31
3 Batik Printing Pembuatan batik printing sebenarnya sama dengan pembuatan batik
sablon, yaitu menggunakan klise atau kasa untuk mencetak motif batik di atas kain. Proses pewarnaannya sama dengan proses pembuatan tekstil,
yaitu menggunakan pasta yang telah dicampur pewarna sesuai keinginan, kemudian dicetak sesuai motif yang telah dibuat. Batik jenis ini dapat
diproduksi secara massal, dalam jumlah besar tidak seperti batik tulis yang prosesnya lebih rumit, harus melewati tutup celup malam dan warna.
Tidak seperti batik tulis, batik printing warnanya hanya menempel pada satu sisi, tidak bolak balik. Dilihat dari segi ekonomi, batik printing ini
harganya lebih ekonomis, menyatu dengan semua kalangan masyarakat. Walaupun dari segi kualitas jauh berbeda, namun batik ini mendapat hati
tersendiri bagi sebagian kalangan masyarakat.
2. Alat dan Bahan Pembuatan Batik
Menurut Musman Arini 2011: 27 alat dan bahan yang perlu disiapkan untuk membuat batik tulis, yaitu:
1 Alat-alat Batik
a. Bandul
Bandul dapat berupa logam, batu, atau kayu. Fungsinya menahan kain mori yang baru dibatik agar tidak mudah ditiup angin atau tarikan
pembatik secara tidak sengaja.
32
b. Dingklik
Digunakan untuk duduk saat membatik, bisa terbuat dari kayu atau rotan.
c. Gawangan
Digunakan untuk menyampirkan kain, untuk menggantungkan kain mori yang akan dibatik. Biasanya terbuat dari kayu atau bambu.
d. Taplak
Taplak dapat berupa kain, kertas agak tebal, atau koran bekas. Berfungsi melindungi kaki pembatik, menutupi kaki dari tetesan malam
yang masih panas. e.
Canting Alat untuk melukis atau mengambar dengan coretan malam pada
kain. Canting merupakan alat yang digunakan untul menuang malam kekain batik.
f. Kompor
Kompor yang dipakian membatik awalnya menggunakan kompor minyak tanah, namun dalam perkembangannya kompor listrik kecil diciptakan
untuk membatik. g.
Wajan Wajan kecil merupakan wadah yang digunakan untuk mencairekan
malam di atas kompor.
33
2 Bahan-bahan Batik
a. Kain
Kain yaitu media untuk membuat batik. Kain yang digunakan biasanya adalah kain mori, namun seperti kain katun, kain sutra tetap bisa
dibatik. b.
Lilin malam Malam adalah lilin yang telah dicairkan. Malam merupakan cairan
yang digunakan untuk membatik, membuat goresan motif pada kian. c.
Zat Pewarna Pewarna yang digunakan untuk membatik dapat berupa alami dari
berbagai tumbuhan atau pewarna kimia sintetis.
4. Motif Batik
Motif batik menurut Sewan Suyanto dalam Rusdiati 2000: 37 motif batik adalah kerangka gambar yang mewujudkan batik secara keseluruhan.
Motif merupakan corak yang ada pada batik. Motif gambar pada batik memiliki pembagian ornamen yaitu :
1. Ornamen Utama, ornamen utama adalah suatu ragam hias yang
memiliki makna jiwa dari motif tersebut. 2.
Ornamen tambahan, yaitu ornamen yang tidak mempunyai arti dalam pembentukan motif dan berfungsi sebagai pengisi bidang.
3. Isen motif adalah berupa titik-titik, garis-garis, gabungan titik dan garis
yang berfungsi sebagai pengisi bidang.
34
4. Ornamen Pengisi, merupakan ornamen-ornamen yang berfungsi
sebagai pengisi bidang untuk memperindah ragam hias batik secara keseluruhan.
Ornamen disebut juga ragam hias, merupakan salah satu bentuk karya seni rupa yang sudah berkembang sejak zaman prasejarah. Ragam
hias di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu lingkungan alam, flora dan fauna serta manusia yang hidup di dalamnya. Keinginan untuk
menghias merupakan naluri atau insting manusia. Faktor kepercayaan turut mendukung berkembangnya ragam hias karena adanya perlambangan di
balik gambar. Menggambar ragam hias dapat dilakukan dengan cara stilasi digayakan yang meliputi penyederhanaan bentuk dan perubahan bentuk
deformasi. Menurut Joko dalam thebatiksolo.wordpress.com Pada hakikatnya,
motif batik tradisional dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu: 1.
Motif Geometris Motif goemetris adalah jenis motif ragam hias yang terikat ilmu
ukur, berawal dari ketentuan tersebut, maka motif geometris dapat berwujud seperti garis-garis, segitiga, segi empat, ceplok, dan sebagainya. Motif batik
yang termasuk motif geometris adalah motif batik banji, ceplok, kawung, anyaman dan limar, dan garis miring atau parang dan udan liris.
2. Motif Nongoemetris
Motif nongeometris adalah ragam hias yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk ilmu ukur dan biasanya tersusun dari ornamen tumbuh-
35
tumbuhan, seperti: motif semen dan buketan, terangbulan, meru, pohon hayat, candi, binatang, burung, garuda, ular atau naga.
Joko thebatiksolo.wordpress.com menambahkan motif semen dapat digolongkan menjadi 3 macam antara lain sebagai berikut:
1 Motif semen yang tersusun dari ornamen tumbuh-tumbuhan, yaitu: bagian bunga atau kuncup dan daun.
2 Motif semen yang tersusun dari ornamen tumbuh-tumbuhan dan binatang, yaitu: bagian bunga atau kuncup dan daun, serta binatang.
3 Motif semen di mana bentuk ornamennya berupa tumbuh-tumbuhan, binatang dan lar-laran atau binatang bersayap.
5. Proses Membatik