6. Kelebihan dan Kelemahan PTK
Penelitian tindakan kelas memiliki kelebihan dan kelemahan.Dengan mengetahui dan memahami kelebihan dan kelemahan
tersebut,diharapkan peneliti dapat mengurangi atau mengantisipasi kekurangan tersebut dan mengoptimalkan kelebihan tersebut.Shumsky
1982 danSuwarsih2006 dalam Kunandar2008:68menyatakan bahwa kelebihan PTK adalah sebagai berikut:
a. Kerja sama dalam PTK menimbulkan rasa memiliki.
b. Kerja sama dalam PTK mendorong kreativitas dan pemikiran kritis
dalam hal ini dosen yang sekaligus sebagai peneliti. c.
Melalui kerja sama,kemungkinan untuk berubah meningkat. d.
Kerja sama dalam PTK meningkatkan kesepakatan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Sementara itu, kelemahan dari PTK adalah sebagai berikut: a.
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam teknik dasar PTK pada pihak peneliti guru dosen sehingga para praktisi pada
umumnya kurang tertarik untuk melakukan penelitian. b.
Berkenaan dengan waktu.Karena PTK memerlukan komitmen peneliti untuk terlibat dalam prosesnya,faktor ini dapat menjadi kendala yang
cukup besar.Hal ini disebabkan belum optimalnya pembagian waktu antara untuk kegiatan rutinnya dengan aktifitas PTK.
B. PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Menurut Anita Lie2002:12,sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama mahasiswa
dalam tugas-tugas yang terstruktur disebut sebagai sistem “pembelajaran gotong royong” atau pembelajaran kooperatif dan dalam sistem ini dosen
bertindak sebagai fasilitator.Sedangkan menurut Suprijono 2009:54, pembelajaran kooperatif model pembelajaran yang lebih luas meliputi semua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru dosen atau diarahkan oleh guru dosen.
Cooperative Learning adalah suatu strategi belajar mengajar yang
menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok,yang
terdiridari dua orang atau lebihhttp:www.informasiku.com2010 09cooperative-learning-teknik-jigsaw.html.
Roger dan David Johnson dalam Anita Lie 2002:31 mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.
Untuk mencapai hasil yang maksimal,lima unsur model pembelajaran gotong royong harus diterapkan Anita Lie, 2002:31-35:
1. Saling ketergantungan positif
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu mnyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain bisa mencapai tujuan mereka.Dalam metode jigsaw,Aronson menyarankan jumlah anggota
kelompok dibatasi sampai dengan empat orang saja dan keempat anggota ini ditugaskan membaca bagian yang berlainan.Selanjutnya,pengajar
akan mengevaluasi mereka mengenai seluruh bagian.Dengan cara ini,mau tidak mau setiap anggota merasa bertanggung jawab untuk
menyelesaikan tugasnya agar yang berlainan berhasil.
2. Tanggung jawab perseorangan
Unsur ini merupakan akibat langsung dari unsur yang pertama.Jika tugas dan pola penelitian dibuat menurut prosedur model pembelajaran
pembelajaran koopertatif,setiap siswa mahasiswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Kunci keberhasilan
metode kerja kelompok adalah persiapan dosen dalam penyusunan tugasnya.Dalam teknik jigsaw yang dikembangkan Aronson
misalnya,bahan bacaan dibagi menjadi empat bagian dan masing-masing siswa mahasiswa mendapat dan membaca satu bagian. Dengan cara
demikian, mahasiswa yang tidak melaksanakan tugasnya akan diketahui dengan jelas dan mudah.
3. Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi adalah menghargai perbedaan,memanfaatkan kelebihan,dan
mengisi kekurangan masing-masing. 4.
Komunikasi antar anggota Pembelajaran perlu diberitahu secara eksplisit mengenai cara-cara
berkomunikasi secara efektif seperti bagaimana caranya menyanggah pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang
tersebut.Tidak ada salahnya mengajar siswa mahasiswa beberapa ungkapan positif atau sanggahan dalam ungkapan yang lebih halus.
5. Evaluasi proses kelompok.
Waktu evaluasi tidak perlu diadakan setiap kali ada kerja kelompok,tetapi bisa diadakan selang beberapa waktu setelah beberapa
kali pembelajaran terlibat dalam kegiatan pembelajaran pembelajaran kooperatif. Format evaluasi bisa bermacam-macam,bergantung pada
tingkat pendidikan siswa mahasiswa. Ada lima tipe pembelajaran kooperatif Slavin, 2008:11
1. Student Team-Achievement Division STAD.
Dalam STAD, para siswa mahasiswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis
kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru dosen menyampaikan pelajaran,lalu siswa mahasiswa bekerja dalam tim mereka untuk
memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasi pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mahasiswa mengerjakan kuis mengenai
materi secara sendiri-sendiri,dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling bantu. Gagasan utama dari STAD adalah
untuk memotivasi siswa mahasiswa supaya dapat saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang
diajarkan oleh guru dosen. Jika para siswa mahasiswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman
satu timnya untuk mempelajari materinya.
