peran aktif dari pegawai serta masyarakat sendiri harus dominan ke arah positif untuk keberfungsian sosial anak tuna rungu wicara nantinya.
Selain itu, dari hasil pengamatan langsung oleh peneliti, ketika proses belajar dan program keterampilan tidak ditemukannya tenaga pengajarnya karena terbatasnya jumlah tenaga
ahli ataupun juga karena kurangnya perhatian dan rasa tangggung jawab para pegawai untuk memberi pelayanan yang seharusnya diterima oleh warga binaan sosial tuna rungu wicara.
Bagaimana warga binaan sosial dapat memperoleh ilmu dan keterampilan secara maksimal dan efektif jika tenaga ahli atau pun pegawai yang bertugas sendiri tidak peduli dan tidak mempunyai
rasa tanggung jawab atas tugasnya.
5.2.2 Strategi Harus Tanggap Lingkungan Eksternal
Dalam penggunaan strategi yang tanggap lingkungan eksternal, pekerja sosial dituntut harus lebih kreatif dalam menghubungkan jaingan formal dan informal jika menginginkan
penggunaan yang maksimal dari sumber pertolongan yang alami. Pertimbangan yang paling penting dalam menghubungkan keduanya adalah pemeliharaan komunikasi tanpa mencampuri
pelaksanaan tugas sistem formal maupun informal. Sistem pengadaan pelayanan formal tidak hanya meliputi lembaga pelayanan sosial tetapi juga organisasi yang memiliki minat pada proyek
tertentu atau memiliki sumber-sumber bagi warga binaannya. Pengetahuan pekerja sosial UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia
Pematang Siantar tentang pengetahuan kebutuhan masyarakat dimana ia bekerja harus mencakup pengetahuan tentang sumber-sumber organisasi tersebut. Dalam rangka membantu klien atau
warga binaan sosial tuna rungu wicara menggunakan sumber dari berbagai institusi dan profesi
Universitas Sumatera Utara
masyarakat yang beragam. Pekerja sosial perlu memiliki pemahaman yang baik tentang lembaga, pelayanan dan sumber-sumber yang tersedia dan bagaimana cara terbaik bagi klien untuk
menggunakan sumber-sumber tersebut. Kerjasama dengan profesi yang lain seperti guru, dokter ataupun psikolog juga dapat membantu pekerja sosial untuk mengetahui sumber-sumber yang
tersedia. Dari hasil wawancara yang dilakukan kepada 4 orang informan yakni pekerja sosial UPT
Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar itu sendiri, diketahui bahwa strategi yang digunakan pekerja sosial itu telah tanggap terhadap lingkungan eksternal
lembaga. Hal ini dapat dilihat dengan dilakukannya kerjasama dalam hal pengembangan keterampilan warga binaan sosial seperti ketarampilan menjahit, bertukang ataupun ketarampilan
salon dengan memberikan kesempatan kepada warga binaan sosial melakukan magang kerja di beberapa tempat yang telah ditentukan para pekerja sosial. Magang tersebut dilakukan
setidaknya hingga para warga binaan sosial dianggap terampil dan dapat dilepas ke dunia kerja. Selain itu, berdasarkan penjelasan salah seorang informan strategi yang tanggap
lingkungan eksternal tersebut harus benar-benar terlihat manfaatnya. Manfaat dari strategi itu harus dapat dirasakan langsung oleh para warga binaan sosial tuna rungu wicara, seperti diterima
langsung bekerja oleh suatu lembaga yang berhubungan dengan keterampilan yang mereka miliki tanpa adanya perbedaan dengan warga masyarakat normal lainnya tidak diskriminatif.
Dari pengalaman pekerja sosial tersebut selama bekerja di UPT Pelayanan Sosial Tuna Rungu Wicara dan Lanjut Usia Pematang Siantar, masih sedikit dari warga binaan sosial yang
bertahan untuk bekerja di tengah-tengah masyarakat umum. Warga binaan sosial kebanyakan tidak tahan dengan perlakuan masyarakat terhadap mereka sehingga membuat warga binaan
Universitas Sumatera Utara
sosial merasa rendah diri. Untuk itu, tugas pekerja sosial dituntut lebih untuk menangani masalah tersebut. Kendati demikian, strategi yang pekerja sosial gunakan saat ini masih dianggap berhasil
secara organisasional dikarenakan fokus tugas dan fungsi pekerja sosial itu sendiri lebih mencakup pada pelayanan sosial didalam lembaga bukan lagi di luar lembaga. Untuk itu,
keluarga dari masing-masing warga binaan sosial tuna rungu wicara yang telah keluar dari lembaga diharapkan juga lebih memberikan motivasi dan dorongan kepada mereka anak tuna
rungu wicara agar lebih kuat untuk menghadapi tantangan di tengah-tengah masyarakat umum.
5.2.3 Strategi Harus Sejalan dengan Strategi yang Lainnya didalam Organisasi