Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

16 Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan, kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata. Pengembangan kurikulum meliputi penyusunan dokumen, implementasi dokumen, serta evaluasi dokumen yang telah disusun.

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

Kurikulum ini berorientasi pada pencapaian kompetensi, oleh sebab itu, kurikulum ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi atau yang kita kenal dengan KBK. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memerhatikan dan berdasarkan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP. Ada beberapa makna kurikulum operasional, pertama sebagai kurikulum yang bersifat operasional, maka dalam pengembangannya, KTSP tidak lepas dari ketetapan-ketetapan yang telah disusun pemerintah seara nasional. Kedua, sebagai kurikulum operasional, para pengembang KTSP, dituntut dan harus memerhatikan ciri khas kedaerahan, sesuai dengan bunyi 17 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 ayat 2, yakni bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Persoalan ini penting untuk dipahami, sebab walaupun standar isi ditentukan oleh pemerintah, akan tetapi dalam operasional pembelajarannya yang direncanakan dan dilakukan oleh guru dan pengembang kurikulum tidak terlepas dari keadaan dan kondisi daerah. Ketiga, sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di daerah memiliki keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-unit pelajaran, misalnya dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran, dalam menentukan media pembelajaran dalam menentukan evaluasi yang dilakukan termasuk dalam menentukan berapa kali pertemuan dan kapan suatu topik materi harus dipelajari siswa agar kompetensi dasar yang telah ditentukan dapat tercapai. Menurut Mulyasa 2006: 22 tujuan KTSP adalah untuk: 1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber daya yang tersedia. 2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3. Meningkatkan kompetensi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas pendidikan yang akan dicapai. 18 Prinsip-prinsip pengembangan KTSP menurut Mulyasa 2016: 151- 153 adalah sebagai berikut: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan, peserta didik dan lingkungannya. 2. Beragam dan terpadu. 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. 5. Meyeluruh dan berkesinambungan. 6. Belajar sepanjang hayat. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Tabel I: Struktur Kurikulum untuk SMP Komponen Kelas dan Alokasi Waktu VII VIII IX A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 2 2 2 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4. Bahasa Inggris 4 4 4 5. Matematika 4 4 4 6. Ilmu Pengetahuan Alam 4 4 4 7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4 8. Seni Budaya 2 2 2 9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 2 2 2 10. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2 B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa 2 2 2 2. Katerampilan Batik 2 2 2 C. Pengembangan Diri 2 2 2 Jumlah 34 34 34 19 Ada tiga aspek penting dalam suatu pembelajaran KTSP di kelas yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Semua komponen tersebut saling berurutan yang sudah biasa dilakukan oleh seorang pendidik. Udin S, Winataputra, dkk dalam Ahmadi, 2011: 27 mengemukakan bahwa hal yang dilakukan dalam kegiatan pendahuluan adalah: A. Menciptakan kondisi awal pembelajaran meliputi: membina keakraban didalam ruangan, menciptakan kesiapan belajar peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang demokratis. B. Apersepsi Pre-test yang meliputi: kegiatan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan materi sebelumnya, memberikan komentar atas jawaban yang diberikan peserta didik dan membangkitkan motivasi dan perhatian peserta didik untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Sementara dalam kegiatan inti terdapat eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Ini merupakan urutan „alamiah‟. Artinya, pertama-tama, siswa harus diberi untuk bereksplorasi, diikuti kegiatan elaborasi dan terakhir kegiatan konfirmasi. Mewujudkan ketiga aspek ini dalam suatu pembelajaran, berarti mengupayakan pembelajaran yang bermutu.

A. Eksplorasi