9 tetap sebesar 23 dari total perdagangan minyak nabati dunia yang mencapai 159,530 ribu ton.
Pangsa konsumsi CPO terhadap minyak nabati dunia dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Pangsa konsumsi CPO terhadap minyak nabati dunia
Tahun Konsumsi 000
CPO
Minyak Kedelai
Minyak Repaseed
Minyak Bunga
Matahari Minyak
Kelapa Lainnya Dunia
2000 21,771 25,135 14,471 9,404
2,962 39,689 113,432 2001
23,869 27,508 13,952 8,765 3,467 40,444 118,005
2002 25,595 29,964 13,489 7,721
3,291 41,472 121,532 2003
28,201 31,246 12,716 8,921 3,322 41,287 125,693
2004 30,050 31,163 14,829 9,583
3,054 42,421 131,100 2005
33,156 32,879 15,914 9,546 3,047 43,666 138,208
2006 36,192 34,670 18,196 10,946
3,047 43,666 146,717 2007
37,892 37,067 19,073 11,174 3,153 45,424 153,783
2008 42,500 37,930 19,725 10,326
3,142 45,907 159,530 Sumber : Badrun 2008
3.2.1 Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia
Produksi CPO Indonesia telah melampaui produksi CPO Malaysia semenjak tahun 2006. Secara bersama produksi minyak sawi Indonesia dan Malaysia pada tahun 2008 menguasai 85.8
produksi CPO dunia. Produksi CPO dunia menurut negara produsen utama 2000-2008 disampaikan pada tabel 5.
Tabel 5. Produksi CPO dunia
Tahun Konsumsi 000 ton
Indonesia Malaysia Nigeria Thailand Colombia Lainnya Dunia
2000 7,000 10,842 740 525 524 2,196 21,827
2001 8,396 11,804 770 620 548 2,175 24,313
2002 9,622 11,909 775 600 528 2,224 25,658
2003 10,600 13,354 785 630 543 1,538 27,450
2004 12,380 13,974 790 668 632 2,185 30,629
2005 13,920 14,961 800 685 661 2,563 33,590
2006 16,080 15,881 815 855 711 2,821 37,163
2007 17,270 15,823 835 1,020 732 2,993 38,673 2008 19,100 17,735 860 1,160 800 3,249 42,904
Sumber : Badrun 2008
Pada tahun 1969 total luas areal perkebunan sawit di Indonesia hanya 119,520 Ha dan tahun 1979 meningkat menjadi 257,814 Ha. Pada tahun 1989 total luas areal perkebunan kelapa sawit telah
mencapai 973,528 Ha dan diantaranya merupakan perkebunan rakyat sebesar 223,832 Ha 23. Pada tahun 1999 total luas areal perkebunan kelapa sawit sudah mencapai 3,901,802 Ha dan perkebunan
rakyat seluas 1,041,046 Ha 27. Perluasan ini terus berlanjut dan pada tahun 2009 total luas areal mencapai 7,508,470 Ha dengan luas perkebunan rakyat yang mencapai 3,498,425 Ha 45. Peta
10 penyebaran kelapa sawit di Indonesia dapat dilihat pada gambar 3, sedangkan luas areal kelapa sawit
menurut provinsi dan status pengusahaan keadaan pada tahun 2009 seperti ditunjukkan pada tabel 6.
Gambar 3. Peta Penyebaran perkebunan kelapa sawit di Indonesia Pusat Data dan Informasi Departemen Perindustrian 2007
Tabel 6. Luas areal perkebunan kelapa sawit menurut provinsi dan status pengusahaan Tahun 2009
No Provinsi Perkebunan
Rakyat Ha Perkebunan Besar
Negara Ha Perkebunan Besar
Swasta Ha Jumlah Ha
1 NAD 105,169
41,356 135,807
282,332 2 Sumatera
Utara 408,699
269,039 343,954
1,048,692 3 Sumatera
Barat 164,925
7,936 166,814
339,675 4 Riau
865,231 79,528
748,810 1,693,569
5 Kep. Riau
529 5,610
6,130 6 Jambi
318,479 18,620
149,037 486,136
7 Sumatera Selatan
312,404 34,228
361,424 708,056
8 Bangka Belitung
21,402 160,959
182,361 9 Bengkulu
165,476 5,425
56,134 227,035
10 Lampung 78,068
11,379 63,771
153,218 11 Jawa
Barat 6,548
3,289 9,837
12 Banten 6,866
8,028 14,894
13 Kalimantan Barat
197,830 41,966
258,975 498,771
14 Kalimantan Tengah
92,734 778,486
871,220 15 Kalimantan
Selatan 50,166
4,865 236,703
291,734 16 Kalimantan
Timur 98,050
13,551 311,207
423,081 17 Sulawesi
Tengah 6,064
5,090 36,207
47,361 18 Sulawesi
Selatan 8,401
8,348 601
17,350 19 Sulawesi
Barat 67,636
53,979 121,615
20 Sulawesi Tenggara
20,067 2,966
23,033 21
Papua 9,838 10,000
8,139 27,977 22 Papua
Barat 15,939
12,707 5,300
33,946 Jumlah
3,013,973 581,580
3,885,206 7,508,023
Sumber : Business Research Report 2009
11 Perkebunan kelapa sawit lebih efisien sehingga menjadi lebih kompetitif dibanding dengan
minyak nabati lainnya. Perkebunan kelapa sawit memiliki potensi yang cukup prospektif. Potensi tersebut antara lain limbah dan hasil samping kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber
pakan, pengembangan tanaman jagung atau kedelai sebagai penganti tanaman penutup tanah pada waktu kegiatan peremajaan, serta pemanfaatan limbah batang kayu untuk bahan baku industri
perkayuan. Sesuai dengan pengalaman dan kesiapan yang dimiliki serta memperhatikan potensi permintaan yang sangat prospektif dan potensi sumber daya alam yang ada, Indonesia masih
berpotensi untuk terus mengembangkan perkebunan kelapa sawit. Dari gambaran singkat lintasan fakta tersebut, secara umum dapat dilihat bahwa produktivitas minyak sawit jauh lebih tinggi
dibanding minyak nabati lainnya. Di samping itu kelapa sawit merupakan tanaman tahunan, sedangkan tanaman nabati lainnya merupakan tanaman musiman. Kebutuhan energi untuk pembukaan
lahan dan penanaman hanya sekali dilakukan sesuai daur ekonomi kelapa sawit yaitu dilakukan sekitar 25-30 tahun. Ini berbeda dengan kedelai misalnya yang pengolahan tanahnya perlu dilakukan
setiap musim panen.
3.2.2 Budidaya Perkebunan Kelapa Sawit