Universitas Sumatera Utara 3.3.2 Sampel
Sampel sama dengan populasi yaitu seluruh bidan desa di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat yang berjumlah 37 orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder, yaitu : 1.
Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara dengan bidan koordinator, bidan desa, dan dokter puskesmas yang berpedoman kepada
kuesioner penelitian yang telah ditetapkan. 2.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari laporan cakupan Program KIA di Puskesmas Hinai Kiri, Puskesmas Desa Teluk, dan Puskesmas
Secanggang serta data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat.
3.5 Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas meliputi karakteristik individu meliputi : umur, lama kerja,
tempat tinggal, pendidikan, status perkawinan, dan pelatihan dan motivasi kerja meliputi : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dengan definisi sebagai
berikut:
3.5.1.1 Karakteristik Individu
a. Umur adalah usia bidan desa yang dihitung dalam tahun dari tanggal lahir bidan desa sampai saat dilakukan penelitian.
b. Lama kerja adalah lamanya bidan desa bekerja yang dihitung sejak bekerja di
tempat bekerja sampai saat penelitian dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
c.Tempat tinggal adalah status keberadaan bidan desa sampai saat penelitian dilakukan.
d.Pendidikan adalah latar belakang pendidikan formal bidan desa terakhir yang pernah ditempuh.
e. Status perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. f. Pelatihan adalah pernah tidaknya bidan desa mengikuti pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan tugasnya.
3.5.1.2 Motivasi
Motivasi adalah sesuatu yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan yang berlangsung secara sadar karena hal-hal yang ingin
diperoleh dari tindakan tersebut. Motivasi terbagi atas : a. Motivasi intrinsik yang merupakan dorongan yang timbul dari dalam diri bidan
desa dalam melaksanakan pelayanan KIA yang meliputi : tanggung jawab, prestasi, pengakuan, dan pekerjaan itu sendiri dengan definisi sebagai berikut :
1. Tanggung jawab adalah rasa tuntutan dalam diri seseorang dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
2. Prestasi adalah sesuatu yang diraih oleh bidan desa berkaitan dengan pekerjaan yang dilakukannya.
3. Pengakuan adalah suatu bentuk penghargaan dari orang lain kepada seseorang yang telah beprestasi.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Pekerjaan itu sendiri adalah bagaimana persepsi seseorang terhadap pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
b.Motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar diri bidan desa dalam melaksanakan pelayanan KIA yang meliputi : gajipenghasilan, insentif, dan
kondisi kerja dengan definisi sebagai berikut : 1.
Gajipenghasilan adalah imbalan yang diterima seseorang atas pekerjaan yang dilakukannya.
2. Insentif adalah wujud tindakan yang diimplementasikan dalam bentuk
penghargaan yang bersifat material diluar gajipenghasilan. 3.
Kondisi kerja adalah suasana antara pekerja dengan lingkungannya yang meliputi kondisi tempat kerja, hubungan antara sesama rekan kerja dan atasan
serta didukung oleh sarana dan prasarana dalam pelaksanaan kegiatan.
3.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja bidan desa. Kinerja bidan desa adalah tingkat keberhasilan pencapaian pelayanan kesehatan ibu dan anak yang
meliputi cakupan K1, K4, persalinan oleh tenaga kesehatan, kunjungan ibu nifas, kunjungan neonatal, cakupan ibu hamil risio tinggi ditangani dan cakupan neonatal
risiko tinggi yang ditangani dengan definisi sebagai berikut : 1.
Cakupan K1 adalah persentase ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di suatu
wilayah kerja dalam kurun waktu tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2. Cakupan K4 adalah persentase ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu
tertentu yang mendapatkan pelayanan antenatal oleh bidan desa sesuai standar minimal empat kali.
3. Persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persentase ibu bersalin di suatu
wilayah dalam kurun waktu tertentu yang persalinannya dibantu oleh tenaga kesehatan.
4. Kunjungan ibu nifas adalah kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan minimal
tiga kali untuk mendapatkan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan. 5.
Kunjungan neonatal adalah persentase neonatal bayi kurang dari 1 bulan yang memperoleh pelayanan kesehatan minimal dua kali oleh tenaga
kesehatan. 6.
Cakupan Ibu hamil risiko tinggi ditangani adalah persentase ibu hamil di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dirujuk dan ditangani oleh tenaga
kesehatan. 7.
Cakupan neonatal risiko tinggi ditangani adalah persentase neonatal di suatu wilayah dalam kurun waktu tertentu yang dirujuk dan ditangani oleh tenaga
kesehatan.
3.6. Aspek Pengukuran
3.6.1. Variabel Bebas
Aspek pengukuran variabel bebas dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1.
