Perilaku Pasar Kinerja Pasar

Menurut Shepherd 1990 menyatakan bahwa dengan adanya hambatan masuk akan menghalangi pesaing yang potensial untuk memasuki pasar dan menjadi pesaing yang sesungguhnya. Apapun yang mengurangi kemungkinan skala atau kecepatan dari masuknya perusahaan disebut sebagai hambatan masuk.

2.1.2. Perilaku Pasar

Hasibuan 1993 menyatakan bahwa dalam menilai derajat persaingan suatu pasar perlu diperhatikan perilaku dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam industri yang bersangkutan. Perilaku dalam hal ini adalah pola tanggapan dan penyesuaian suatu industri di dalam pasar untuk mencapai tujuannya. Suatu industri melakukan penyesuaian untuk melakukan peranannya di dalam pasar sehingga tercapai tujuannya. Perilaku ini jelas terlihat pada penentuan harga, promosi, koordinasi kegiatan dalam pasar dan juga kebijaksanaan produk. Dalam pengertian koordinasi terjadi sangat luas seperti kolusi. Pada kondisi pasar oligopoli, perilaku setiap perusahaan akan sulit diperkirakan. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kebijakan yang diambil oleh suatu perusahaan. Berbeda dengan kondisi pasar persaingan sempurna di mana perusahaan hanya bersifat sebagai penerima harga. Pada kondisi pasar yang dipimpin oleh suatu perusahaan dominan, umumnya perusahaan yang mendominasi pasar akan berlaku seperti perusahaan monopoli yang akan menaikkan harga untuk memperoleh keuntungan lebih dan menggunakan diskriminasi harga. Sedangkan pada pasar oligopoli, tindakan yang mereka lakukan terkait oleh strategi di mana pilihan tindakannya seringkali tergantung pada kebijakan yang diambil oleh pesaing terdekatnya Jaya, 2001.

2.1.3. Kinerja Pasar

Kinerja pasar atau industri adalah hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku industri Hasibuan, 1993. Kinerja dalam kaitannya dengan ekonomi memilki banyak aspek, namun biasanya dipusatkan pada tiga aspek pokok, yaitu efisiensi, kemajuan teknologi dan keadilan Jaya, 2001. a. Efisiensi Yang dimaksud efisiensi adalah menghasilkan suatu nilai output yang maksimum dengan menggunakan sejumlah input tertentu, baik secara fisik maupun nilai ekonomis harga. Efisiensi terbagi menjadi dua, yaitu efisiensi internal X-eff yang menggambarkan perusahaan dikelola dengan baik, menggambarkan usaha yang maksimal dari para pekerja dan menghindari kejenuhan dalam pelaksanaan jalannya perusahaan. Efisiensi ini diukur dengan perbandingan nilai tambah dan nilai input setiap perusahaan. Sedangkan efisiensi alokasi menggambarkan sumberdaya ekonomi yang dialokasikan sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi perbaikan dalam berproduksi yang dapat menaikkan nilai dari output Jaya, 2001. b. Keadilan Keadilan yaitu keseimbangan dalam distribusi. Keadilan mempunyai tiga dimensi, yaitu kesejahteraan, pendapatan dan kesempatan. Keseimbangan mempengaruhi etika dan terdapat kriteria etika yang harus dikombinasikan, yaitu kesamarataan, upaya, dan kontribusi atau produktivitas Jaya, 2001. c. Kemajuan Teknologi Kemajuan mengacu pada keefektifan dalam pemeliharaan pasar dari perubahan hasil yang baru dan lebih baik serta teknik produksi yang lebih baik. Kemajuan teknologi dapat mempengaruhi tingkat keuntungan yang lebih baik bagi perusahaan, dengan adanya perubahan dan perkembangan teknologi dapat mempengaruhi tingkat keuntungan yang lebih baik dan proses produksi menjadi lebih baik Jaya, 2001. Berdasarkan elemen-elemen yang diketahui, maka dapat diketahui bagaimana ciri-ciri dan tipe pasar yang dihadapi oleh suatu industri. Tabel 2.2. Ciri-ciri dan Tipe Pasar Ciri-ciri Monopoli Perusahaan Dominan Oligopoli Persaingan Monopolistik Persaingan Murni Kondisi utama Memiliki 100 persen pangsa pasar Menguasai 50 persen sampai dengan 100 persen pangsa pasar tanpa pesaing kuat Gabungan beberapa perusahaan terkemuka yang pangsa pasarnya 60 persen sampai dengan 100 persen Banyak pesaing yang efektif dan tidak satu pun memiliki lebih dari 10 persen pangsa pasar Lebih dari 50 pesaing yang tidak satu pun memiliki pangsa pasar yang berarti Indeks Hirschman- Herfindahl HHI HHI=1000 2500HHI 1000 1000HHI 1800 1000HHI 100 HHI100 Jumlah Produsen Satu Banyak Sedikit Banyak Sangat banyak Entryexit barrier Sangat tinggit Relatif rendah Tinggi Relatif rendah Rendah Diferensiasi produk Relatif Relatif Relatif Relatif Tidak ada Kekuatan menentukan Sangat besar Relatif Relatif Sedikit Tidak ada Persaingan selain harga Tidak ada Besar Besar Besar Tidak Informasi Sangat terbatas Cukup terbuka Terbatas Cukup terbuka Terbuka Profit Berlebih Berlebih Agak berlebih Normal Normal Efisiensi Kurang baik Kurang baik Kurang baik Cukup baik Baik Sumber: Hasibuan 1993 Jaya 2001 Dalam mengukur kinerja suatu industri, variabel yang paling umum digunakan adalah Price-Cost-Margin PCM. Penggunaan PCM sebagai variabel kinerja pertama kali oleh Collins dan Presto 1968-1969. Selain PCM, pengukuran kinerja juga dapat dilakukan dengan metode-metode lain. Pada umumnya, pengukuran kinerja dalam studi empiris terbagi menjadi empat macam. Selain PCM, pengukuran lain yang dapat digunakan adalah rasio dari kelebihan profit terhadap penjualan, tingkat pengembalian dari asset atau modal, dan yang terakhir adalah dengan mengukur nilai pasar dari surat-surat berharga perusahaan.

2.2. Tinjauan Penelitian Tentang Struktur Perilaku Kinerja