Tenun Songket PERKEMBANGAN KERAJINAN TENUN SONGKET KERE’ ALANG DUSUN SENAMPAR, SEBEWE, MOYO UTARA, SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT TAHUN 2010-2015.
12
dituangkan dalam selembar kain Therik, 1989:75. Kemampuan pengetahuan mengenai hewan dan tumbuhan kemudian divisualisasikan
dalam bentuk motif hewan, tumbuhan, dan sebagainya. Dalam tenunan Sumbawa, pola hias motif direncanakan dengan memasukan gun tambahan.
Caranya dengan mengangkat benang lungsi dengan lidi. Makin kaya ragam hias atau motif yang diinginkan, maka makin banyak pula jumlah lidi yang
digunakan. Pengertian tentang motif juga dikuatkan oleh Soedarsono dalam
Salamun, 2013:7 yang menyatakan bahwa motif atau pola secara umum adalah penyebaran garis atau warna dalam bentuk ulangan tertentu, lebih
lanjut pengertian pola menjadi sedikit komplek antara lain dalam hubungannya dengan pengertian dimetrik. Definisi motif juga disampaikan
oleh Saiman 1997:49 yang mengatakan bahwa : Motif adalah desain yang dibuat dari bagian-bagian bentuk, berbagai
macam garis atau elemen-elemen yang terkadang begitu kuat dipengaruhi oleh bentuk-bentuk situasi alam, benda, dengan gaya
dan ciri khas tersendiri. Peran morif memang sangat penting dalam menentukan baik atau
tidaknya suatu hasil tenun selain melihat dari segi warna dan kerapihan menenun. Disamping itu terdapat pula komposisi motif yang pada
umumnya dapat dikelompokkan menjadi beberapa bagian seperti yang dijelaskan oleh Soepratno 1983:11, yaitu :
a. Motif geometris Motif jenis geometris berupa garis lurus, garis patah-patah, garis sejajar,
lingkaran, dan sebagainya.
13
b. Motif naturalis Motif jenis naturalis berupa tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia, dan
sebagainya. c. Motif Kombinasi
Motif jenis ini merupakan perpaduan dari berbagai motif. Dibuat sedemikian rupa agar terlihat indah. Misalnya, perpaduan motif hewan
dengan tumbuhan. Menurut Salamun 2013:135 adanya keberagaman motif
disebabkan karena perbedaan latar belakang budaya dan lingkungan yang menciptakan keunikan hasil tenun pada setiap daerah. Ada beberapa jenis
motif yang dihasilkan oleh Dusun Senampar pada tenun kere’ alang.
Diantaranya adalah motif tumbuh-tumbuhan yang berasal dari tumbuhan yang dipercayai oleh masyarakat Dusun Senampar dan masyarakat
Sumbawa khususnya memiliki makna filosofi yang tinggi, dimana tanaman tersebut hingga saat ini belum diketahui dengan jelas dan pasti bentuk dan
wujud sebenarnya.