Faktor Fundamental Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Faktor Fundamental Ekonomi

1. Suku Bunga Obligasi yang baru diterbitkan biasanya dijual sama atau mendekati nilai nominalnya. Hal ini disebabkan karena bunga obligasi yang diberikan hampir sama dengan suku bunga yang berlaku di pasar. Suku bunga yang berlaku di pasar adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada suatu obligasi. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang disyaratkan pada obligasi ini tergantung pada resiko kegagalan obligasi yang diperkirakan oleh investor Dermawan, 2007: 47. Harga obligasi di pasar sekunder akan naik jika suku bunga atau tingkat keuntungan yang disyaratkan pada obligasi turun. Ini terjadi karena bunga obligasi tetap tetapi tingkat keuntungan yang disyaratkan turun sehingga obligasi menjadi lebih menarik, otomatis harganya akan naik. Sebaliknya jika suku bunga atau tingkat keuntungan yang disyaratkan pada obligasi naik, harga obligasi akan turun. Besarnya pengaruh suku bunga terhadap fluktuasi harga obligasi tergantung pada seberapa sensitifnya harga obligasi karena perubahan tingkat bunga. Sensitivitas ini secara langsung bergantung pada dua hal yaitu jangka waktu hingga jatuh tempo dan tingkat bunga kupon. Dengan asumsi semua hal yang lainnya sama, semakin panjang waktu hingga jatuh tempo, maka makin besar pengaruh tingkat suku bunga, dan semakin rendah tingkat bunga kupon, maka semakin besar resiko tingkat bunga Dermawan, 2007: 49. Menurut Weston dan Brigham 1990: 222, hubungan antara suku bunga dengan harga adalah sebagai berikut: p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara 1. Kapan saja suku bunga berjalan, sama dengan tingkat kupon, maka obligasi akan dijual seharga nilai nominalnya. 2. Suku bunga berubah sepanjang waktu, tetapi tingkat kupon tetap sama. Jika suku bunga berjalan lebih besar daripada tingkat kupon, maka obligasi itu akan dijual di bawah nilai nominalnya. 3. Jika suku bunga berjalan lebih kecil daripada tingkat kupon, maka obligasi itu akan dijual di atas nilai nominalnya 4. Dengan demikian, kenaikan suku bunga akan menyebabkan harga obligasi turun, sedangkan penurunan suku bunga akan menyebabkan harga obligasi naik. 5. Nilai pasar suatu obligai akan selalu mendekati nilai nominalnya dengan semakin mendekatnya jatuh temponya, asalkan perusahaan tidak bangkrut. 2. Nilai Tukar Nilai tukar adalah banyaknya valuta suatu negara yang dibutuhkan untuk ditukar dengan unit tertentu valuta negara lain Heli, 2004: 6. Misalnya diperlukan 9 juta rupiah untuk membeli seribu Dollar atau dengan kata lain diperlukan 9000 Rupiah untuk membeli satu Dollar. Maka dapat dikatakan bahwa harga satu US Dollar adalah 9000 Rupiah. Devaluasi dan depresiasi adalah sama yaitu penurunan nilai tukar mata uang negara tertentu terhadap nilai mata uang negara lain. Tetapi ada sedikit perbedaan antara keduanya, kalau depresiasi penurunannya tidak terlalu besar dan bersifat sementara sedangkan devaluasi penurunannya besar dan biasanya melalui pengumuman resmi pemerintah. Begitu pula dengan revaluasi dan apresiasi, pada dasarnya adalah sama yaitu kenaikan nilai tukar mata uang negara tertentu terhadap nilai mata uang negara lain. Hanya kalau apresiasi kenaikannya relatif kecil dan bersifat sementara sedangkan p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara revaluasi kenaikannya relatif besar dan biasanya melalui pengumuman resmi pemerintah. Dalam sejarah perkembangannya, ada beberapa sistem nilai tukar yang digunakan oleh banyak negara dalam menentukan dan mengelola nilai tukarnya Heli, 2004: 13 antara lain: 1. Gold Standard 1880-awal perang