Hikmah Zakat, Infaq, dan Shadaqah

C. Hikmah Zakat, Infaq, dan Shadaqah

Dalam paradigma sistem kapitalis, harta dianggap sebagai hak milik pribadi yang dapat digunakan secara bebas sesuai dengan kemauan dan keinginan pemiliknya. Hal itu berbanding tidak lurus dengan paradigma sistem sosialis. Karena dalam paradigma sistem sosialis, harta dianggap sebagai hak milik bersama yang harus digunakan untuk kepentingan bersama. Berbeda dari dua paradigma sistem kapitalis dan sosialis, dalam pandangan Islam harta merupakan hak milik Allah SWT. yang bersifat pinjaman terhadap manusia yang harus digunakan untuk kebaikan bersama. Hal itu dijelaskan dalam Surah Al-Baqarah ayat 284 yang terjemahannya berbunyi:

Kepunyaan Allah lah segala apa yang ada di langit dan di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dihekendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah

Maha Kuasa atas segala sesuatu. 64

Konsekuensi logis dari pandangan yang meyakini bahwa kepemilikan di tangan Allah SWT. itu, maka orang-orang yang diberikan kelebihan rizki oleh Allah SWT. sekurang-kurangnya memiliki tiga tanggung-jawab. Pertama, ia menggunakannya untuk kebutuhan pribadi, keluarga dan orang yang berada di bawah tanggungannya secara halal, dengan tidak boros dan tidak berlebihan. Kedua , ia menginvestasikannya untuk mendapatkan nilai tambah dengan cara yang halal. Ketiga, ia mengeluarkan sebagiannya untuk zakat, shadakah, infaq,

waqaf dan lain-lain 65 . Dalam hadis riwayat Imam Bukhari, yang berasal dari Ibnu Umar

disebutkan bahwa zakat adalah pilar dan fondasi Islam yang ketiga setelah syahadat dan shalat. Fondasi-fondasi lainnya adalah puasa dan haji. 66 Dengan

64 Ibid., hlm. 71-72. 65 Mahmud bin Ibrahim al-Khatib. Op.Cit. hlm. 35

66 Muhammad ‗Abd al-Baqi. al-Lu‟lu‟ wa al-Marjan. Jilid I, (Kuwait: Jam‘iyyah Ihya At- Turâts Al-Islami, 1414/1994), hlm. 22 66 Muhammad ‗Abd al-Baqi. al-Lu‟lu‟ wa al-Marjan. Jilid I, (Kuwait: Jam‘iyyah Ihya At- Turâts Al-Islami, 1414/1994), hlm. 22

Muhammad SAW. membentuk masyarakat dan Negara. 67 Di dalam al- Qur‘an terdapat lebih kurang 82 ayat yang menggandengkan

perintah mendirikan shalat dengan perintah menunaikan zakat. Hal itu mengandung pemahaman bahwa kesucian diri harus diikuti dengan kesucian harta. Dengan melakukan shalat secara benar, seorang Muslim sebenarnya berusaha membersihkan dirinya dari perbuatan keji dan munkar. Dengan mengeluarkan kewajiban zakat, ia berusaha membersihkan harta bendanya dari

hak orang lain yang ada dalam harta benda tersebut. 68 Sebagaimana lazimnya yang terjadi dalam setiap komunitas masyarakat,

dimanapun mereka berada senantiasa ditandai dengan berbagai kamajemukan- keragaman, termasuk adanya orang miskin dan orang kaya. Keadaan demikian sudah pasti merupakan rahasia Allah SWT., yang dimaksudkan untuk menguji

keimanan manusia tentang penggunaan kekayaan yang diberikan kepadanya. 69 Orang-orang yang diberikan amanah kekayaan yang melimpah, siapapun dia

harus menggunakan kekayaan itu untuk kepentingan di jalan Allah SWT. Diantaranya adalah untuk membantu orang lain yang sangat membutuhkan dengan tulus dan ikhlas. Perbedaan kaya dan miskin tidak bedanya seperti perbedaan hidup dan mati. Allah menciptakan kehidupan dan kematian adalah untuk menguji manusia sehingga dapat diketahui siapa di antara mereka yang banyak melakukan amal kebajikan. 70

67 Sayyid Sabiq. Op.Cit., hlm. 328 68 Muhammad Akram Khan. Economic Teachings of Prophet Muhammad. (Islamabad:

International Institute of Islamic Economics/Istitute of Policy Studies, 1989), hlm. 7

69 Ibid. 70 Ibid.

Ajaran Islam memberikan pengaturan agar kekayaan tidak hanya beredar di kalangan orang kaya saja, tetapi merata di antara sesama hamba Allah SWT.,

Kaey layakuuna Duulatan bainal agniya‟i minkum. 71 Ada hamba yang beruntung dalam hidup sehingga mendapatkan kekayaan lebih, dan ada hamba yang tidak

beruntung sehingga membutuhkan bantuan saudaranya sesama manusia. Karena itu, agar terjalin persaudaraan dalam masyarakat, orang yang beruntung diminta

untuk membantu orang yang kurang beruntung. 72 Sejatinya berbuat kebajikan kepada orang lain adalah ajakan mulia yang

dianjurkan oleh semua agama, tetapi dalam konteks ini Islam berbeda dari agama lain. Di samping anjuran agar manusia suka dan gemar menolong, Islam juga melembagakan perbuatan kebajikan berupa zakat yang harus dikeluarkan oleh

warga Muslim yang memenuhi syarat untuk itu. 73 Secara garis besar hikmah zakat itu adalah sebagai berikut:

1. Menghindari kesenjangan sosial antara orang kaya dengan orang miskin;

2. Membersihkan dan mengikis akhlak yang buruk;

3. Alat pembersih harta dan penjagaan dari ketamakan orang jahat;

4. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah SWT. berikan;

5. Untuk pengembangan potensi umat;

6. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk Islam;

7. Menambah pendapatan negara untuk proyek-proyek yang berguna bagi umat. 74