2. Teams Games-Tournament TGT
. Teams Games-Tournament,pada mulanya dikembangkan oleh David
Devries dan Keith Edwards, ini merupakan metode pembelajaran permata dari Johns Hopkins. Metode ini menggunakan pelajaran yang
sama yang disampaikan dosen dan tim kerja yang sama seperti dalam STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan,dimana
siswa mahasiswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Siswa mahasiswa
memainkan game ini bersama tiga orang pada “meja- turnamen”,dimana ketiga peserta dalam satu meja turnamen turnamen
ini adalah pata siswa mahasiswa yang memiliki rekor terakhir yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sama. Peraih rekor tertinggi dalam tiap meja turnamen akan mendapatkan poin untuk timnya. Tim dengan tingkat kinerja tertinggi
mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan tim lainnya. 3.
Jigsaw Jigsaw adalah adaptasi dari teknik teka-teki Elliot Aronson 1978
dalam teknik ini, siswa mahasiswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, yaitu empat orang dengan latar belakang yang berbeda
seperti dalam STAD dan TGT. Para siswa mahasiswa ditugaskan untuk membaca bab,buku kecil,atau materi lain yang bersifat
penjelasan terperinci lainnya. Tiap anggota tim ditugaskan secara acak untuk menjadi “ahli” dalam aspek tertentu dari tugas membaca
tersebut. Setelah membaca materinya, para ahli dari tim berbeda bertemu untuk mendiskusikan topik yang sedang mereka bahas,lalu
mereka kembali kepada timnya untuk mengajarkan topik mereka itu kepada teman satu timnya. Akhirnya akan ada kuis atau bentuk
penilaian lainnya untuk semua topik. Penghitungan skor dan rekognisi didasarkan pada kemajuan yang dicapai seperti dalam STAD.
4. Team Accelerated Instruction TAI .
Team Accelerated Instruction Slavin,Leavey madden,1986. TAI
menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pengajaran yang individual. Dalam TAI, para siswa mahasiswa memasuki sekuen
individual berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Anggota kelompok
bekerja pada unit pelajaran yang berbeda. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban
dan saling membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah.Unit tes yang terakhir akan dilakukan tanpa bantuan teman satu tim dan
skornya dihitung dengan monitor siswa mahasiswa. Tiap minggu,dosen menjumlah angka dari tiap unit yang telah diselesaikan
semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan tim lainnya untuk tim yang berhasil melampaui kriteria skor yang
didasarkan pada angka tes terakhir yang telah dilakukan, dengan poin ekstra untuk lembar jawaban yang sempurna dan pekerjaan rumah
yang telah diselesaikan.
5. Cooperatif Integrated reading and Composition CIRC.
CIRC merupakan program komprehensif untuk mengajarkan membaca dan menulis pada pada kelas sekolah dasar pada tingkat yang lebih
tinggi dan juga pada sekolah menengah Madden, Slavin Steven, 1960 dalam CIRC, guru dosen menggunakan novel atau bahan bacaan
yang berisi latihan soal dan cerita. Para siswa mahasiswa ditugaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk berpasangan dalam tim mereka untuk belajar dalam serangkaian kegitan yang bersifat kognitif,termasuk membacakan cerita satu sama
lain,membuat prediksi mengenai bagaimana akhir dari sebuah cerita naratif, saling merangkum cerita satu sama lain,menulis tanggapan
terhadap cerita, dan melatih pengucapan, penerimaan dan kosa kata. Para siswa mahasiswa juga belajar dalam timnya untuk menguasai
gagasan utama dan kemampuan komprehensif lainnya. Dalam kebanyakan kegiatan CIRC, para siswa mahasiswa mengikuti
serangkaian pengajaran guru dosen, praktik tim,pra-penilaian tim, dan kuis. Para murid tidak mengerjakan kuis sampai teman satu timnya
menyatakan bahwa mereka sudah siap.Penghargaan untuk tim dan sertifikat akan diberikan kepada tim berdasarkan kinerja rata-rata dari
semua anggota tim dalam semua kegiatan membaca dan menulis.
C. Pembelajaran Kooperatif Tipe