Penerapan Motif Kengkang Badayung Pada Pangkenang Lante Gadu
132
dapat membuat kere’ alang dengan berbagai pilihan warna seperti hijau,
biru, ungu, oranye, dan lain sebagainya yang sesuai dengan minat dan permintaan dari konsumen. Namun, warna merah dan warna hitam tetap
menjadi warna primadona dan tetap diminati oleh masyarakat. 3. Dilihat dari fungsinya,
kere’ alang memiliki tiga fungsi yaitu sebagai media pengobatan, sebagai ciri status sosial, dan sebagai benda yang
digunakan dalam upacara daur hidup. Namun antara tahun 2010-2015, fungsi
kere’ alang hanya sebatas untuk memenuhi kebutuhan upacara daur hidup saja. Meskipun masih ada segelintir masyarakat yang
meyakini bahwa kere’ alang dapat berfungsi sebagai media pengobatan,
namun jumlahnya tidak banyak karena masyarakat saat ini lebih memilih untuk melakukan pengobatan melalui pengobatan medis.
Hilangnya fungsi ker e’ alang yang menyatakan bahwa kere’ alang
sebagai ciri status sosial disebabkan karena adanya penghapusan peraturan dalam batasan penggunaan
kere’ alang oleh Sultan Muhammad Jalaluddin Syah III. Perkembangannya,
kere’ alang saat ini dapat juga digunakan sebagai bahan sandang yang dapat digunakan
untuk menghadiri acara formal maupun acara informal. 4.
Kere’ alang tentunya mengalami faktor pendukung dan faktor penghambat dalam perkembangannya. Faktor pendukungnya adalah
usaha Pemerintah Daerah dalam memberikan bantuan modal berupa bahan baku dan juga dukungan melalui event-event budaya yang dapat
mendongkrak minat masyarakat terhadap kere’ alang. Sehingga
133
penghasilan para penenun pun menjadi meningkat. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat adalah kurangnya minat generasi muda
untuk belajar menenun. Serta modal dan bahan baku yang harus di datangkan dari luar daerah yang menyebabkan penenun menjadi
kesulitan. Tidak hanya itu, kurangnya minat pengrajin untuk belajar mengeksplor motif-motif baru serta belum ditemukannya sebuah
metode yang dapat menyederhanakan bentuk kere’ alang agar dapat
bersaing di pasaran. 5. Dalam penggunaanya,
kere’ alang terbagi menjadi beberapa macam. Diantaranya adalah pangkenang Lonas Pabite, pangkenang Lonas
Panempu, pangkenang Salonang Antin, pangkenang Rama Nempu, pangkenang Pasak Kanadi, Pangkenang Lante Umar, dan pangkenang
Lante Gadu.