V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Struktur Pasar Industri Pulp dan Kertas di Indonesia.
5.1.1. Analisis Rasio Konsentrasi
Dalam penelitian ini, penghitungan rasio konsentrasi untuk melihat struktur pasar industri pulp dan kertas dilakukan dengan menghitung Rasio
Konsentrasi empat perusahaan terbesar CR4. Hasil penghitungan rasio konsentrasi pasar industri pulp dan kertas di Indonesia dapat dilihat pada tabel 5.1.
Selama periode tahun 1996-2006, rata-rata nilai CR4 industri ini adalah sebesar 64 persen. Dengan melihat nilai dari CR4 tersebut, industri pulp dan kertas
digolongkan memiliki struktur pasar oligopoli ketat, dimana empat perusahaan terbesar mempunyai pangsa pasar lebih dari 60 persen.
Pada tahun 1996 rata-rata CR4 industri pulp dan kertas secara keseluruhan ialah 70 persen dan pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 66 persen.
Selama periode tahun 1996 sampai 2006 terjadi peningkatan jumlah perusahaan yang masuk sehingga menyebabkan penurunan rasio konsentrasi selama periode
tersebut. Pada Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan pada tahun 1996 adalah sebanyak 359 unit perusahaan, sedangkan pada tahun 2006 naik menjadi
506 perusahaan. Dari ketujuh subsektor industri pulp dan kertas, subsektor industri
kemasan dan kotak dari kertas dan karton merupakan subsektor yang memiliki rasio konsentrasi yang paling kecil jika dibandingkan dengan subsektor industri
pulp dan kertas lainnya. Rasio konsentrasi untuk subsektor tersebut tahun 1996
adalah sebesar 39 persen dan pada tahun 2006 mengalami kenaikan menjadi 40 persen. Jumlah perusahaan yang masuk pada industri ini mengalami kenaikan
sebesar 108 perusahaan.
Tabel 5.1 CR4 Industri Pulp dan Kertas Berdasarkan Kode ISIC dan Jumlah Perusahaan dari Tahun 1996-2006 di Indonesia
Kode ISIC 341
Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Rata2
Pulp 1,00 0,90 0,92 0,93 0,97 0,93 0,93 0,88 0,93 0,88 0,87 0,92
Jumlah perusahaan
4 5 5 4 4 7 7 8 7 9 10 Kertas
Budaya 0,70 0,58 0,68 0,75 0,71 0,73 0,55 0,85 0,78 0,68 0,78 0,70
Jumlah perusahaan
54 54 24 64 66 61 41 35 30 43 40 Kertas
Industri 0,91 0,92 0,75 0,71 0,76 0,55 0,19 0,64 0,74 0,81 0,48 0,67
Jumlah perusahaan
34 29 41 41 40 40 21 40 35 28 36 Kertas
tissue 0,69 0,48 0,68 0,69 0,68 0,70 0,31 0,86 0,81 0,71 0,78 0,67 Jumlah
perusahaan 32 31 35 33 32 29 17 23 29 28 28
Kertas lainnya
0,72 0,42 0,50 0,52 0,52 0,55 0,77 0,82 0,81 0,72 0,65 0,63 Jumlah
perusahaan 18 20 16 16 14 21 33 35 22 26 48
Kotak kertas karton
0,39 0,38 0,37 0,39 0,60 0,42 0,40 0,38 0,26 0,27 0,40 0,39 Jumlah
perusahaan 172 166 176 177 180 161 142 177 190 203 280
Kertas karton yang
tidak termasuk
dalam golongan
0,54 0,60 0,53 0,42 0,63 0,42 0,31 0,54 0,60 0,57 0,71 0,53
Jumlah perusahaan
45 40 62 58 51 58 68 46 47 55 64 Rata-rata
0,70 0,61 0,63 0,63 0,69 0,61 0,49 0,71 0,70 0,66 0,66 0,64 Total jumlah
perusahaan 359 345 359 393 387 377 329 364 360 392 506
Sumber : Diolah dari data BPS tahun 1996-2006. Sementara itu subsektor industri pulp memiliki rasio konsentrasi yang
paling besar. Dimana pada periode tahun 1996 sampai tahun 2006, rata-rata rasio konsentrasinya adalah 92 persen. Melihat angka rasio konsentrasi yang dimiliki
oleh subsektor ini dapat disimpulkan bahwa struktur pasar dari subsektor industri
pulp adalah oligopoli ketat. Jumlah perusahaan pada subsektor ini mengalami peningkatan dari 4 perusahaan pada tahun 1996 menjadi 10 perusahaan pada
tahun 2006. Penambahan 6 perusahaan yang masuk industri menyebabkan penurunan rasio konsentrasi sebesar 13 persen, dari 100 persen pada tahun 1996
menjadi 87 persen pada tahun 2006. Untuk industri subsektor kertas budaya konsentrasinya rata-rata 70 persen.
