1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja,teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau
mengembangkan perilaku yang diinginkan.Menurut Zahara Idris 1987: 29 tujuan pendidikan ialah memberikan bantuan terhadap perkembangan anak
seutuhnya. Dalam arti, supaya dapat mengembangkan potensi fisik, emosi, sikap, moral, pengetahuan, dan keterampilan semaksimal mungkin agar
menjadi manusia dewasa. Pendidikan tinggi sebagai lembaga formal merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Dari sudut
proses teknis, lembaga pendidikan diharapkan dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang nantinya dapat diterapkan, dikembangkan, dan diperkaya lagi baik dalam ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian. Dari sudut normatif, pendidikan adalah suatu peristiwa yang memiliki norma. Tujuannya agar sumber daya manusia
sebagai output dari pendidikan tinggi yang memiliki norma hidup dan nilai- nilai moral sebagai syarat etika pada saat menghadapi dunia kerja. Oleh sebab
itu, perlu kesiapan pendidikan tinggi dengan segala perangkatnya termasuk yang utama adalah tenaga akademik sebagai penggerak utama aktifitas
pembelajaran, serta adanya peningkatan mutu pendidikan agar proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajar yang diselenggarakan benar-benar efektif yang nantinya berguna untuk mencapai kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan dikemudian
hari. Di dalam pasal 1 butir 20 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajarhttp:www.inherentdiktifilessisdiknas.pdf.Dalam pembelajaran, dosen harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan
memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan mahasiswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang benar.
Hubungan dosen dengan mahasiswa dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan. Dalam interaksi antara mahasiswa
dan dosen pada proses pembelajaran diharapkan dosen mampu memberikan dan mengembangkan motivasi mahasiswa agar mereka dapat melakukan
kegiatan belajar secara optimal. Dalam proses belajar mengajar, motivasi sangat besar peranannya terhadap prestasi belajar. Banyak mahasiswa yang
memiliki intelegensi yang cukup tinggi menjadi gagal karena kekurangan motivasi.Hasil-hasil belajar mereka akan lebih optimal bila terdapat motivasi
yang tepat. Bila mahasiswa mengalami kegagalan dalam belajar, hal ini bukanlah semata-mata kesalahan mahasiswa, tetapi mungkin saja disebabkan
metode pengajaran yang digunakan oleh dosen kurang inovatif. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak dosen saat ini
cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, lebih mementingkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada penghafalan konsep bukan pada pemahaman. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran di dalam kelas yang selalu didominasi oleh dosen.
Dalam penyampaian materi, biasanya dosen menggunakan metode ceramah, dimana mahasiswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa yang
disampaikannya dan sedikit peluang bagi mahasiswa untuk bertanya. Dengan demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif, yang pada akhirnya
berdampak negatif pada pemahaman dan prestasi belajar mahasiswa. Upaya peningkatan prestasi belajar mahasiswa tidak terlepas dari
berbagai faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan dosen yang kreatif yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai
oleh mahasiswa. Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat agar mahasiswa
dapat memperoleh kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat diperoleh prestasi belajar serta pemahaman belajar lebih
optimal. Tujuan dari proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP yaitu menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh
mahasiswa. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada mahasiswa, dosen adalah motivator dan fasilitator belajar.
Salah satu sebab permasalahan pembelajaran pada mahasiswa diantaranya adalah rendahnya partisipasi aktif dari mahasiswa selama proses
pembelajaran. Hal ini tampak dari kemauan mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung baik untuk bertanya, menjawab pertanyaan,
mengemukakan pendapat, mengerjakan soal latihan atau tugas, dan interaksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam diskusi masih tergolong rendah. Peneliti menduga kuat bahwa akar dari permasalahan tersebut dipengaruhi oleh beberapa aspek diantaranya interaksi
antara dosen dengan mahasiswa yang masih kurang, kebosanan mahasiswa terhadap metode yang dipergunakan oleh dosen yang dirasa monoton dan
tidak bervariasi, kurangnya keinginan mahasiswa untuk berpendapat dan rasa percaya diri yang rendah, serta banyaknya hafalan. Dari permasalahan
tersebut, menurut peneliti alternatif pemecahannya yaitu perlunya menciptakan suatu model pembelajaran yang bervariasi, dapat lebih
memberdayakan kemampuan mahasiswa, melatih mental mahasiswa untuk berani mengungkapkan sesuatu, lebih percaya diri, lebih bertanggung jawab,
dan tentunya mendorong terciptanya suasana pembelajaran yang harmonis baik antara dosen dengan mahasiswa.
Ada berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan oleh dosen untuk menciptakan suasana belajar yang kondusif. Salah satunya adalah model
pembelajaran kooperatif di kelas. Pembelajaran kooperatif merupakan sistem pembelajaran dengan cara berkelompok yang memberikan kesempatan kepada
mahasiswa untuk bekerja sama saling membantu menyelesaikan persoalan, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah satu model pembelajaran
kooperatif yang efektif digunakan adalah tipe jigsaw. Metode ini adalah salah satu metode yang dapat membantu dosen dalam pencapaian tujuan
pembelajaran, terutama dalam hal meningkatkan pemahaman mahasiswa. Fokus yang ingin ditekankan dalam model pembelajaran jigsaw, yaitu adanya
proses interaksi antar mahasiswa dan rasa tanggung jawab mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terhadap pembelajarannya sendiri dan pembelajaran orang lain. Mahasiswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut dengan mahasiswa lain.Dengan cara ini mahasiswa belajar untuk menghilangkan rasa individualisme melalui
komunikasi antar mahasiswa dengan latar belakang yang berbeda.Kehadiran kelompok asal dan kelompok ahli, selain menjadikan mahasiswa berinteraksi
dengan kelompok asal, mahasiswa juga harus berinteraksi dengan kelompok ahli, sehingga mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan
diskusi kelompok. Apabila model pembelajaran ini diterapkan dengan baik, maka akan tercipta suasana belajar yang aktif, inovatif dan menyenangkan.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan menyelidiki pengaruh metode tersebut pada pemahaman mahasiswa.
Penelitian ini diberi judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa pada Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Ekonomi Makro
”. Penelitian iniakan dilaksanakan pada mahasiswa semester 1 Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Batasan Masalah