TOTAL EMISI GRK PG SUBANG

43 Penumpukan ini yang menyebabkan dihasilkannya emisi N 2 O. Perhitungan emisi N 2 O menggunakan jumlah blotong yang dihasilkan selama musim giling 2011 dikalikan dengan faktor emisi 0,01 kg N 2 O-NKg N yang telah ditetapkan oleh IPCC 2006 sebagai faktor emisi untuk limbah padat organik pada lahan. Jumlah blotong yang dihasilkan oleh PG Subang pada tahun 2011 sebesar 11.534,52 ton dengan kandungan nitrogen sebesar 0,76 . Emisi N 2 O yang dihasilkan dari pengolahan limbah padat sebesar 1.378 kg N 2 O dengan rata-rata emisi N 2 O sebesar 229,67 per bulan. Total emisi N 2 O yang dihasilkan setara dengan 403,62 ton CO 2 setara. Jika dilihat dari jumlah blotong yang dihasilkan maka diperoleh hasil emisi sebesar 0,12 kg N 2 Oton blotong. Dimana dalam 1 ton blotong menghasilkan emisi N 2 O sebanyak 0,12 kg. Gambar 24. Perbandingan emisi N 2 O dan CO 2 setara dari pengolahan limbah padat

C. TOTAL EMISI GRK PG SUBANG

PT PG Rajawali II Unit PG Subang dalam pelaksanaan memproduksi 23.194,675 ton SHS selama musim giling 2011. Rendemen yang terkandung pada tebu bernilai 7 dan memiliki kapasitas kualitas produk SHS IA. Hasil samping proses produksi tebu berupa tetes tebu molases sekitar 5 tebu, blotong 3 tebu, dan ampas sekitar 30-35 tebu. PG Subang memiliki kapasitas giling sekitar 3.000 ton tebu per hari. Total emisi GRK keseluruhan sebesar 105.189,14 tCO 2 setara. Jika dilihat dari total emisi dan jumlah produk yang dihasilkan maka diperoleh nilai emisi sebesar 4,54 tCO 2 ton produk dengan kata lain setiap memproduksi 1 ton gula SHS emisi GRK yang dihasilkan sebesar 4,54 tCO 2 setara. Rincian perhitungan total emisi GRK PG Subang dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Total emisi GRK PG Subang DMG 2011 Jenis Sumber Jumlah Emisi tCO 2 Bahan Bakar Boiler 101.927,57 Solar 2.855,45 LPG 2,51 Limbah Padat 403,62 Total CO 2 e ton 105.189,15 Total gula SHS ton 23.194,68 Total tebu digiling ton 343.646,90 Emisi CO 2 Produk tCO 2 ton produk 4,54 Emisi CO 2 tebu digiling tCO 2 ton tebu 0,31 44 Sektor industri merupakan sektor paling besar dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca yang kini sedang marak diperbincangkan akibat perubahan iklim dan pemanasan global yang terjadi. Menurut Putt del pino dan Bhatia 2002 sektor industri berpotensi menyumbang emisi GRK sebesar 29,3 disusul dengan transportasi sebesar 26,8 , sektor perumahan atau tempat tinggal 19,4 , sektor komersil 15,6 dan sektor pertanian 8 . Menurut Maraseni et al. 2010 industri kain katun di Australia menghasilkan emisi sebesar 2,67 tCO 2 setara ton produk. Jika dibandingkan dengan emisi yang dihasilkan PG Subang sebesar 4,54 tCO 2 setara ton gula maka nilai emisi yang dihasilkan tidak terlalu berbeda secara signifikan dari sektor emisi yang dihasilkan oleh suatu industri. Menurut Zen 2007 bahwa pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah 45 ton TBS dan mengolah 174.000 ton TBS per tahun diperkirakan menghasilkan 18.000 tCO 2 setara per tahun, maka diperoleh hasil emisi sebesar 0,10 tCO 2 ton TBS. Jika dihitung berdasarkan jumlah ton tebu yang digiling selama musim giling 2011 maka PG Subang menghasilkan emisi sebesar 0,31 tCO 2 ton tebu. Konversi total emisi N 2 O selama musim giling 2011 adalah sebesar 403,62 tCO 2 setara dari pengolahan limbah padat. Gambar 25 yang menunjukkan grafik perbandingan total emisi yang dihasilkan oleh PG Subang selama musim giling 2011 dari penggunaan energi dan pengolahan limbah industri dengan nilai keseluruhan setara CO 2 . Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa emisi yang paling besar adalah emisi dari penggunaan energi terutama dari penggunaan bahan bakar boiler. Gambar 25. Perbandingan emisi GRK yang dihasilkan dari penggunaan energi dan pengolahan limbah. Pada penelitian ini diketahui bahwa emisi yang paling banyak dihasilkan dari emisi tidak bergerak yang berasal dari cerobong asap pabrik dan pengolahan limbah padat yaitu 93 dari total keseluruhan emisi yang dihasilkan PG Subang. Sementara emisi bergerak yang berasal dari emisi transportasi, lebih kecil dengan presentase hanya 3 . Data tersebut disajikan pada diagram berikut Gambar 26. Gambar 26. Persentase emisi GRK PG Subang DMG 2011 45 Pabrik gula Subang merupakan perusahaan yang terintegrasi antara pabrik, kantor, dan lahan tanam tebu karena masih dalam satu lingkup besar. Emisi yang dikeluarkan oleh pabrik sebagai hasil samping dari proses produksi akan diserap kembali oleh tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis selama tanaman tebu tumbuh. Untuk itu perlu dilakukan perhitungan jumlah karbon yang diserap oleh tanaman. Perhitungan dapat dilakukan dengan cara menghitung jumlah biomasa yang terdapat pada tebu selama masa pertumbuhan sampai akhir panen. Data berat tebu selama musim giling 2011 dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Data berat tebu DMG 2011 Komponen Jumlah Bibit tonha 11,00 Luas areal lahan ha 5.016,47 Total jumlah bibit ton 55.181,17 Total tebu dihasilkan ton 346.018,32 Jumlah Biomassa tebu 290.837,15 Berat tebu yang meningkat dalam masa pertumbuhan dinyatakan sebagai penyerapan beberapa komponen dari lingkungan tempat tebu tumbuh yang nantinya akan terbentuk menjadi komposisi yang terkandung dalam tebu. Komposisi terbesar dalam tebu yang mengandung karbon adalah sukrosa dan serat. Serat dapat disetarakan dengan ampas tebu yang dihasilkan. Komposisi kandungan tebu dapat dilihat pada Tabel 18. Table 18. Komposisi kandungan tebu Komponen Komposisi Sukrosa 11-19 Gula pereduksi 0,5-1,5 Senyawa organik 0,15-0,5 Asam organik 0,15 Serat 16-19 Zat warna 6-9 Air H 2 O 65-75 Sumber: Soemarno 1977. Penyerapan karbon dari tanaman tebu dapat dihitung dari jumlah komposisi tebu yang mengandung karbon. Jumlah biomassa tebu sampai akhir panen sebesar 290.837,15 ton dengan kandungan sukrosa sebanyak 19 dan serat 19 . Dari persentase tersebut dapat diketahui bahwa kandungan sukrosa tebu sebesar 55.259,01 ton dan serat sebesar 55.259,01 ton. Menurut Hugot 1986 bahwa sukrosa memiliki rumus kimia C 12 H 22 O 11 dan serat C 14 H 24 O 10 . Komponen karbon pada rumus kimia sukrosa adalah sebesar 12 dan komponen karbon bagas pada rumus kimia serat 14. Maka diperoleh hasil bahwa karbon yang terkandung sebagai sukrosa adalah sebesar 24.866,55 ton C dan yang terkandung dalam serat sebesar 26.469,01 ton C. Keseluruhan karbon yang terserap oleh tanaman tebu yang terdapat pada sukrosa dan serat selama pertumbuhan adalah sebesar 51.335,56 ton C yang berasal dari CO 2 di lingkungan. 46

D. PELUANG PENURUNAN EMISI GRK PG SUBANG