Pada tahun 2002 terjadi penurunan rasio konsentrasi sebesar 18 persen. Penurunan rasio konsentrasi ini diikuti juga dengan penurunan jumlah perusahaan dari 61
perusahaan menjadi 41 perusahaan. Secara teori, seharusnya penurunan rasio konsentrasi disebabkan oleh adanya pesaing baru yang masuk dalam suatu pasar
atau industri. Tetapi dalam hal ini penurunan konsentrasi diikuti juga dengan adanya penurunan jumlah perusahaan. Penurunan konsentrasi tersebut diduga
karena adanya peningkatan impor kertas dari negara-negara yang menjual produk kertasnya dengan harga dumping. Harga dumping tersebut jauh lebih murah dan
hampir sama dengan bahan baku yang digunakan produsen kertas dalam negeri. Akibatnya, produsen dalam negeri tidak dapat bersaing secara sehat sehingga
menyebabkan penurunan jumlah perusahaan. Industri subsektor kertas industri konsentrasinya rata-rata 67 persen. Pada
tahun 2002 terjadi penurunan rasio konsentrasi sebesar 36 persen yang diikuti juga dengan penurunan jumlah perusahaan. Hal ini diduga disebabkan juga oleh
adanya peningkatan impor kertas dengan harga dumping dari negara-negara Finlandia, India, Malaysia, Korea Selatan, Jepang dan Jerman.
Penurunan konsentrasi yang paling besar terjadi pada industri subsektor kertas tissue. Penurunan konsentrasi sebesar 39 persen salah satunya disebabkan
oleh peningkatan impor kertas dengan harga dumping. Perusahaan yang mempunyai market share terbesar untuk subsektor ini adalah PT. Pindo Deli Pulp
Paper Mills. Sedangkan subsektor industri kertas lainnya konsentrasinya rata-rata 63
persen. Pada tahun 1997 terjadi penurunan konsentrasi rasio sebesar 30 persen. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan jumlah perusahaan dari 18 perusahaan
menjadi 20 perusahaan. Tetapi pada tahun 1998 terjadi kenaikan rasio konsentrasi menjadi 50 persen dengan jumlah perusahaan sebesar 16 perusahaan. Kenaikan
rasio konsentrasi ini disebabkan karena terjadinya penurunan jumlah perusahaan. Selama periode tahun 1996 sampai 2006 terjadi kenaikan jumlah perusahaan dari
18 perusahaan pada tahun 1996 menjadi 48 perusahaan pada tahun 2006. Menurut tipenya, struktur pasar industri subsektor kertas lainnya merupakan pasar oligopoli
dengan rata-rata konsentrasi rasio empat perusahaan sebesar 63 persen. Industri subsektor kertas dan karton yang tidak termasuk dalam golongan
konsentrasinya rata-rata sebesar 56 persen. Rasio konsentrasi tertinggi untuk subsektor ini pada tahun 2006 yaitu sebesar 71 persen sedangkan terendah pada
tahun 2002 yaitu sebesar 31 persen. Kenaikan rasio konsentrasi terbesar terjadi pada tahun 2003 yaitu sebesar 23 persen. Hal ini dikarenakan berkurangnya
pesaing yang ada di dalam industri dengan menurunnya jumlah perusahaan sebesar 22 perusahaan.
Sumber: Diolah dari data BPS, tahun 1996-2006
Gambar 5.1. Grafik Rasio Konsentrasi Industri Pulp dan Kertas di Indonesia Dari Tahun 1996-2006
Pada tahun 2006, yang mempunyai market share pangsa pasar terbesar berdasarkan kapasitas terpasang dalam industri pulp dan kertas adalah perusahaan
PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk. Perusahaan ini mempunyai pangsa pasar sebesar 30,71 persen untuk pulp dan 20,56 persen untuk kertas. Sementara itu,
Pindo Deli Pulp Paper Mills mempunyai perolehan pangsa pasar untuk kertas sebesar 13,4 persen, PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk dengan share 10,79
persen untuk kertas. Ketiga perusahaan tersebut tergabung dalam anak perusahaan Sinar Mas Grup. Kemudian, PT. Fajar Surya Wisesa Tbk dengan share 6,66
persen untuk kertas. PT. Riau Andalan Pulp Paper Tbk dengan share 31,02 persen untuk pulp. Pangsa pasar beberapa perusahaan dapat dilihat pada Tabel
5.2.
Tabel 5.2. Pangsa Pasar Beberapa Perusahaan Berdasarkan Kapasitas Terpasang Tahun 2006
Nama Perusahaan Market share
pulp Market share
kertas PT. Indah Kiat Pulp Paper Tbk
30,71 20,56
Pindo Deli Pulp Paper Mills -
13,94 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
- 10,79
PT Fajar Surya Wisesa Tbk -
6,66 PT. Riau Andalan Pulp Paper
31,02 PT. Kiani Kertas
8,14 -
PT. Tanjungenim Lestari Pulp Paper 6,97
- PT. Surabaya Agung Industri Pulp Kertas
Tbk - 4,63
Sumber : APKI 2007
5.1.2. Analisis Hambatan Masuk Industri