Universitas Sumatera Utara
bersikap semakin dewasa dan matang mengenai tujuan hidup, harapan, dan cita-cita. Semakin tua usia seseorang karyawan semakin kecil kemungkinan keluar dari
pekerjaan, karena semakin kecil alternatif untuk memperoleh kesempatan pekerjaan lain. Di samping itu karyawan yang bertambah tua biasanya telah bekerja lebih lama,
memperoleh gaji yang lebih besar dan berbagai keuntungan lainnya Robbins, 2001
b. Pendidikan
Menurut Robbins 2006, karakteristik individu seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, masa kerja, dan kemampuan akan memengaruhi
kinerja karyawan. Menurut Hasibuan 2005, pendidikan meningkatkan keahlian teoritis,
konseptual dan moral karyawan.
c. Lama Kerja
Hasil Riset menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara senioritas dengan produktivitas pekerjaan. Jika lama kerja diekspresikan sebagai pengalaman
kerja, tampaknya dapat menjadi prediksi yang baik terhadap produktivitas karyawan Robbins, 2006.
d. Tempat Tinggal
Untuk mendukung keberhasilan kinerja bidan desa maka bidan desa diwajibkan tinggal serta bertugas melayani masyarakat di desa wilayah kerjanya Depkes RI,
1999.
e. Status Perkawinan
Karyawan yang berstatus kawin ternyata lebih sedikit angka absen kerjanya, lebih jarang pindah kerja dan lebih mengekspresikan kepuasan kerja. Hal ini mungkin
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
karena perkawinan itu menuntut tanggung jawab keluarga yang lebih besar, sehingga peningkatan posisi dalam pekerjaan menjadi sangat penting. Hasil riset menunjukkan
bahwa karyawan yang menikah lebih sedikit absensinya, mengalami pergantian yang rendah, dan lebih puas dengan pekerjaan mereka daripada rekan sekerjanya yang
bujangan Robbins, 2001.
f. Pelatihan
Menurut Notoadmodjo 2007, pelatihan merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan khusus seseorang atau
kelompok. Berdasarkan definisi tersebut, pelatihan merupakan alat bantu pekerja dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya, guna meningkatkan
keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan sesorang dalam usaha mencapai tujuan
2.6 Motivasi
2.6.1 Pengertian Motivasi
Menurut Hasibuan 2005, motivasi berasal dari Bahasa Latin “movere” yang
berarti dorongan atau menggerakkan. Menurut Ardana 2008 yang mengutip pendapat Indriyo Gitosudarmo dan Nyoman Sudita, motivasi adalah faktor-faktor
yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tugas tertentu. Menurut Robbins dan Coulter 2004, motivasi adalah
kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan
individu tertentu. Berdasarkan uraian di atas maka dapat dikatakan bahwa motivasi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
adalah suatu kebutuhan yang akan mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Adanya motivasi ini menyebabkan orang bertingkah laku tertentu dalam usaha untuk
mencapai tujuan.
2.6.2 Proses Timbulnya Motivasi
Proses motivasi terdiri dari beberapa tahapan proses sebagai berikut: Ardana, 2008. Pertama, munculnya suatu kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan
adanya ketidakseimbangan dalam diri seseorang yang kemudian seseorang itu berusaha unutk menguranginya dengan berperilaku tertentu. Kedua, kemudian orang
tersebut berusaha mencari cara-cara untuk memuaskan keinginannya tersebut. Ketiga, seseorang itu mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan dengan cara-cara
yang telah dipilihnya dengan didukung oleh kemampuan, keterampilan, maupun pengalamannya. Keempat, penilaian dilakukan oleh dirinya sendiri atau orang lain
atasan tentang keberhasilannya dalam mencapai tujuan. Kelima, imbalan atau hukuman yang diterima tergantung kepada evaluasi atas prestasi yang dilakukan.
Keenam, akhirnya seseorang menilai sejauh mana perilaku dan imbalan telah memuaskan kebutuhannya. Jika siklus motivasi telah memuaskan kebutuhannya,
maka suatu keseimbangan atau kepuasan atas kebutuhan tertentu dirasakan. Akan tetapi, jika ada kebutuhan yang belum terpenuhi maka akan terjadi lagi proses
pengulangan dari siklus motivasi dengan perilaku yang berbeda.
2.6.3 Teori Motivasi
Teori motivasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu teori kepuasan content theories dan teori proses process theories. Teori kepuasan tentang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
motivasi berkaitan dengan faktor yang ada dalam diri seseorang yang memotivasinya. Sedangkan teori proses berkaitan dengan bagaimana motivasi itu terjadi atau
bagaimana perilaku itu digerakkan. Pengklasifikasian kedua teori motivasi tersebut disajikan dalam tabel berikut ini : Ardana, 2008.
