Tabel 4 Coding antara variabel karakteristik dengan pola pembelian
Variabel Nilai
1 2
3 4
5 6
Umur 15-24
tahun 25-34
tahun 35-44
tahun 45-54
tahun = 55
tahun Jenis
Kelamin Laki-laki
Perempuan
Pendidikan SD
SMP SMA
Perguruan Tinggi
Pendapatan
Rp 500.000
Rp 500.000-
Rp 1.000.000
Rp 1.00.000-
Rp 2.000.000
Rp 2.000.000-
Rp 3.000.000
Rp 3.000.000-
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Pekerjaan PNS
Pekerja Swasta
Wira- usaha
Mahasiswa Pelajar
Ibu Rumah
Tangga Lain-lain
Perilaku Tidak
Pernah Sekali
Jarang Sering
Selalu Sikap
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Ragu- ragu
Setuju Sangat
Setuju Preferensi
Kurang Disukai
Sama Lebih
Disukai
5.2 Karakteristik Responden Konsumen Mebel Kota Bogor
Berdasarkan data yang berisikan karakteristik responden konsumen mebel kota Bogor dapat diketahui beberapa karakteristik, antara lain: jenis kelamin, usia,
pendidikan, pekerjaan, dan penghasilan perbulan disajikan pada Tabel 5. Tabel 5 Karakteristik responden
No. Karakteristik
Jumlah Persentase
1. Jenis kelamin
Laki-laki 23
57,5 Perempuan
17 42,5
Total 40
100,0 2.
Usia 15-24 tahun
7 17,5
25-34 tahun 13
32,5 35-44 tahun
77 17,5
45-54 tahun 11
27,5 =55 tahun
2 5,0
Total 40
100,0 3.
Pendidikan SD
2 5,0
SMP 2
5,0 SMA
20 50,0
Perguruan Tinggi 16
40,0
Total 40
100,0 4.
Pekerjaan PNS
11 27,5
Karyawan 14
35,0 Wirausaha
7 17,5
Mahasiswa 4
10,0
Ibu rumah tangga 2
5,0 Lain-lain
2 5,0
Total 40
100,0 5.
Pendapatan Rp 500.000
1 2,5
Rp 500.000-Rp 1.000.000 8
20,0 Rp 1.000.000-Rp 2.000.000
12 30,0
Rp 2.000.000-Rp 3.000.000 7
17,5 Rp 3.000.000-Rp 5.000.000
8 20,0
Rp 5.000.000 4
10,0
Total
40 100,0
Terlihat bahwa jenis kelamin responden didominasi oleh jenis kelamin laki- laki sebesar 57,5 persen dan wanita sebesar 42,5 persen. Usia responden
menyebar ke dalam beberapa kelompok umur. Sebagian besar konsumen berusia 25-34 tahun dengan persentasi 32,5 persen selanjutnya 45-54 tahun dengan 27,5
persen. Untuk yang berusia 15-24 tahun dan 35-44 tahun memiliki persentase yang sama besar yakni 17,5 persen. Terakhir usia = 55 tahun sebesar lima
persen. Pendidikan adalah tingkatan atau jenjang tertinggi sekolah terakhir yang
pernah ditempuh oleh para konsumen mebel. Tingkatan pendidikan konsumen mebel yang ditemui terbanyak adalah SMA sebesar 50 persen dari total responsen.
Kemudian untuk tingkat pendidikan Perguruan Tinggi memiliki persentase yaitu sebesar 40 persen serta terakhir SD dan SMP sebesar lima persen.
Berdasarkan hasil yang didapat, pekerjaan konsumen mayoritas adalah sebagai pegawai swasta sebesar 35 persen. Pegawai Negeri Sipil PNS sebesar
27,5 persen, kemudian wirausaha sebesar 17,5 persen. Konsumen dari kalangan mahasiswa sebesar 10 persen dan yang terakhir ibu rumah tangga serta pekerjaan
lainnya sebesar lima persen. Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat pendapatan konsumen digolongkan
menjadi enam bagian. Pertama konsumen yang berpenghasilan sebesar kurang dari Rp 500.000,00 dengan jumlah 2,5 persen, kedua konsumen berpenghasilan
Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 dengan jumlah 20 persen, ketiga konsumen
berpenghasilan Rp 1.000.000,00 – Rp Rp 2.000.000,00 dengan jumlah 30 persen,
keempat konsumen berpenghasilan Rp 2.000.000,00 – Rp Rp 3.000.000,00
sebesar 17,5 persen, kelima konsumen berpenghasilan Rp 3.000.000,00 – Rp Rp
5.000.000,00 dengan jumlah 20 persen, dan keenam konsumen yang berpenghasilan lebih dari Rp 5.000.000,00 dengan jumlah sebesar 10 persen.
5.3 Preferensi Konsumen antara Mebel Lokal dengan China