Aspek Pengukuran Variabel Bebas No
. Variabel
Jumlah Indikator
Kategori Bobot
Nilai Skor
Skala Ukur
1. Umur
1 1. = 35 tahun
2. 35 tahun 1
2 Ordinal
2. Lama Kerja
1 1. = 5 tahun
2. 5 tahun 1
2 Ordinal
3. Tempat
Tinggal 1
1. Di desa 2. Di luar desa
2 1
Nominal
4. Pendidikan
1 1. Bidan DI
2. Bidan DIII DIV 1
2 Ordinal
5. Status
Perkawinan 1
1. Belum Kawin 2. Kawin
2 1
Nominal
6. Pelatihan
1 1. Tidak pernah
2. Pernah 1
2 Ordinal
7. Motivasi :
1. Intrinsik 2. Ekstrinsik
15 1. Tinggi
2. Rendah = 37,5
37,5
Ordinal
3.6.2 Variabel Terikat
Aspek pengukuran variabel terikat adalah kinerja bidan desa yang diukur berdasarkan persentase pencapaian cakupan dari setiap jenis pelayanan KIA yang
meliputi : cakupan pelayanan K1 dan K4, persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, pelayanan neonatal, pelayanan ibu nifas, ibu hamil ristikomplikasi ditangani, dan
cakupan neonatal ristikomplikasi ditangani. Aspek pengukuran variabel terikat dapat dilihat pada Tabel 3.2
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 3.2
Aspek Pengukuran Variabel Terikat No.
Variabel Aspek
Penilaian Jumlah
Indikator Kategori
Skala Ukur
1. Kinerja
Cakupan Pelayanan
KIA 7
1. Baik, jika 4-7 sub variabel kinerja
mencapai target. 2. Kurang, jika 0-3
sub variabel kinerja mencapai target
Ordinal
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Analisis
Univariat merupakan
analisis yang
menitikberatkan pada
penggambaran atau deskripsi data yang telah diperoleh. Menggambarkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat.
Sehingga diperoleh gambaran tentang karakteristik individu, motivasi dan kinerja bidan di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat.
2. Analisis Bivariat dilakukan untuk melihat hubungan masing
–masing variabel bebas yaitu karakteristik individu dan motivasi dengan variabel terikat yaitu
kinerja bidan desa di Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat. Untuk membuktikan adanya hubungan yang signifikan antara variabel bebas dengan
variabel terikat digunakan analisis Chi-square, pada batas kemaknaan perhitungan statistik p value 0,05. Apabila hasil perhitungan menunjukan nilai
p p value 0,05 maka dikatakan Ho ditolak, artinya kedua variabel secara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
statistik mempunyai hubungan yang signifikan. Kemudian untuk menjelaskan adanya asosiasi hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas
digunakan analisis tabulasi silang. 3.
Analisis Multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan pengaruh antara variabel bebas yaitu karakteristik individu dan motivasi terhadap variabel
terikat yaitu kinerja bidan desa di Secanggang Kabupaten Langkat sekaligus untuk menentukan faktor
–faktor mana yang lebih dominan berpengaruh dengan kinerja bidan desa. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik
berganda, pada batas kemaknaan 95 dengan perhitungan statistik α = 0,05 95.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara BAB IV
HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Geografis
Kecamatan Secanggang merupakan salah satu dari 23 kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat dengan luas wilayah 231,91 km
2
. Kecamatan Secanggang terletak diantara 03
o
14’ – 04
o
13’LU dan 97
o
52 sampai 98
o
BT dengan ketinggian 4 m di atas permukaan laut yang memiliki batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah utara berbatasan dengan Selat SumateraMalaka Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Stabat
Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Hinai Kiri Sebelah Timur berbatasan dengan Deli Serdang
4.1.2 Demografi
Kecamatan Secanggang terdiri dari 17 desakelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 sebanyak 64.243 jiwa yang terdiri dari 32.238 jiwa penduduk laki-
laki dan 32.005 jiwa penduduk perempuan dengan kepadatan penduduk 277,88 km
2
. Komposisi penduduk menurut kelompok umur menunjukkan bahwa penduduk
berusia muda 0-14 tahun sebesar 30,96, penduduk usia produktif 15-64 tahun sebesar 64,88, dan penduduk yang berusia tua = 65 tahun sebesar 4,15.
Dilihat dari jenis kelamin penduduk, laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan perempuan, dengan rasio jenis kelamin sex ratio sebesar 100,73. Distribusi jumlah
penduduk di Kecamatan Secanggang dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Distribusi Penduduk berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan
Secanggang tahun 2012 No.
Umur Jumlah
1. – 4 tahun
6807 10,59
2. 5
– 14 tahun 13087
20,37 3.
15 – 14 tahun
30791 47,93
4. 45
– 64 tahun 10891
16,95 5.
≥ 65 tahun 2667
4,15
Jumlah 64243
100,00 Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.1 di atas diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak berada pada kelompok umur 15
– 14 tahun yaitu sebesar 30791 47,93.
Tabel 4.2 Distribusi penduduk berdasarkan Jenis Kelamin di Kecamatan Secanggang tahun 2012
No. Jenis Kelamin
Jumlah
1. Laki-laki
32238 50,18
2. Perempuan
32005 49,82
Jumlah 64243
100,00 Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa jumlah penduduk Laki-laki lebih banyak daripada penduduk perempuan yaitu 32238 jiwa 50,18.