dunia pertama a. Gold Specie Standard Standar ini menentukan nilai mata uang suatu negara dikaitkan dengan nilai jumlah tertentu emas. Nilai nominal yang tertera pada mata uang tersebut sama dengan harga bahan baku emas mata uang tersebut. Dalam standar ini likuiditas sangat dipengaruhi oleh tingkat produksi emas dan penggunaan emas dalam industri. b. Gold Bullion Standard Standar ini digunakan saat uang kertas mulai banyak digunakan dan beredar di masyarakat sehingga pada standar ini nilai mata uang tersebut dikaitkan dengan sejumlah tertentu emas. Bank sentral menjamin konvertibilitas mata uangnya uang kertas dengan emas. Secara teoritis, setiap unit uang yang dikeluarkan pemerintah di “ backup” sejumlah tertentu emas. Namun pada kenyataanya emas yang disimpan biasanya kurang dari jumlah seharusnya disediakan untuk “backup” seluruh uang yang beredar. Hal ini disebabkan karena kepercayaan masyarakat terhadap mata uang tersebut. Contohnya, Pemerintah Inggris bisa mempertahankan cadangan emasnya hanya 5 dari jumlah yang seharusnya disediakan. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara 2. Fixed Exchange Rate System 1944-1970 Dalam sistem ini, nilai tukar mata uang dibuat konstan ataupun hanya diperbolehkan berfluktuasi dalam kisaran sempit. Ketika nilai tukar mulai berfluktuasi terlalu besar, maka pemerintah akan melakukan intervensi untuk menjaga agar fluktuasi tetap dalam kisaran yang diinginkan. Karena adanya kewajiban negara untuk mempertahankan nilai tukar maka jumlah cadangan devisa negara tersebut akan bergantung pada tren pergerakan nilai tukar. Sebagai contoh apabila permintaan terhadap valuta lokal negara tersebut naik sedang penawaran tetap maka nilai tukarnya akan cenderung naik. Dalam kasus ini maka bank sentral akan membeli valuta asing dengan valuta lokal sehingga cadangan devisanya bertambah. Keuntungan sistem ini adalah perusahaan dapat melakukan kegiatan bisnis tanpa kuatir terhadap perubahan nilai mata uang di kemudian hari. Dengan demikian perusahaan dapat melakukan proyeksi bisnis ke masa yang akan datang. Sementara kerugiannya adalah resiko pemerintah akan melakukan perubahan nilai mata uang secara mendadak, dan membuat kondisi perekonomian sebuah negara menjadi sangat tergantung dari kondisi ekonomi negara lain. 3. Floating Exchange Rate System Dalam konsep ini nilai tukar valuta dibiarkan bergerak bebas. Nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran valuta tersebut di pasar. Dalam prakteknya terdapat dua jenis Floating exchange rate system yaitu: a. Free Floating Exchange Rate System p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara Dalam sistem ini nilai tukar dibiarkan bergerak bebas. Pergerakan sepenuhnya tergantung dari kekuatan penawaran dan permintaan di pasar. Bank sentral tidak melakukan intervensi guna mempengaruhi nilai tukar mata uangnya. b. Managed Dirty Floating Exchange Rate System Pada sistem ini bank sentral dapat melakukan intervensi ke pasar guna mempengaruhi pergerakan nilai tukar valuta. Bank sentral melakukan intervensi ini biasanya disebabkan karena pergerakan kurs valuta dipandang tidak menguntungkan bagi perekonomian negara tersebut sehingga perlu dilakukan intervensi untuk mencegah akibat yang lebih buruk lagi. Keuntungan sistem mengambang bebas adalah bahwa kondisi ekonomi suatu negara akan lebih terlindung dari kondisi ekonomi negara lain. Kerugiannya adalah bila suatu negara mengalami inflasi yang tinggi maka nilai tukar mata uangnya akan menurun, dan jika inflasi rendah maka kecenderungan meningkatnya nilai mata uangnya akan meningkat. Dalam sistem ini, perusahaan yang berhubungan dengan ekspor