Beban Mati Beban Hidup m

a. Beban Mati

Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau termasuk segala unsur tambahan tetap yang dianggap merupakan satu-kesatuan tetap dengannya.

b. Beban Hidup

Beban hidup adalah semua beban yang berasal dari berat kendaraan- kendaraaan yang bergerak lalu lintas atau berat orang-orang yang berjalan kaki yang dianggap bekerja pada jembatan. Beban hidup di atas lantai kendaraan dinyatakan dalam dua macam yaitu Beban T dan Beban D. 1 Beban T Beban “T” adalah beban untuk lantai kendaraan yang dipergunakan untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan atau sistem lantai kendaraan jembatan. Beban “T” adalah beban oleh kendaraan truk yang mempunyai beban roda sebesar 10 ton dengan ukuran-ukuran serta kedudukan sebagaimana tertera pada gambar Gambar 2.1 Sistem Pembebanan T Universitas Sumatera Utara Beban Garis Beban Merata

2.75 m

dimana : a 1 = a 2 = 30,0 cm b 1 = 12,5 cm b 2 = 50,0 cm M S = Muatan rencana sumbu = 20 ton 2 Beban D Beban “D” adalah beban untuk jalur lalu-lintas yang dipergunakan untuk perhitungan kekuatan gelagar-gelagar. Beban “D” atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap jalur lalu-lintas yang terdiri dari muatan terbagi rata sebesar “q” ton permeter panjang jalur, dan muatan garis P = 12 ton belum termasuk kejut dalam arah melintang jalur lalu-lintas tersebut. Gambar 2.2 Skema Beban D untuk Satu Jalur q = 2,2 Tonm’ untuk L ≤ 30 meter 2.1 q = 2,2 – 1,160 L-30 Tonm’ untuk 30 m L ≤ 60 meter 2.2 q = 1,1 { 1+ 30L } Tonm’ untuk L 60 meter 2.3 dimensi : L = Panjang dalam meter Universitas Sumatera Utara Dalam penggunaan beban “D” tersebut untuk suatu jembatan berlaku keadaan, bahwa apabila ketentuan tersebut mempunyai lebar lantai kendaraan lebih besar 50 meter, beban “D” sepenuhnya hanya berlaku pada lebar jalur sebesar 5,50 meter, sedangkan lebar selebihnya dibebani hanya 50 dari beban “D” tersebut sebagaimana dijelaskan pada gambar 2.3 Gambar 2.3 Skema Beban D untuk Lebar Dua Jalur 3 Beban pada Trotoir, Kerb, dan Sandaran Konstruksi dari trotoir harus diperhitungkan terhadap beban hidup sebesar 500 kgcm². dalam perhitungan kekuatan gelagar-gelagar karena pengaruh beban hidup pad trotoir, diperhitungkan beban 60 dari muatan hidup trotoir tersebut di atas Menurut PU 1987 Kerb yang terdapat pad tepi-tepi lantai kendaraan, harus diperhitungkan dapat menahan satu beban horizontal ke arah melintang sebesar 500 kg, yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan, atau pad tinggi 25 cm di atas permukaan lantai kendaraan, apabila kerb yang bersangkutan lebih tinggi dari 25 cm, tiang-tiang sandaran pada setiap tepi trotoir harus diperhitungkan dapat menahan muatan horizontal sebesar 100 kgm’, yang bekerja pada tinggi 90 cm di atas lantai trotoir. Universitas Sumatera Utara 4 Kejut Untuk memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran-getaran dan pengaruh dinamis lainnya, tegangan-tegangan akibat beban “D” harus dikalikan dengan koefisien kejut. Koefisien kejut itu ditentukan dengan rumus : φ = 1 + L + 50 20 2.4 dimana : φ = koefisien kejut L = panjang jembatan

2. Beban Sekunder