yang dilakukan tiap merek pasta gigi, sehingga memperkuat kecenderungan mahasiswa untuk melakukan peralihan merek brand
switching. Di sisi lain, jumlah mahasiswa di Indonesia tidak sedikit, yaitu sekitar 4,8 juta orang www.edukasi.kompas.com, 2011 sehingga
tergolong sebagai bagian dari pangsa pasar yang perlu diperhatikan produsen pasta gigi.
Mahasiswa stata 1 Institut Pertanian Bogor IPB berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia karena adanya penerapan program
Undangan Seleksi masuk IPB USMI. Dalam penelitian dianalisis apakah keanekaragaman daerah asal cenderung berhubungan dengan perilaku saat
beralih merek pasta gigi dari merek Pepsodent Reguler. Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui persepsi
konsumen mahasiswa terhadap produk pasta gigi, faktor-faktor penyebab peralihan konsumen mahasiswa dalam mengkonsumsi pasta gigi, serta
hubungan antara bauran produk terhadap peralihan merek, agar perusahaan pasta gigi dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya peralihan merek
dengan penerapan strategi produk melalui bauran produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Untuk itu dilakukan
penelitian yang berjudul Analisis Hubungan Bauran Produk terhadap Brand Switching Pepsodent Reguler Studi Kasus Mahasiswa Strata 1
Institut Pertanian Bogor.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Faktor-faktor apakah yang menyebabkan peralihan mahasiswa dalam menggunakan pasta gigi ?
2. Bagaimana persepsi konsumen mahasiswa terhadap merek produk brand image Pepsodent reguler ?
3. Bagaimana implikasi hubungan bauran produk Pepsodent reguler terhadap peralihan merek brand switching ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis faktor-faktor penyebab peralihan mahasiswa dalam
menggunakan pasta gigi. 2. Mengidentifikasi persepsi mahasiswa mengenai merek produk
Pepsodent reguler. 3. Mengkaji implikasi hubungan bauran produk Pepsodent reguler
terhadap peralihan merek.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian hanya terbatas pada analisis penyebab terjadinya peralihan mahasiswa dalam mengkonsumsi pasta gigi,
identifikasi persepsi mahasiswa mengenai merek produk pasta gigi Pepsodent Reguler dan analisis hubungan bauran produk pasta gigi
Pepsodent reguler terhadap peralihan merek brand switching. Produk pasta gigi Pepsodent Reguler dipilih, karena terdapat data
yang menyebutkan, bahwa walaupun dari awal dipasarkan sampai saat ini sudah terdapat berbagai varian Pepsodent, akan tetapi Pepsodent Reguler
versi lama dengan desain kemasan merah-putih tetap yang paling besar kontribusi penjualannya terhadap perusahaan karena varian tersebut adalah
varian pertama yang diluncurkan di pasar www.swa.co.id, 2010. Obyek penelitian terbatas pada mahasiswa strata 1 Institut Pertanian Bogor yang
pernah menggunakan pasta gigi Pepsodent Reguler.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Strategi Pemasaran
Asosiasi Pemasaran Amerika mendefinisikan Pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,
mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan para pemilik sahamnya. Menurut Kotler dan Keller 2007, pemasaran didefinisikan sebagai proses sosial dan manajerial dimana
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk
yang bernilai dengan pihak lain. Strategi pemasaran oleh Bennet dalam Tjiptono 2008 merupakan
pernyataan baik secara implisit maupun eksplisit mengenai bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya. Strategi pemasaran
modern secara umum terdiri dari tiga 3 tahap yaitu segmentasi pasar segmenting, penetapan pasar sasaran targeting dan penetapan posisi
pasar positioning. Rinciannya adalah sebagai berikut :
1. Segmentasi Pasar Segmenting
Segmentasi pasar adalah kegiatan membagi pasar menjadi kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, atau tingkah
laku berbeda yang mungkin membutuhkan produk atau bauran pemasaran terpisah.
2. Target Pasar Targetting Target pasar adalah kelompok konsumen yang mempunyai ciri-ciri
atau sifat hampir sama homogen yang dipilih perusahaan dan yang akan dicapai dengan strategi bauran pemasaran marketing mix.
3. Pemosisian produk di Pasar Positioning Positioning adalah tindakan merancang penawaran dan citra
perusahaan sehingga menempati suatu posisi kompetitif yang berarti dan berada dalam benak pelanggan sasarannya.
Menurut Kotler 1997, bauran pemasaran didefinisiskan sebagai seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai
tujuan perusahaannya dalam pasar sasaran. Alat-alat pemasaran ini diklasifikasikan menjadi empat kelompok besar yang dikenal dengan
empat 4 P tentang pemasaran : produk product, harga price, tempat place, dan promosi promotion. Keputusan bauran pemasaran harus
dibuat untuk mempengaruhi konsumen akhir sebagai pasar sasaran. Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat memenuhi
kebutuhan pelanggannya dengan menetapkan komposisi terbaik dari beberapa peubah marketing mix yang dilaksanakan secara efektif.
2.2. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen oleh Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan 2002 didefinisikan berikut :
“The term consumer behavior refers to behavior that consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products
and services that they expect will satisfy their needs” “Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan
konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, serta menghabiskan produk dan jasa yang diharapkan akan memuaskan
kebutuhannya.” Sumarwan 2002 membahas mengenai langkah-langkah perilaku
konsumen dalam keputusan pengkonsumsian suatu produk, yaitu : 1. Pengenalan masalah. Pengenalan kebutuhan dimulai saat pembeli
menghadapi masalah atau kebutuhan. Masalah atau kebutuhan dapat timbul ketika pembeli merasakan perbedaan antara keadaan yang
sebenarnya terjadi dengan keadaan yang diinginkanya. 2. Pencarian informasi. Pencarian informasi mulai dilakukan ketika
konsumen memandang bahwa kebutuhannya dapat dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen yang terangsang
kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.
3. Evaluasi alternatif. Menurut Mowen dan Minor dalam Sumarwan 2002, pada tahap ini konsumen membentuk kepercayaan, sikap dan
intensinya mengenai alternatif produk yang dipertimbangkan. Setelah melalui tiga 3 tahapan di atas, maka terjadilah keputusan
pembelian. Keputusan pembelian merupakan tahap dimana konsumen menentukan atau memilih merek yang paling disukai. Ketika pembelian
telah dilakukan, maka akan muncul perilaku pasca-pembelian. Perilaku pasca pembelian merupakan suatu proses ketika konsumen mengevaluasi
hasil pembelian yang telah dilakukannya, dimana konsumen akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan.
2.3. Produk