4.1.3 Sarana Kesehatan
Jumlah sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Secanggang dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.3 Sarana Kesehatan di Kecamatan Secanggang
No. Sarana Kesehatan
Jumlah
1. Rumah Sakit Swasta
1 2.
Puskesmas 3
3. Pustu
10 4.
Balai Pengobatan 10
5. Rumah Sakit Bersalin
1 6.
Posyandu 90
7. Praktek Dokter Umum
5 8.
Praktek Dokter Gigi 5
Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat tahun 2012 4.1.4 Distribusi Bidan Desa
Jumlah dan penyebaran bidan desa di setiap desa di Kecamatan Secanggang bervariasi, dimana rata-rata jumlah bidan desa di setiap desa berjumlah 2 orang.
Jumlah dan distribusi bidan desa di setiap desa di kecamatan Secanggang dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini :
Tabel 4.4 Distribusi Bidan Desa di Kecamatan Secanggang tahun 2013 No.
Nama Desa Jumlah Bidan Desa
1. Cinta Raja
2 2.
Hinai Kiri 2
3. Jaring Halus
2 4.
Karang Anyar 3
5. Karang Gading
4 6.
Kebun Kelapa 2
7. Kepala Sungai
2 8.
Kwala Besar 1
9. Pantai Gading
3 10.
Perkotaan 3
11. Secanggang
2 12.
Selotong 2
13. Suka Mulia
2 14.
Tanjung Ibus 2
15. Sungai Ular
16. Telaga Jernih
2 17.
Teluk 2
Jumlah 37
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 4.2 Hasil Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan masing-masing variabel independen dan variabel dependen dengan menggunakan tabel distribusi meliputi:
karakteristik individu umur, pendidikan, lama kerja, tempat tinggal, status perkawinan, dan pelatihan dan variabel motivasi intrinsik dan ekstrinsik serta
kinerja bidan desa di Kecamatan Secanggang.
4.2.1 Karakteristik Individu
Karakteristik individu bidan desa yang diteliti meliputi umur, pendidikan, lama kerja, tempat tinggal, status perkawinan, dan pelatihan.
a. Umur
Umur seseorang dapat menentukan prestasinya dalam bekerja. Prestasi kerja meningkat bersamaan dengan meningkatnya umur seseorang dan kemudian menurun
menjelang tua. Hasil penelitian diperoleh bahwa umur bidan desa terbanyak berada pada kelompok umur ≤ 35 tahun yaitu 35 orang 86,5. Umur bidan desa paling
rendah adalah 23 tahun dan umur yang tertinggi adalah 44 tahun. Distribusi karakteristik bidan desa berdasarkan umur dapat dilihat pada Tabel 4.5
berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Bidan Desa berdasarkan Umur No.
Umur Bidan Desa Jumlah
1. ≤ 35 tahun
32 86,5
2. 35 tahun
5 13,5
Jumlah 37
100,0
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara b.
Pendidikan
Salah satu syarat yang harus dipenuhi bidan desa adalah memliki pendidikan Diploma. Hasil penelitian diperoleh bahwa sebagian besar bidan desa berlatar
belakang pendidikan DIII dan DIV sebanyak 35 orang 94,6. Distribusi karakteristik bidan desa berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Distribusi Bidan Desa berdasarkan Pendidikan No.
Pendidikan Bidan Desa Jumlah
1. DI
2 5,4
2. DIIIDIV
35 94,6
Jumlah 37
100,0 c.
Lama Kerja
Bidan desa yang sudah bertugas cukup lama mempunyai kecenderungan memiliki kinerja yang baik. Hasil penelitian diperoleh bahwa lama kerja sebagian
besar bidan desa adalah = 5 tahun sebanyak 19 orang 51,4. Lama kerja bidan desa paling rendah 2 tahun dan masa kerja paling tinggi bidan desa 19 tahun.
Distribusi karakteristik bidan desa berdasarkan lama kerja dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut :
Tabel 4.7 Distribusi Bidan Desa berdasarkan Lama Kerja No. Lama Kerja
Jumlah
1. ≤ 5 tahun
19 51,4
2. 5 tahun
18 48,6
Jumlah 37
100,0
d.
Status Perkawinan
Status perkawinan bidan desa yang sudah menikah dapat menjadi motivator sekaligus penghambat kinerjanya, sebagai motivator karena perkawinan menuntut
tanggung jawab keluarga yang lebih besar untuk dapat menambah penghasilan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
keluarga, namun status perkawinan juga dapat menjadi penghambat kinerja bidan desa yang telah menikah tetapi keluarganya tidak tinggal di desa tempat ia bertugas.
Hasil penelitian diperoleh status perkawinan bidan desa sebagian besar adalah kawin sebanyak 35 orang 94,6. Distribusi karakteristik bidan desa berdasarkan status
perkawinan dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Distribusi Karakteristik Bidan Desa berdasarkan Status Perkawinan No. Status Perkawinan
Jumlah
1. Kawin
35 94,6
2. Belum Kawin
2 5,4
Jumlah 37
100,0 e.
