Kebiasaan Makanan Interaksi Trofik

Berdasarkan hal tersebut, ke-14 jenis ikan dominan teri, japuh, tembang, siro, belanak, gargahing, peperek cina, secutor, biji nangka, kembung perempuan, kembung lelaki, peperek blochii, peseng-peseng, dan kuweh digolongkan sebagai ikan herbivora fitoplanktivora. Sebaliknya ikan kurisi, walaupun mempunyai nilai Ii rata-rata ≥ 50 terhadap fitoplankton, namun hal tersebut hanya terjadi saat ikan berukuran kecil. Ikan kurisi berdasarkan kelompok ukuran mengalami perubahan kebiasaan makanan yaitu ukuran kecil menyukai fitoplankton dari genus Thalassiothrix, kemudian pada ukuran sedang sampai besar berubah menjadi pemakan ikan, S. commersonii Gambar 11. Adanya kesukaan terhadap makanan dari golongan hewani tersebut maka ikan kurisi digolongkan sebagai ikan karnivora. Kondisi tersebut juga terlihat pada ikan kurisi yang ditemukan di perairan Teluk Labuan Banten yang mengalami perubahan kebiasaan makanan menjadi karnivora pada ukuran besar Sjafei Robiyani, 2001. Perubahan kebiasaan makanan tersebut berkaitan dengan perkembangan ukuran tubuh ikan kurisi terutama akibat peningkatan ukuran bukaan mulut, dan kemampuan alat percernaan dalam mencerna makanan. Selain itu perubahan tersebut juga berhubungan dengan tingkat perkembangan gonad ikan kurisi, yang saat penelitian berada dalam tahap perkembangan, TKG II data belum dipublikasikan. Hal yang sama juga dilaporkan oleh Sjafei Robiyani 2001, ikan kurisi N. tambuloides Blkr. di perairan Teluk Labuan Banten pada ukuran besar 171–265 mm menyukai kelompok ikan, diantaranya adalah ikan teri, Stolephorus sp. Gambar 11. Perubahan kebiasaan makanan ikan kurisi di perairan Teluk Kendari 20 40 60 80 100 In d e k s B a g ia n T e rb e s a r 46-110 110.1-170 170.1-230 Ukuran mm Fitoplankton Zooplankton makroavertebrata bentik S.commersonii Detritus Berdasarkan luas relung terlihat bahwa ikan tembang dan siro mempunyai luas relung yang lebih besar dibandingkan jenis ikan dominan lainnya. Hal ini berkaitan dengan kemampuan ikan tersebut dalam memanfaatkan makanan yang bervariasi yang tersedia di perairan Tabel 8. Ikan tersebut mampu memanfaatkan lebih banyak jenis makanan dibandingkan populasi ikan lainnya. Kondisi tersebut diduga merupakan penyebab kedua populasi ikan tersebut cukup dominan dibandingkan populasi ikan lainnya di perairan Teluk Kendari.

2. Kesamaan Sumber Daya Makanan

Kesamaan dalam makanan diantara 15 populasi ikan dominan tercermin dari nilai indeks bagian terbesar setiap jenis makanan yang ditemukan dalam saluran pencernaan ikan. Seluruh populasi ikan dominan baik juwana dan dewasa, kecuali kurisi, mempunyai kesamaan dalam jenis organisme makanan sehingga perhitungan indeks bagian terbesar digabungkan seperti tertera pada Tabel 8 dan 9. Tabel 9 menunjukkan bahwa genus Thalassiothrix merupakan makanan utama seluruh populasi ikan. Bila dirunut lebih rinci dengan mempertimbangkan fluktuasi makanan tiap bulan Lampiran 13, populasi tersebut mempunyai kesamaan makanan dalam waktu yang lama. Keadaan ini tentunya akan memengaruhi pertumbuhan populasi tersebut dan jika ketersediaan Thalassiothrix di perairan rendah akan menimbulkan kompetisi dalam memanfaatkan makanan tersebut. Untuk menghindari kondisi tersebut, Tabel 9. Jenis organisme makanan dominan yang dikonsumsi ikan Jenis ikan Indeks Bagian Terbesar Detritus Teri Udang;kepiting Teri ; 13,08 33,93 16,10 ; ; ; Japuh ; ; 30,00 10,55 11,78 ; ; Tembang ; 11,56 33,66 ; ; ; ; Siro ; 11,85 37,69 12,10 ; ; ; Belanak 11,43 15,93 40,32 ; ; ; ; Gargahing ; 12,68 32,95 ; ; ; ; Peperek blochii 12,59 18,22 37,07 ; ; ; Peperek cina ; 13,82 36,63 ; ; ; ; Peperek secutor ; 19,63 41,59 ; ; ; ; Biji nangka ; 11,80 42,23 ; ; ; ; Kembung perempuan ; ; 31,04 ; 13,26 ; ; Kembung lelaki 15,76 ; 28,58 ; 14,72 ; ; Peseng;peseng ; 17,98 40,32 ; ; ; ; Kuweh 11,79 ; 27,95 ; ; ; ; Kurisi juwana Kurisi dewasa ; ; ; ; 46,12 ; 11,37 10,00 ; ; ; 50,40 18,38 ; Keterangan : = Dominan dikonsumsi dengan nilai Ii ≥ 10,00 populasi tersebut menggunakan dua atau lebih sumber daya makanan sehingga dapat mengurangi tingkat persaingan apabila ketersediaan Thalassiothrix terbatas. Delapan jenis ikan tembang, belanak, gargahing, peperek blochii, cina, secutor, biji nangka, dan peseng-peseng menyukai fitoplankton Leptocylindricus selain Thalassiothrix. Dua jenis kembung lelaki dan kuweh menyukai Coscinodiscus; dua jenis japuh dan kembung perempuan menyukai zooplankton dari genus Calanus; dan dua jenis ikan lainnya teri dan siro menggunakan detritus. Thalassiothrix juga menjadi makanan utama kurisi juwana Ii = 46,12 tetapi ketika berkembang dewasa makanannya berubah menjadi ikan khususnya teri Ii = 50,40. Ikan kurisi mengalami perubahan ontogenetik dalam makanan Gambar 14. Kurisi juwana, selain memanfaatkan Thalassiothrix sebagai makanan utama juga menggunakan makanan udang dan kepiting Gambar 12. Penggunaan dua atau lebih sumber daya makanan diduga merupakan salah satu strategi yang dikembangkan untuk menghindari terjadinya persaingan. Strategi yang berbeda juga ditemukan pada ikan Bluegill, Lepomis macrochirus dan redear sunfish, Lepomis microlophus. Untuk mendapatkan sumber daya yang sama, kedua jenis ikan tersebut melakukan pembagian sumber daya dengan mencari makan di lokasi yang berbeda. Kondisi demikian menyebabkan ikan tersebut mempunyai biomassa dan produksi yang tinggi di perairan Carey Wahl, 2011. Fitoplankton, zooplankton, dan makroavertebrata bentik yang terdapat di perairan Teluk Kendari tidak semua dimanfaatkan sebagai makanan oleh populasi ikan dominan. Fitoplankton kelas Dinophyceae Tabel 2, zooplankton kelas Rhizopoda Tabel 3, dan sebagian besar kelas makroavertebrata bentik Tabel 4 tidak dimanfaatkan oleh ikan sebagai makanan. Tidak dimanfaatkannya beberapa kelas tersebut disebabkan oleh Gambar 12. Alternatif pilihan makanan juwana ikan kurisi 46–110 mm dengan Ii 10,00 46.12 18.38 11.37 Thalassiothrix Udang kepiting Detritus