impor harus mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk mengukur dan mengelola resiko-resiko akibat fluktuasi nilai tukar. Teori yang berkaitan dengan nilai tukar valuta Heli, 2004: 18, antara lain: 1. Balance of Payment Approach Pendekatan ini mendasarkan diri pada pendapat bahwa nilai tukar valuta ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan terhadap valuta tersebut. Adapun alat yang digunakan untuk mengukur kekuatan penawaran dan permintaan adalah balance of payment karena balance of payment dapat menunjukkan aliran dana masuk dan keluar suatu negara. p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara Sebagai contoh, balance of payment yang defisit dapat berarti permintaan akan valuta asing akan bertambah sehingga nilai tukar mata uang lokal akan mengalami penurunan. 2. Teori Puchasing Power Parity Teori ini menghubungkan nilai tukar dengan daya beli valuta terhadap barang dan jasa. Pendekatan ini menggunakan Law of One Price sebagai dasar. Dalam Law of One Price disebutkan bahwa dengan asumsi tertentu, dua barang yang identik sama dalam segala hal harusnya mempunyai harga yang sama. Sebagai contoh, harga satu kilogram apel di Indonesia adalah 20 ribu Rupiah dan harga satu kilogram apel di Amerika Serikat adalah USD dua dollar, maka sesuai dengan Law of One Price berarti USD 2 = Rp 20.000,- dan seharusnya nilai tukar Valuta USD dibandingkan dengan Rupiah adalah 20.000,-2 = 10.000,- Rupiah untuk setiap satu Dollar. 3. International Fisher Effect Pendapat ini menyatakan bahwa pergerakan nilai mata uang satu negara dibandingkan negara lain disebabkan oleh perbedaan suku bunga nominal yang ada di kedua negara tersebut. Sebagai contoh, jika suku bunga di Amerika Serikat adalah 2 dan suku bunga di Indonesia adalah 16 maka menurut International Fisher Effect mata uang Indonesia Rupiah akan terdepresiasi sekitar 16 - 2 =14 dibandingkan mata uang Amerika USD. US Dollar menjadi mata uang utama dunia sejak akhir Perang Dunia II hingga saat ini. Hal ini disebabkan pada saat Perang Dunia II, perekonomian di negara Eropa p d f Machine A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across nearly all Windows platform s, sim ply open the docum ent you want to convert, click “print”, select the “ Broadgun pdfMachine printer” and that’s it Get yours now Universitas Sumatera Utara hancur akibat perang dan dilain pihak tanah Amerika tidak tersentuh oleh perang tersebut walaupun Amerika ikut serta dalam peperangan tersebut. Dengan digelarnya konferensi internasional mengenai sistem nilai tukar yang diadakan di Bretton Woods, New Hampshire Amerika Serikat pada tahun 1944 yang menandai dimulainya Fixed Exchange Rate System semakin mengukuhkan peran mata uang US Dollar sebagai mata uang utama dunia karena pada konferensi tersebut, disebutkan negara-negara lain dapat mengaitkan nilai mata uangnya dengan emas atau mata uang US Dollar. Walaupun pada akhir 1960-an, Fixed Exchange Rate System runtuh sebagai implikasi dari US Dollar tidak lagi di back-up sejumlah tertentu emas lagi tetapi karena besarnya perekonomian Amerika Serikat membuat US Dollar tetap menjadi mata uang utama dunia. Menurut Levi 2001, kontribusi kurs terhadap resiko obligasi jauh lebih besar daripada terhadap saham. Depresiasi mata uang rupiah dapat mendorong pemerintah untuk meningkatkan tingkat bunga dalam usaha mendongkrak nilai mata uang, praktek ini disebut “ learning against the wind”. Tingkat bunga yang lebih tinggi akan menurunkan harga obligasi dalam mata uang lokal, sehingga depresiasi mata uang diikuti dengan penurunan nilai obligasi dalam mata uang lokal.

2.6. Faktor Fundamental Perusahaan