Tempat Tinggal
Bidan desa diwajibkan tinggal di desa tempat ia bertugas untuk mendukung akselerasi penurunan angka kematian ibu dan anak. Hasil penelitian diperoleh bahwa
sebagian besar bidan desa tinggal di luar desa tempat bertugas yaitu sebanyak 32 orang 86,5. Keberadaan bidan desa yang tidak tinggal di desa tempat bertugas
menyebabkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan belum maksimal. Distribusi karakteristik bidan desa berdasarkan tempat tinggal dapat dilihat pada
Tabel 4.9 berikut : Tabel 4.9 Distribusi Karakteristik Bidan Desa berdasarkan Tempat Tinggal
No. Tempat Tinggal Jumlah
1. Di desa tempat bertugas
5 13,5
2. Di luar desa
32 86,5
Jumlah 37
100,0
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara f.
Pelatihan
Kemampuan dan keterampilan bidan desa sangat dipengaruhi oleh pelatihan- pelatihan yang pernah diikuti. Berbagai pelatihan dapat menunjang kinerja bidan
desa. Hasil penelitian diperoleh bahwa hampir semua bidan desa pernah mengikuti berbagai pelatihan. Dari 37 bidan desa, 34 91,9 bidan desa pernah mendapatkan
pelatihan. Distribusi karakteristik bidan desa berdasarkan pernah atau tidaknya mendapatkan pelatihan dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Distribusi Karakteristik Bidan Desa berdasarkan Pernah atau Tidaknya Mendapatkan Pelatihan
No. Mengikuti Pelatihan Jumlah
1. Pernah
34 91,9
2. Belum Pernah
3 8,1
Jumlah 37
100,0
4.2.2 Motivasi Bidan Desa
Motivasi bidan desa diukur berdasarkan aspek motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik bidan desa diukur melalui pernyataan yang berkaitan dengan
tanggung jawab, prestasi, pengakuanpenghargaan yang diterima bidan desa, dan persepsi bidan desa tentang pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Motivasi
ekstrinsik bidan desa diukur melalui pernyataan yang berkaitan dengan penghasilan, insentif, dan kondisi kerja.
Hasil penelitian menunjukkkan bahwa semua bidan desa setuju untuk memberikan yang terbaik dalam mengemban tugas sebagai bidan desa dan setuju
untuk berusaha mencapai target dalam pelayanan KIA yang telah ditetapkan, walaupun ada 35,1 responden yang tidak begitu menyukai profesinya sebagai bidan
desa. Sebanyak 40,5 responden merasa tertantang dengan pekerjaannya sebagai
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
bidan desa sehingga meningkatkan semangat kerjanya, sedangkan 45,9 responden merasa biasa saja dengan pekerjaannya sebagai bidan desa. Sebanyak 70,2
responden merasa pengakuanpenghargaan yang diterima selama ini masih kurang sehingga mereka kurang termotivasi dalam bekerja. Sebanyak 45,9 responden
merasa bahwa pelatihan yang diperoleh selama ini masih belum dapat menunjang pekerjaannya karena tidak semua bidan desa mendapatkan kesempatan yang sama
untuk bisa mengikuti pelatihan. Selain itu, pelatihan yang diberikan selama ini lebih banyak yang bersifat teknis, sedangkan pelatihan yang bersifat manajemen masih
dirasakan kurang. Adapun jawaban bidan desa tentang motivasi intrinsik secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut:
Tabel 4.11 Distribusi Bidan Desa Berdasarkan Motivasi Intrinsik dalam Pelaksanaan Program KIA di Kecamatan Secanggang
No. Pernyataan
SS S
R TS
STS n
n n
n n
1. Saya berusaha untuk memberikan
yang terbaik dalam mengemban tugas saya sebagai bidan desa
12 32,4
25 67,6
2. Saya berusaha mengerahkan seluruh
kemampuan yang saya miliki untuk mencapai target dalam pelayanan
KIA yang menjadi tanggung jawab saya
10 27,0
27 73,0
3. Dalam mencapai target pelayanan
KIA saya berusaha untuk lebih giat dan semangat
9 24,3
20 54,1
8 21,6
4. Saya senang dalam melaksanakan
tugas karena saya menyukai profesi sebagai bidan desa
11 29,7
11 29,7
2 5,4
13 35,1
5. Pekerjaan saya sebagai bidan desa
membuat saya tertantang sehingga meningkatkan semangat kerja saya
1 2,7
14 37,8
5 13,5
17 45,9
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.11 Distribusi Bidan Desa Berdasarkan Motivasi Intrinsik dalam
Pelaksanaan Program KIA di Kecamatan Secanggang
Ket : SS Sangat Setuju , S Setuju, R Ragu-ragu, TS Tidak Setuju, STS Sangat Tidak Setuju.