Jenis Karakteristik
Teori
Teori Kepuasan
Berkaitan dengan faktor-faktor yang
membangkitkan atau
memulai perilaku 1. Teori Hirarki Kebutuhan
2. Teori ERG 3. Teori Dua Faktor
4. Teori Kebutuhan Mc Clleland
Teori Proses Berkaitan dengan bagaimana
perilaku digerakkan, diarahkan, didukung, atau dihentikan.
1. Teori Pengharapan 2. Teori Keadilan
3. Teori Penguatan 4. Teori Penetapan Tujuan
A.
Teori Hirarki Kebutuhan
Teori Hirarki Kebutuhan dari Maslow mengemukakan bahwa manusia manusia di tempat kerjanya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan kebutuhan
yang ada pada dirinya. Teori ini didasarkan pada tiga asumsi sebagai berikut : a.
Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki, mulai dari kebutuhan yang paling dasar sampai kebutuhan yang paling kompleks atau paling tinggi
tingkatannya. b.
Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dapat memengaruhi perilaku seseorang, di mana hanya kebutuhan yang belum terpuaskan yang dapat
menggerakkan perilaku. Kebutuhan yang telah terpuaskan tidak dapat berfungsi sebagai motivator.
c. Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi sebagai motivator apabila kebutuhan
yang hirarkinya lebih rendah paling tidak telah terpuaskan secara minimal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Atas dasar asusmsi di atas, hirarki kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan, minum,
perumahan, oksigen, tidur, seks, dan sebagainnya. 2.
Kebutuhan Rasa Aman Apabila kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan maka muncul kebutuhan
yang kedua yaitu kebutuhan rasa aman. Kebutuhan rasa aman ini meliputi keamanan dalam bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan
pekerja hariannya, dan jaminan akan hari tuanya pada saat tidak lagi bekerja. 3.
Kebutuhan Sosial Jika kebutuhan fisiologis dan rasa aman telah terpenuhi secara mnimal maka
akan muncul kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi, dan interaksi dengan orang lain. Dalam organisasi berkaitan dengan
kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi bersama dan lain sebagainya.
4. Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan untuk dihormati, dihargai atas prestasi yang diraihnya, pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri berkaitan dengan proses pengembangan potensi diri yang sesungguhnya dari seseorang. Aktualisasi diri merupakan proses yang
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
berlangsung terus-menerus dan tidak pernah terpuaskan. Seseorang yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang
menantang keahlian dan kemampuannya.
B. Teori ERG
Sebagaimana halnya dengan Teori Hirarki Kebutuhan, teori dari Clayton Alderfer juga berpendapat bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarki.
Akan tetapi Aldelfer tidak sependapat dengan Maslow yang menyatakan bahwa suatu kebutuhan harus terpuaskan terlebih dahulu sebelum tingkat kebutuhan diatasnya
muncul. Teori Hirarki Kebutuhan dari Maslow menganggap bahwa kebutuhan manusia tersusun atas lima tingkatan, maka Teori ERG menganggap bahwa
kebutuhan manusia memiliki tiga hirarki yaitu : a. Existence eksistensi; Kebutuhan akan pemberian persyaratan keberadaan materil dasar kebutuhan psikologis dan
keamanan. b. Relatednes keterhubungan; Hasrat yang dimiliki untuk memelihara hubungan antar pribadi kebutuhan sosial dan penghargaan. c.Growth
pertumbuhan ; Hasrat kebutuhan intrinsik untuk perkembangan pribadi kebutuhan aktualisasi diri.
C. Teori Dua Faktor
Frederick Herzberg mengembangkan suatu teori yang disebut Teori Dua Faktor, yang terdiri atas :
1 Faktor Higiene, yaitu faktor-faktor yang menyebabkan atau mencegah ketidakpuasan yang terdiri atas faktor ekstrinsik antara lain : gaji, jaminan pekerjaan,
kondisi kerja, status, kebijakan perusahaan, kualitas supervisi, kualitas hubungan antar pribadi dengan atasan,bawahan dengan sesame pekerja, serta jaminan sosial.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
2 Faktor motivator yang bersifat intrinsik yang meliputi : tanggung jawab, pengakuan, prestasi, pekerjaan itu sendiri, kemajuan, serta pertumbuhan dan
perkembangan pribadi.
D. Teori Kebutuhan dari McClelland
Teori kebutuhan dikemukakan oleh David McClelland. Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan. Hal-hal yang memotivasi seseorang menurut Mc.Clelland adalah :
a. Kebutuhan akan prestasi need for achievement.
Kebutuhan akan prestasi merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat bekerja seseorang untuk mengembangkan kreativitas dan mengarahkan
semua kemampuan serta energi yang dimilikinya guna mencapai prestasi kerja yang maksimal. Seseorang menyadari bahwa hanya dengan mencapai prestasi kerja yang
tinggi akan memperoleh pendapatan yang besar yang akhirnya bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Kebutuhan akan kekuasaan need for power