PENUTUP Internalisasi Kesadaran Publik Dalam Merespons Pemberitaan Kisruh Rancangan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah DKI 2015
Asal mula teori ini dari filsafat konstruktivisme dan teori ini berdiri diatas paradigma konstruktivis. Dalam penjelasan ontologi paradigma
konstruktivis, realitas adalah konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Namun, demikian kebenaran suatu realitas sosial bersifat nisbi, yang berlaku
sesuai konteks spesifik yang dinilai relevan oleh pelaku sosial.
3
Sejauh ini ada tiga macam konstruktivisme:
4
1. Konstruktivisme radikal; konstruktivisme radikal hanya dapat
mengakui apa yang dapat dibentuk oleh pikiran kita. Bentuk ini tidak selalu representasi dunia nyata. Kaum konstruktivisme radikal
mengesampingkan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan sebagai suatu kriteria kebenaran. Pengetahuan bagi mereka tidak
merefleksi suatu realitas ontologis objektif, namun sebuah realitas yang dibentuk oleh pengalaman seseorang.
Bentuk ini biasanya hanya mengakui apa yang dihasilkan oleh pikiran kita. Mereka tidak menganggap pengetahuan sebagai sebuah realitas.
Karena realitas adalah sesuatu yang dibentuk oleh pengalaman seseorang. Misalnya adalah, orang barat akan menilai islam adalah
sebuah agama yang mengajarkan kekerasan. Ini karena mereka melihat realitas yang terjadi selama ini dalam sisi islam begitu banyaknya aksi-
aksi kekerasan yang melibatkan umat islam dalam menegakan amar ma’ruf nahi mungkar.
3
Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi Jakarta: Kencana, 2008, h. 187.
4
Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa Jakarta: Kencana, 2011,h. 14.
2. Realisme hipotesis; dalam pandangan realisme hipotesis, pengetahuan
adalah sebuah hipotesis dari struktur realitas yang mendekati realitas dan menuju kepada pengetahuan yang hakiki.
Dalam bentuk ini mereka mengakui pengetahuan sebagai sebuah hipotesis, lalu mereka membandingkannya dengan segala hipotesis
yang melibatkan sebuah realitas sehingga meneguhkan diri mereka menuju pengetahuan yang hakiki. Misalnya orang islam belum tentu
benar walaupun Al- Qur’an sebagai pedoman hidupnya telah
menuliskan keagungan kebenarannya. Hal ini dikarenakan selama realitas umat islam itu sendiri tidak menunjukan kebenaran dalam Al-
Qur’an. Bentuk ini akan terus melakukan dugaan-dugaan terkait kebenaran pengetahuan dan juga realitas yang terjadi dalam
lingkungan sosial. 3.
Konstruktivisme biasa; konstruktivisme biasa mengambil semua konsekuensi konstruktivisme dan memahami pengetahuan sebagai
sebuah gambaran dari realitas itu. Kemudian pengetahuan individu dipandang sebagai suatu gambaran yang dibentuk dari realitas objek
dalam dirinya sendiri. Antara pengetahuan dan pengalaman seseorang mampu menjadi
sebuah realitas dari seseorang. Lebih tepatnya pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh pengalaman seseorang dalam realitas tersebut yang
mampu membentuk dirinya dalam sebuah lingkungan. Teori kontruksi sosial realitas merupakan hasil penelitian dari Peter
L. Berger dan Thomas Luckman, yang mencoba menyelidiki bagaimana