Hasil penelitian tentang motivasi ekstrinsik bidan desa dalam program KIA di Kecamatan Secanggang menunjukkan 64,8 responden merasa bahwa penghasilan
yang diterima selama ini belum dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan sebanyak 70,2 responden belum merasa puas dengan penghasilan yang diterimanya selama
ini. Sebanyak 45,9 responden merasa insentif yang diterima selama ini dapat menambah semangat kerja, namun insentif tersebut hanya diberikan kepada bidan
desa yang bertugas di desa terpencil. Sebagian besar responden 83,7 menyatakan bahwa pembayaran penghasilaninsentif selama ini tidak sesuai dengan waktu yang
No. Pernyataan
SS S
R TS
STS n
n n
n n
6. Saya menerapkan ilmu yang
saya peroleh dari jenjang pendidikan
saya untuk
menunjang keberhasilan
pekerjaan saya sebagai bidan desa.
11 29,7 26
70,3 0
7. Pengakuanpenghargaan
yang saya terima selama ini memotivasi saya untuk lebih
giat dalam mencapai target pelayanan KIA.
8 21,6 3
8,1 10 27,0 16
43,2
8. Pengembangan
yang diberikan atasan saya dengan
mengikutsertakan saya
dalam pelatihan-pelatihan
yang dapat
menunjang pekerjaan saya sebagai bidan
desa mendorong saya untuk lebih semangat bekerja
2 5,4
16 43,2 2
5,4 13 35,1 4
10,8
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ditentukan tanggalnya tidak tetap dan 91,8 responden menyatakan bahwa fasilitas di tempat kerja belum mendukung pekerjaan mereka sebagai bidan desa. Adapun
jawaban bidan desa tentang motivasi ekstrinsik secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12 Distribusi Bidan Desa Berdasarkan Motivasi Ekstrinsik dalam Pelaksanaan Program KIA di Kecamatan Secanggang
No. Pernyataan
SS S
R TS
STS n
n n
n n
1. Penghasilan yang saya terima
selama ini dapat memenuhi kebutuhan hidup saya
12 32,4 1
2,7 13
35,1 11 29,7
2. Saya
merasa puas
dengan penghasilan yang saya terima
sehingga meningkatkan gairah kerja saya dalam pencapaian
target pelayanan KIA 11
29,7 0 0,0
9 24,3 17
45,9
3. Insentif yang saya terima selama
ini menambah semangat kerja saya
dalam memberikan
pelayanan KIA 6
16,2 11 29,7 0
14 37,8 6
16,2
4. Pembayaran penghasilaninsentif
selama ini sesuai dengan waktu yang
ditentukan sehingga
membuat saya semangat bekerja. 1
2,7 3
8,1 2
5,4 17
45,9 14 37,8
5. Fasilitas di tempat saya bekerja
mendukung pekerjaan saya dalam mencapai target pelayanan KIA
2 5,4
1 2,7
0,0 17
45,9 17 45,9
6. Hubungan
komunikasi saya
dengan sesama
rekan kerja
selama ini berjalan dengan baik dan harmonis sehingga membuat
saya betah dan semangat dalam bekerja
6 16,2 31
83,8 0
7. Hubungan
komunikasi saya
dengan atasan saya selama ini berjalan dengan baik sehingga
membuat saya
betah dan
semangat dalam bekerja 4
10,8 26 70,3 3
8,1 4
10,8 0
Ket : SS Sangat Setuju , S Setuju, R Ragu-ragu, TS Tidak Setuju, STS Sangat Tidak Setuju
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Kategori motivasi bidan desa dalam melaksanakan pekerjaannya dikategorikan dalam 2 kategori yaitu tinggi dan rendah, dimana sebagian besar berada pada kategori
tinggi yaitu 22 orang 59,5. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut :
Tabel 4.13 Distribusi Bidan Desa berdasarkan Kategori Motivasi No.
Motivasi Jumlah
1. Tinggi
22 59,5
2. Rendah
15 40,5
Jumlah
37 100,0
4.2.3 Kinerja Bidan Desa
Kinerja bidan desa diukur berdasarkan persentase pencapaian cakupan dari setiap jenis pelayanan KIA yang meliputi: cakupan pelayanan K1 dan K4, persalinan
ditolong oleh tenaga kesehatan, pelayanan ibu nifas, pelayanan neonatal, ibu hamil risiko tinggikomplikasi ditangani dan neonatal risiko tinggikomplikasi ditangani.
Kinerja bidan desa dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu : Baik, jika lebih dari 4-7 subvariabel kinerja mencapai target.
Kurang, jika 0 – 3 subvariabel kinerja mencapai target.
Hasil penelitian tentang pencapaian target bidan desa dalam program KIA dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.14 Distribusi Bidan Desa berdasarkan Pencapaian Target Program KIA
di Kecamatan Secanggang No.
Kinerja Bidan Desa Mencapai
Target Tidak
Mencapai Target
Total
n n
n
1. Cakupan K1
20 54,1
17 45,9
37 100,0
2. Cakupan K4
30 81,1
7 18,9
37 100,0
3. Cakupan Persalinan Ditolong
oleh Tenaga Kesehatan 29
78,4 8
21,6 37
100,0 4.
Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 24
64,9 13
35,1 37
100,0 5.
Cakupan Pelayanan Neonatal 15
40,5 22
59,5 37
100,0 6.
