8
demikian, pengembangan variasinya tak menyimpang dari asalnya dan nilainya yang masih melekat, bahkan semakin kokoh. Tenun songket klasik
banyak memakai warna gelap seperti hitam dan coklat. Namun dalam perkembangannya, saat ini tenun yang diproduksi banyak menggunakan
warna-warna cerah seperti merah, kuning, ungu, dan biru. Hal ini disebabkan karena mengikuti perkembangan jaman dan tren agar kain tenun
songket tetap dapat dinikmati.
B. Pengertian Kerajinan
Indonesia terkenal dengan banyaknya budaya, suku, dan agama. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai tujuan destinasi para wisatawan
mancanegara. Karena keunikannya, Indonesia banyak mendapatkan apresiasi dari para turis yang datang ke Indonesia setelah mengetahui
keanekaragaman yang ada di Indonesia terutama pada bidang seni dan budaya. Dari banyaknya seni budaya yang berkembang di Indonesia, yang
paling banyak menyedot perhatian adalah seni kerajian seni kriya. Kerajinan yang ada di Indonesia diantaranya adalah kerajinan logam,
kerajinan kulit, kerajinan kayu, kerajian keramik, kerajinan batik dan tekstil, serta masih banyak kerajinan yang lainnya.
Seni kerajinan atau seni kriya memiliki nilai artistik hasil keterampilan tangan manusia, Ali Sulchan, 2011:21. Istilah kerajinan atau
kriya sudah tidak asing lagi, mudah didengar, mudah diingat, mudah diucapkan, relatif dilakukan, dan kegiatan kriya banyak di temui di sekitar
9
lingkungan kita. Kegiatan tersebut umumnya dapat diproses melalui hasil inspirasi yang didapatkan melalui kekayaan hasil sumber daya alam yang
dipadu dengan sumber daya manusia. Oleh sebab itu, terinspirasi atas kekayaan hasil seni budaya bangsa kearifan lokal mampu memberikan
nilai manfaat dan karakter bangsa. Pendapat lain diuraikan oleh Wiyadi, dkk 1991:915 mengenai pengertian kerajinan, yaitu segala kegiatan dalam
bidang industri atau pembuatan barang sepenuhnya dikerjakan oleh sifat rajin, terampil, ulet serta kreatif dalam upaya pencapaiannya.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kerajinan merupakan keterampilan tangan yang dibuat melalui proses kreativitas dan
rasa keindahan yang murni sehingga dapat menghasilkan barang-barang yang bermutu seni.
C. Tenun Songket
Tenun songket berasal dari kata sungkit dalam bahasa Melayu yang berarti mencungkil atau mengait dalam bahasa Indonesia. Hal ini berkaitan
dengan prinsip pembuatan menggunakan benang tambahan yang dihubungkan dengan proses pembuatannya yang mengambil dan
mengaitkan sejumput kain tenun dan kemudian menyelipkan benang emas dan perak dalam membuat pola hias. Suwati Kartiwa 1989:98 menjelaskan
pengertian songket adalah kain yang ditenun dengan menggunakan benang emas atau perak dan songket tersebut dihasilkan dari daerah-daerah tertentu
saja seperti Palembang, Minangkabau, Lombok, Sumbawa, dan lain
10
sebagainya. Terdapat perbedaan antara tenun dan songket. Kedua kain ini memiliki perbedaan pada benang yang digunakan saat ditenun. Kain tenun
hanya menggunakan kain katun sedangkan kain songket menggunakan benang emas dan perak. Tetapi kedua kain tersebut diolah dengan cara yang
sama yaitu dengan proses ditenun. Ada beberapa istilah dari beberapa daerah di Indonesia yang
menyebutkan asal kata songket. Misalnya di Sumatera Barat menyebut dengan kata sungkit dan di Bali menyebut dengan istilah nyuntik. Di
Sumbawa, yang diartikan songket khususnya kain yang tenun yang dihiasi dengan benang emas dan benang perak. Sedangkan selungka sering
diucapkan selungkang yaitu kain yang tenun yang dihias dengan songket benang yang berwarna lain. Dalam penggunaan istilah songket ini banyak
para ahli yang meneliti bahwa perbedaan istilah-istilah tersebut tergantung teknik pembuatannya. Dilihat dari bentuknya yang beragam, keindahan kain
tenun dapat tercipta melalui alat tenun yang berperan penting dalam penciptaan helai demi helai kain tenun. Berbeda alatnya maka akan berbeda
pula kain yang dihasilkan. Banyaknya jenis tenun ataupun songket yang ada di Indonesia, masing-masing memiliki corak dan kekhasannya masing-
masing. Begitu pula halnya dengan alat tenun yang digunakan. Menurut Anas Binarul 1995:11, terdapat 3 jenis alat tenun yang digunakan yaitu
tenun Gedhog, tenun ATBM Alat Tenun Bukan Mesin, dan tenun ATM Alat Tenun Mesin. Selanjutnya, ketiga jenis alat tenun tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut.