Desain fasilitas jasa Desain dan Tata Letak Fasilitas Jasa

1. Desain fasilitas jasa

Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan desain jasa meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Sifat dan tujuan organisasi jasa Sifat suatu jasa seringkali menentukan berbagai persyaratan desainnya. Sebagai contoh, desain rumah sakit perlu mempertimbangkan ventilasi yang memadai, ruang peralatan medis yang repersentatif, ruang tunggu pasien yang nyaman dilengkapi TV, tersedia cukup tempat untuk ‘selonjor’ atau untuk berbaring, kamar pasien yang bersih dan nyaman, ruang dokter dan kamar pratik yang bisa menjamin privacy misalnya, kedap suara, dan tidak tembus pandang, dan seterusnya. Desain fasilitas yang baik dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya perusahaan mudah dikenali dan desain eksterior bisa menjadi ciri khas atau petunjuk mengenai sifat jasa di dalamnya. Banyak organisasi jasa yang memperoleh manfaat langsung dari desain khusus yang disesuaikan dengan sifat dan tujuannya. Contohnya, restoran masakan Jepang yang mendesain ruang makannya dengan arsitektur Jepang. Desain tersebut akan menciptakan sasana restoran seolah-olah seperti di Jepang b. Ketersediaan tanah dan kebutuhan akan ruang tempat Setiap perusahaan jasa yang membutuhkan lokasi fisik untuk mendirikan fasilitas jasanya perlu mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti kemampuan fininsial, ktersediaan tanah, dan lain-lain. Dewasa ini, ketersediaan tanah sangat terbatas apalagi dilokasi- lokasi strategis dan walaupun ada, harganya sangat mahal. Oleh sebab itu, setiap perusahaan perlu memanfaatkan tanah dan ruang yang tersedia seefisien dan seefektif Universitas Sumatera Utara mungkin. Kecenderungan yang ada adalah perusahaan membuat bangunan bertingkat ekspansi vertikal. c. Fleksibilitas Fleksibilitas desain sangat dibutuhkan apabila volume permintaan sering berfluktuasi dan jika spesifikasi jasa cepat berkembang, sehingga resiko keusangan relatif besar. Kedua kondisi ini menyebebkan fasilitas jasa harus dapat disesuaikan secara mudah dengan memperhitungkan kemungkinan perkembangan dimasa mendatang. Memasukkan unsur fleksibilitas ke dalam desain memang dapat meningkatkan biaya inisiasiinitial cost dan biaya operasi suatu fasilitas. Akan tetapi, usaha untuk menyesuaikan suatu desain yang tidak fleksibel dengan perubahan yang terjadi saat desain bersangkutan telah diwujudkan, malah justru akan membutuhkan biaya yang jauh lebih besar. Bahkan, mungkin pula dalam beberapa situasi, penyesuaian tidak mungkin dilakukan. d. Faktor estetis Fasilitas jasa yang tetata rapi, menarik, dan estetis akan dapat meningkatkan sikap positif pelanggan terhadap suatu jasa. Selain itu sikap karyawan terhadap pekerjaan dan motivasi kerjanya juga dapat meningkat. Aspek-aspek yang perlu ditata meliputi berbagai aspek. Misalnya, tinggi langit-langit bangunan, lokasi jendela dan pintu, bentuk pintu yang beraneka ragam, dan dekorasi interior. e. Masyarakat dan lingkungan sekitar Masyarakat terutama pemerhati masalah sosial dan lingkungan hidup dan lingkungan disekitar fasilitas jasa memainkan peranan penting dan berpengaruh besar terhadap perusahaan. Apabila perusahaan tidak mempertimbangkan faktor ini, maka kelangsungan hidup perusahaan bisa terancam. Contohnya, gelanggang olah raga untuk pertandingan Universitas Sumatera Utara olah raga dan pertunjukan musik wajib mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti ketersediaan tempat parker; jumlah pintu masuk dan pintu keluar; ventilasi dan tata suara; lokasi yang tidak terlalu