Cakupan Ibu Hamil Risiko TinggiKomplikasi Ditangani
3 8,1
34 91,9
37 100,0
7. Cakupan
Neonatal Risiko
TinggiKomplikasi Ditangani 8
21,6 29
78,4 37
100,0 Kinerja bidan desa berada pada kategori kurang sebanyak 19 orang 51,4
dan 18 orang 48,6 berada pada kategori baik. Distribusi bidan desa berdasarkan kategori kinerja dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut :
Tabel 4.15 Distribusi Bidan Desa berdasarkan Kategori Kinerja
No. Kinerja
Jumlah
1. Baik
18 48,6
2. Kurang
19 51,4
Jumlah 37
100,0
4.3 Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel karakteristik individu dan motivasi dengan kinerja bidan menggunakan uji chi-square. Hasil
tabulasi silang crosstab antara variabel bebas dengan variabel terikat dijelaskan pada uraian di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 4.3.1 Tabulasi Silang Umur dengan Kinerja Bidan Desa dalam Program KIA di
Kecamatan Secanggang Tahun 2013 Tabel 4.16 Tabulasi Silang Variabel Umur dengan Kinerja Bidan Desa
No. Kategori
Umur Kategori Kinerja
Total p value
Baik Kurang
n n
N
1. ≤ 35 tahun
14 43,7
18 56,3
32 100,0
0,180 2.
35 tahun 4
80,0 1
20,0 5
100,0
Total 18
48,7 19
51,3 37
100,0
Jika dilihat dari tabel 4.16 dapat diketahui bahwa pada kinerja yang kurang baik, kategori umur kurang dari 35 tahun lebih banyak 56,3 dibandingkan dengan
kategori umur lebih dari 35 tahun 20,0, sedangkan pada kinerja baik, kategori umur lebih dari 35 tahun lebih banyak 80,0 dibandingkan umur kurang dari 35
tahun 43,7. Ada kecenderungan responden yang kinerjanya kurang baik mempunyai kategori umur yang muda. Hasil analisis hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat dengan uji chi square diperoleh nilai p sebesar 0,180 p 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna umur dengan kinerja bidan
desa di Kecamatan Secanggang.
4.3.2 Tabulasi Silang Pendidikan dengan Kinerja Bidan Desa dalam Program
KIA di Kecamatan Secanggang Tahun 2013 Tabel 4.17 Tabulasi Silang Variabel Pendidikan dengan Kinerja Bidan Desa
No. Pendidikan Kategori Kinerja
Total p value
Baik Kurang
n n
N
1. DI
2 100,0
0,0 2
100,0 0,230
2. DIIIDIV
16 45,7
19 54,3
35 100,0
Total 18
48,7 19
51,3 37
100,0
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Jika dilihat dari tabel 4.17 diketahui bahwa pada kinerja baik, proporsi bidan desa yang berlatar belakang pendidikan DI 100,0 lebih besar daripada yang
berlatar belakang DIII dan DIV 45,7. Hasil analisis dengan uji chi- square diperoleh nilai p sebesar 0,230 p 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang
bermakna antara pendidikan dengan kinerja bidan desa di Kcamatan Secanggang.
4.3.3 Tabulasi Silang Lama Kerja dengan Kinerja Bidan Desa dalam Program
KIA di Kecamatan Secanggang Tahun 2013.
Hasil penelitian tentang tabulasi silang antara lama kerja dengan kinerja bidan desa dalam program KIA dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut :
Tabel 4.18 Tabulasi Silang Variabel Lama Kerja dengan Kinerja Bidan Desa No.
Lama Kerja
Kategori Kinerja Total
p value Baik
Kurang n
n N
1. = 5 tahun
9 47,4
10 52,6
19 100,0
0,873 2.
5 tahun 9
50,0 9
50,0 18
100,0
Total 18
48,7 19
51,3 37
100,0
Dari tabel 4.18 diketahui bahwa pada kinerja kurang baik, kategori lama kerja bidan desa yang kurang dari 5 tahun lebih banyak 52,6 daripada yang lama
kerjanya 5 tahun 50,0, sedangkan pada kinerja baik, kategori lama kerja bidan desa yang lebih dari 5 tahun 50,0 lebih banyak daripada bidan desa yang lama
kurang dari 5 tahun 47,4 . Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,873 p 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara lama
kerja dengan kinerja bidan desa di Kecamatan Secanggang.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 4.3.4
Tabulasi Silang Status Perkawinan dengan Kinerja Bidan Desa dalam Program KIA di Kecamatan Secanggang Tahun 2013
Hasil penelitian tentang tabulasi silang antara status perkawinan dengan kinerja bidan desa dalam program KIA dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut :
Tabel 4.19 Tabulasi Silang Variabel Status Perkawinan dengan Kinerja Bidan Desa
No. Status
Perkawinan Kategori Kinerja
Total p value
Baik Kurang
n n
N
1. Kawin
18 51,4
17 48,6
35 100,0
0,486 2.
