipated.
Profil jatuh tempo pinjaman jangka pendek adalah 3 bulan sejak tanggal penarikan dan untuk utang
usaha adalah berkisar 14 sampai dengan 45 hari. The maturity profile for short-term borrowings is 3
months from drawn down date and for trade payables it is in the range of 14 to 45 days.
Sesuai kondisi saat ini, Grup mengelola risiko fluktuasi suku bunga pasar dan selisih kurs yang
berasal dari pinjaman jangka pendek melalui pertimbangan penggunaan fasilitas kredit dalam
bentuk Rupiah atau mata uang asing dan secara aktif mencari biaya modal yang lebih kompetitif.
Based on current condition, Group manages the fluctuation of market interest rate and foreign
exchange risk arising from short-term borrowings through considering the usage of credit facilities in
Rupiah or foreign currency and actively seeks for a competitive cost of capital.
Pada tanggal 31 Desember 2012, apabila tingkat suku bunga pinjaman lebih tinggi atau lebih rendah
100 basis poin dengan asumsi variabel lainnya tidak mengalami perubahan, maka laba setelah
pajak Grup akan turunnaik sebesar Rp 772 juta 2011: Rp nihil.
As at 31 December 2012, if borrowings interest rates had been 100 basis points higherlower with
all other variables held constant, the Group’s profit after tax would decreasedincreased by Rp 772
million 2011: Rp nil.
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan tidak berbeda signifikan dengan nilai tercatat yang
ada pada laporan posisi keuangan. The fair value of financial assets and financial
liabilities is not significantly different with the carrying amount recorded in the statements of
financial position.