berdekatan dengan pemukiman penduduk, rumah sakit, tempat ibadah, dan tempat umum lainnya. Selain itu, ketersediaan jumlah karyawan bagian kebersihan cleaning service untuk membersihkan sampah-sampah yang biasanya menumpuk setiap selesai event pertandingan atau pertunjukan musik. f. Biaya konstruksi dan operasi Kedua jenis biaya ini dipengaruhi oleh desain fasilitas. Biaya konstruksi dipengaruhi oleh jumlah dan jenis bahan bangunan yang digunakan. Biaya operasi dipengaruhi oleh kebutuhan energy ruangan,yang berkaitan dengan perubahan suhu. 1. Tata letak fasilitas jasa Lingkungan dan setting tempat penyampaian jasa merupakan aspek yang tidak kalah pentingnya dan tidak boleh diabaikan dalam desain jasa. Persepsi pelanggan terhadap suatu jasa dapat dipengaruhi oleh atmosfir suasana yang dibentuk oleh eksterior dan interior fasilitas jasa bersangkutan. Masih banyak penyedia jasa yang tidak menyadari bahwa tata letak fasilitas jasa berpengaruh signifikan terhadap mood dan respon pelanggan. Kendati demikian perusahaan jasa perlu memahami respons pelanggan terhadap berbagai aspek tata letak fasilitas jasa. Menurut Mudie Cottam dalam Tjiptono, 2005, setidaknya terdapat enam faktor yang harus dipertimbangkan secara cermat menyangkut tata letak fasilitas jasa sebagai berikut: a. Perencanaan spasial Aspek-aspek seperti proporsi, simetri, tekstur, dan warna perlu diintegerasikan dan dirancang secara cermat untuk menstimulasi respon intelektual maupun respon emosional Universitas Sumatera Utara dari para pemakai atau orang yang melihatnya. Respon semacam itulah yang dipersepsikan sebagai kualitas visual. Kualitas ini dapat dimanipulasi atau dikendalikan perancang untuk menciptakan lingkungan tertentu yang mampu mendorong terbentuknya respon pelanggan sebagaimana dikehendaki penyedia jasa. b. Perencanaan ruangan Faktor ini mencakup perancangan interior dan arsitektur, seperti penempatan perabotan dan perlengkapannya dalam ruangan, desain aliran sirkulasi, dan lain-lain. c. Perlengkapanperabotan Perlengkapanperabotan memiliki beberapa fungsi. Diantaranya sebagai sarana pelindung barang-barang berharga berukuran kecil, sebagai barang pajangan, sebagai tanda penyambutan bagi para pelanggan, dan sebagai sesuatu yang menunjukkan status pemilik atau penggunanya. d. Tata cahaya Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain tata cahaya adalah cahaya disiang hari daylighting, warna, jenis dan sifat aktifitas yang dilakukan dalam ruangan, persepsi penyedia jasa akan tugasnya, tingkat ketajaman penglihatan, dan suasana yang diinginkan tenang, damai, segar, riang, gembira,dan lain-lain. e. Warna Banyak orang yang menyatakan bahwa warna memiliki bahasa sendiri, dimana warna dapat menstimulasi perasaan dan emosi spesifik. Contohnya, warna bendera setiap Negara memiliki makna historis dan patriotis sendiri-sendiri. Menurut Mudie dan Cottam dalam Tjiptono, 2005 didalam sebuah warna terkandung tiga unsure pokok sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1. Hue corak warna, yaitu nama dari warna, seperti merah, biru, hijau, kuning. 2. Value nilai warna, yaitu terang ataugelapnya suatu warna. 3. Chroma, yakni kekuatan atau kemurnian warna. f. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis Aspek penting yang saling terkait dalam faktor ini adalah penampilan visual, penempatan pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna, pencahayaan, dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda yang dipergunakan untuk maksud tertentu misalnya, petunjuk arahtempat, keterangan informasi, dan sebagainya.

G. Tempat