Belum Kawin 0,0
2 100,0
2 100,0
Total 18
48,7 19
51,3 37
100,0
Dari tabel 4.19 diketahui bahwa pada kinerja kurang baik, proporsi status perkawinan lebih besar belum kawin 100,0 daripada yang kawin 48,6,
sedangkan pada kinerja baik, proporsi bidan desa yang sudah kawin 51,4 lebih besar daripada yang belum kawin 0,0. Hasil analisis dengan uji chi-square
diperoleh nilai p sebesar 0,486 p 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara status perkawinan dengan kinerja bidan desa di Kecamatan
Secanggang.
4.3.5 Tabulasi Silang Tempat Tinggal dengan Kinerja Bidan Desa dalam
Program KIA di Kecamatan Secanggang Tahun 2013
Hasil penelitian tentang tabulasi silang antara tempat tinggal dengan kinerja bidan desa dalam program KIA dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut :
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.20 Tabulasi Silang Variabel Tempat Tinggal dengan Kinerja
Bidan Desa No.
Tempat Tinggal Kategori Kinerja
Total p value
Baik Kurang
n n
N
1. Di desa
5 100,0
0,0 5
100,0 0,020
2. Di luar desa
13 40,6
19 59,4
32 100,0
Total 18
48,7 19
51,3 37
100,0
Dari tabel 4.20 diketahui bahwa pada kinerja kurang baik, proporsi tempat tinggal bidan desa yang bertempat tinggal di luar desa lebih besar 59,4 daripada
bidan desa yang tinggal di desa 0,0, sedangkan pada kinerja baik, proporsi bidan yang bertempat tinggal di desa lebih besar 100,0 daripada bidan yang di luar desa
40,6. Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,020 p 0,05 yang berarti ada hubungan yang bermakna antara tempat tinggal dengan
kinerja bidan desa di Kecamatan Secanggang.
4.3.6 Tabulasi Silang Pelatihan dengan Kinerja Bidan Desa dalam
Program KIA di Kecamatan Secanggang Tahun 2013
Hasil penelitian tentang tabulasi silang antara pelatihan dengan kinerja bidan desa dalam program KIA dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut :
Tabel 4.21 Tabulasi Silang Variabel Pelatihan dengan Kinerja Bidan Desa No.
Mengikuti Pelatihan
Kategori Kinerja Total
p value Baik
Kurang n
n N
1. Pernah
16 47,1
18 52,9
34 100,0
0,604 2.
Tidak Pernah 2
66,7 1
33,3 3
100,0
Total 18
48,7 19
51,3 37
100,0
Dari tabel 4.21 diketahui bahwa dari 37 bidan desa, 34 bidan desa pernah mendapatkan pelatihan dengan kategori kinerja 47,1 mempunyai kinerja baik dan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
52,9 mempunyai kinerja kurang. Bidan desa yang tidak pernah mendapatkan pelatihan sebanyak 3 orang, 2 orang mempunyai kinerja yang baik 66,7 dan 1 orang
dengan kinerja kurang 33,3. Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,604 p 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara
pelatihan dengan kinerja bidan desa di Kecamatan Secanggang.
4.3.7 Tabulasi Silang Motivasi dengan Kinerja Bidan Desa dalam Program KIA
di Kecamatan Secanggang Tahun 2013
Hasil penelitian tentang tabulasi silang antara motivasi dengan kinerja bidan desa dalam program KIA dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut :
Tabel 4.22 Tabulasi Silang Variabel Motivasi dengan Kinerja Bidan Desa No.
Kategori Motivasi
Kategori Kinerja Total
p value Baik
Kurang n
n N
1. Tinggi
16 75,7
6 27,3
22 100,0
0,001 2.
Rendah 2
13,3 13
86,7 15
100,0
Total 18
48,7 19
51,3 37
100,0
Dari tabel 4.22 diketahui bahwa ada kecenderungan bidan desa dengan motivasi yang tinggi memiliki kinerja yang baik yaitu 18 orang 75,7. sedangkan bidan desa
dengan motivasi rendah cenderung memiliki kinerja kurang yaitu 13 orang 86,7. Hasil analisis dengan uji chi-square diperoleh nilai p sebesar 0,001 p 0,05 yang
berarti ada hubungan yang bermakna antara motivasi dengan kinerja bidan desa di Kecamatan Secanggang.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara 4.3.8 Ringkasan Hasil Uji Statistik
Chi Square Tabel 4.23 Hasil Analisis Statistik Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel
Terikat dengan Uji Chi Square
No. Variabel Bebas Variabel Terikat
Nilai p Keterangan
1. Umur
Kinerja Bidan Desa dalam Program KIA
0,180 Tidak Ada Hubungan
2. Pendidikan
0,230 Tidak Ada Hubungan
3. Lama Kerja
0,873 Tidak Ada Hubungan
4. Status Perkawinan
0,486 Tidak Ada Hubungan
5. Tempat Tinggal
0,020 Ada Hubungan
6. Pelatihan
0,604 Tidak Ada Hubungan
7. Motivasi
0,001 Ada Hubungan
4.4
Hasil Analisis Multivariat
Berdasarkan hasil uji bivariat diketahui bahwa variabel tempat tinggal dan motivasi dapat dilanjutkan ke analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi
logistik. Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja bidan desa, dengan hasil uji sebagai berikut :
Tabel 4.24 Hasil Uji Regresi Logistik Variabel
Nilai p
Exp B
Tempat Tinggal 0,019
8,812 Motivasi
0,007 11,917
Konstanta 0,999
0,000 Overall Percentage = 78,4
Setelah dilakukan uji regresi logistik diperoleh bahwa variabel tempat tinggal p=0,019 dan motivasi p=0,007 mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja bidan desa karena nilai p 0,05. Variabel tempat tinggal mempunyai nilai Exp B sebesar 8,812, artinya bidan
desa yang tinggal di desa 8 kali lebih besar untuk dapat mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan bidan desa yang tinggal di luar desa. Variabel motivasi,
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
mempunyai nilai Exp B sebesar 11,917, artinya bidan desa dengan motivasi yang tinggi, 11 kali lebih besar untuk mencapai kinerja yang baik dibandingkan dengan
bidan desa dengan motivasi yang rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari dua variabel yang berpengaruh terhadap kinerja yaitu variabel tempat tinggal dan motivasi,
variabel motivasi yang paling memengaruhi kinerja bidan desa karena memiliki nilai Exp B yang lebih besar daripada variabel tempat tinggal. Secara keseluruhan
dijelaskan dari nilai overall percentage sebesar 78,4, artinya variabel tempat tinggal dan motivasi memberikan pengaruh sebesar78,4 terhadap kinerja bidan desa,
selebihnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara BAB V
PEMBAHASAN
Hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel tempat tinggal dan motivasi memiliki pengaruh
terhadap kinerja bidan desa, sedangkan variabel umur, pendidikan, lama kerja, status perkawinan, dan pelatihan tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja bidan desa.
5.1 Kinerja Bidan Desa dalam Program KIA
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja bidan desa berada pada kategori baik sebesar 48,6 dan kategori kurang sebesar 51,4. Keadaan
tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Imsaruddin 2002 yang melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan
desa di wilayah VI Kabupaten Deli Serdang yang menunjukkan bahwa kinerja bidan desa dengan kriteria baik sebesar 33,6, cukup 53,6, dan kurang 12,8. Faktor-
faktor yang memengaruhi kinerja bidan desa di Kecamatan Secanggang adalah sebagai berikut:
Tempat tinggal sangat memengaruhi kinerja bidan desa. Menurut kepala puskesmas, sebagian bidan desa tidak tinggal di desa karena masih adanya
keterbatasankekurangan fasilitas tempat tinggalpolindes sehingga menyebabkan bidan desa enggan tinggal di polindes. Bidan yang tidak tinggal di desa akan
mempunyai hambatan dalam melaksanakan tugas karena sebagian besar waktunya habis untuk perjalanan pulang pergi dari tempat tinggal ke desa tempat bertugas,
sehingga pelayanan KIA sebagai kegiatan utama bidan desa akan mengalami hambatan, misalnya pada waktu sore atau malam hari masyarakat khususnya ibu dan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
bayi membutuhkan pelayanan, tidak bisa diperoleh karena bidan desa tidak ada di tempat. Faktor lingkungan yang berhubungan dengan kinerja bidan desa adalah
status desa tempat bertugas. Ada beberapa desa dengan status desa terpencil. Hal ini dapat memengaruhi kemauan dan kenyamanan bidan desa dalam melaksanakan
tugasnya. Untuk mengatasi masalah tersebut, menurut kepala puskesmas telah ada kompensasiinsentif yang diberikan kepada bidan desa yang bertugas di desa
terpencil. Faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja bidan desa adalah pendidikan,
pelatihan, penghasilan, dan fasilitas di tempat kerja. Menurut bidan koordinator, dari segi pendidikan sebagian bidan desa sudah mempunyai latar belakang pendidikan
DIII yang artinya sudah sesuai standar. Dari segi pelatihan, hampir semua bidan desa sudah pernah mendapatkan pelatihan, tetapi kemampuan bidan desa dalam
melaksanakan tugasnya masih perlu ditingkatkan karena masih ada bidan desa yang belum pernah mendapat pelatihan. Dari segi penghasilan, menurut kepala puskesmas
bidan desa sudah memiliki penghasilan per bulannya dan khusus untuk bidan desa yang bertugas di desa terpencil, mereka mendapat tambahaninsentif. Dari segi
fasilitas, menurut bidan koordinator masih kurang, salah satunya adalah polindes yang belum layak sebagai tempat tinggal bidan desa.
Menurut kepala puskesmas kinerja bidan desa dapat ditingkatkan melalui beberapa cara, antara lain : meningkatkan kemampuan dan keterampilan bidan desa
melalui pelatihan, pengadaanperbaikan polindes dan melengkapi polindes dengan fasilitas yang dibutuhkan bidan desa untuk menunjang keberhasilan kerja bidan desa,
pelaksanaan pembinaan rutin dari bidan koordinator kepada bidan desa, pemberian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
penghargaanreward kepada bidan desa yang berprestasi dan memberikan sanksipunishment kepada bidan desa yang tidak tinggal di desa.
5.2 Pengaruh Umur terhadap Kinerja Bidan Desa