Latar Belakang Masalah Hubungan antara persepsi risiko kecelakaan kerja dan stres kerja karyawan PT. Freeport Indonesia.

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap individu yang sudah bekerja pasti pernah mengalami stres kerja Wong, Zainal, Onar, Mahmud, 2010. Stres kerja adalah suatu respon penyesuaian terhadap situasi eksternal yang menyebabkan penyimpangan-penyimpangan fisik, psikologis dan tingkah laku bagi para partisipan organisasi Luthans dalam Wijono, 2010. Stres yang berlangsung lama dapat memberikan dampak negatif dalam kesehatan mental dan fisik individu Health and Safety Executive, 2001; Cooper et al., 2001. Dikatakan pula bahwa meningkatnya frekuensi dari luka fisik dan kecelakaan merupakan salah satu dari gejala fisiologis yang diakibatkan oleh stres kerjaWaluyo, 2013. Kelelahan mental, penurunan fungsi intelektual, dan kehilangan konsentrasi merupakan gejala psikologis yang disebabkan oleh stres kerja Waluyo, 2013. Paoli 1997 meneliti 15.800 karyawan yang tergabung dalam European Unions dan menemukan bahwa sebanyak 28 karyawan mengajukan keluhan karena stres kerja yang mereka alami. Didalam 28 karyawan yang mengajukan keluhan karena stress kerja tersebut terdapat 20 diantaranya mengidap masalah kesehatan yang disebabkan pekerjaan mereka Kompier, Cooper, Geurts, 2000. 2 Sebuah penelitian yang dilakukan di sebuah perusahaan tambang batubara di Indonesia menemukan bahwa karyawan pada bidang produksi memiliki stres kerja yang lebih tinggi 34,17 dibandingkan karyawan yang bekerja di bidang non-produksi 18,99 Annisa, 2013. Stres memiliki peran khusus dalam hubungannya dengan kesehatan mental dan fisik Adler Mathews dalam Jeffrey, 2005. Robbins 1996 mengatakan bahwa individu yang mengalami stres kerja tingkat rendah akan meningkatkan kemampuan untuk bereaksi terhadap pekerjaannya sehingga karyawan akan melakukan tugasnya dengan lebih baik, lebih cepat, dan lebih intensif. Robbins juga menyimpulkan bahwa individu dengan tingkat stres kerja tinggi akan memiliki kemampuan untuk bereaksi yang rendah terhadap pekerjaannya sehingga individu kurang berkonsentrasi untuk melakukan tugasnya dengan baik, cepat, dan juga intensif Robbins, 1996. Stres kerja merupakan salah satu faktor penyebab kondisi fisik dan mental yang lemahDepartemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, 2004.Kondisi fisik dan mental yang lemah merupakan salah satu faktor manusia yang mempengaruhi rendahnya tingkat keselamatan kerja Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, 2004. Karyawan dengan kondisi fisik dan mental yang lemah tidak dapat bekerja secara maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, 2004. 3 Kondisi fisik dan mental yang lemah dapat membuat hilangnya konsentrasi dari karyawan, dimana hilangnya konsentrasi karyawan tersebut dapat membuat karawan mengalami risiko kecelakaan kerja efek domino Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, 2004. Bekerja dalam keadaan stres dalam lingkungan kerja tidak hanya meningkatkan risiko sakit secara fisik maupun mental namun juga meningkatkan kecelakaan di tempat kerja Clarke dan Cooper, 2004. Stres merupakan salah satu dari komponen penting dalam menjaga kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia, dimanakomponen tersebut merupakan alasan manusia untuk memenuhi kebutuhan untuk menjaga aspek well-being dari karyawan Glendon, Clarke, McKenna, 2006. Individu yang sedang dalam keadaan stres kerja yang tinggi memiliki performasi kerja yang kurang optimal dan stres dapat mempengaruhi produktifitas, kualitas, dan juga keselamatan kerja karyawan Glendon, Clarke, McKenna, 2006. A. Ian Glendon, Sharon G. Clarke, dan Eugene F. McKenna 2006 menyebutkan bahwa stress kerja menjadi salah satu penyebab dari 60 hingga 80 kecelakaan di tempat kerja. Mengalami stres di tempat kerja bisa jadi memiliki efek langsung dengan perfomansi seorang karyawan, yaitu, meningkatkan risiko kecelakaan kerja, atau juga efek tidak langsung, misalnya saja dimediasi oleh kesehatan karyawan. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh individu pasti memiliki risiko dan individu harus memperhatikan keselamatan setiap hari karena individu 4 menghadapi ancaman dari kegiatan yang dilakukan oleh individu tersebut Wolff, 2006. Salah satu akibat yang menunjukkan adanya stres kerja di sebuah perusahaan adalah dengan adanya kasus bunuh diri Hazard Magazines, 2003. Samaritans mencatat setidaknya ada 23 pekerja melakukan tindakan bunuh diri akibat dari stres kerja Hazard Magazines, 2003. Dua belas pekerja di Jepang juga melakukan tindakan bunuh diri akibat dari stres kerja tribunnews.com, 2015. Kasus bunuh diri juga terjadi di PT. Freeport Indonesia dimana seorang karyawan ditemukan gantung diri di tempat tinggalnya suara.com, 2015. Perilaku bunuh diri karyawan tersebut diduga akibat adanya tekanan dari pekerjaan yang menyebabkan stres kerja wawancara dengan MM, 2016. Behr dan Newman dalam Rice, 1999 menyebutkan bahwa kecenderungan bunuh diri adalah salah satu dari gejala perilaku karyawan yang disebabkan oleh stres kerja. Bekerja di sektor pertambangan mengandung risiko tinggi terhadap keselamatan seperti misalnya terjadi kecelakaan kerja peledakan, tanah longsor, pencemaran lingkungan dan lainnya Ramli, 2011. Ketika terjadi kecelakaan, kegagalan atau penyimpangan, persepsi risiko terhadap kecelakan kerja pada karyawan kembali meningkat sehingga semua orang berbicara mengenai keselamatan Ramli, 2011. Kewaspadaan dan perhatian mengenai keselamatan kembali meningkat sehingga peluang terjadinya kecelakaan berkurang Ramli, 2011. Namun, seiring dengan waktu, jika keadaan telah normal kembali, persepsi tentang risiko 5 kecelakaan kerja akan menurun sampai kecelakaan atau kejadian berikutnya terulang kembali Ramli, 2011. Persepsi risiko kecelakaan kerja merupakan kemampuan individu untuk melihat sebagaimana besar risiko dan toleransi individu terhadap risiko untuk menerima risiko tersebut National Safety Council dari Campbell Institute, 2014.Persepsi risiko kecelakaan kerja merupakan asesmen subjektif dari kemungkinan akan terjadinya kecelakaan spesifik dan bagaimana individu peduli akan konsekuensinya Sjoberg, Moen, Rundmo, 2004. PT. Freeport Indonesia PTFI merupakan perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan, Amerika Serikat. PTFI menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas dan perak. PTFI sendiri beroperasi di daerah dataran tinggi Tembagapura di Kabupaten Mimika Provinsi Papua, Indonesia PTFI.co.id. Dewasa ini, program-program kesehatan, keselamatan, dan lingkungan kerja diterapkan oleh semua negara industri. Negara manapun di seluruh dunia sedang melakukan upaya untuk mengidentifikasi bahaya- bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaaan serta melakukan tindakan pencegahan supaya tidak terjadi kecelakaan kerja Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, Tembagapura, 2004.PT. Freeport Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang mengutamakan tingkat keselamatan kerja bagi para karyawannya Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, 6 Tembagapura, 2004. Kecelakaan kerja sering terjadi di PT. Freeport Indonesia. Hal ini ditunjukkan dalam Daily Preliminary Incident Information yang mencatat bahwa dari awal tahun 2014 hingga 6 Oktober 2014, terdapat 98 kasus kecelakaan kerja, baik yang ringan, sedang maupun yang berat. Kasus kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Freeport diantaranya adalah sebuah truck yang membentur truck yang lain ketika akan memberi jalan yang mengakibatkan keretakan pada kaca dan kerusakan pada kanopi truck. Kasus lain yaitu sebuah truck yang kejatuhan boulder. Selain itu juga dikatakan bahwa terdapat 357 kasus kecelakaan kerja yang disebabkan oleh tindakan tidak aman, atau sekitar 87 pada tahun 2003 yang didapatkan dari hasil survei di PT. Freeport Indonesia Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, 2004. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan di PT. Freeport Indonesia, disebutkan pula bahwa sebanyak 88 penyebab kecelakaan kerja di perusahaan merupakan faktor manusia dimana didalamnya terdapat faktor kelelahan fisik dan lemahnya mental pada karyawan Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, 2004 . Data kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Freeport Indonesia sejak tahun 2012 hingga 2015 18 Juni dapat dilihat dalam gambar berikut ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7 Gambar 1. Evaluasi Kecelakaan Tambang 2012-2015 Berdasarkan Penyebab Dasar Kecelakaan kerja di PT. Freeport Indonesia dibagi menjadi tiga bagian, kecelakaan kerja berat, kecelakaan kerja sedang dan kecelakaan kerja ringan, dimana kecelakaan kerja berat meliputi segala kegiatan yang menyebabkan kematian seperti tanah longsor, dll, sedangkan kecelakaan kerja sedang meliputi segala kegiatan yang menyebabkan patah tulang, dll, dan untuk kecelakaan kerja ringan merupakan segala kegiatan yang menyebabkan luka ringan seperti terjepit, dll Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, 2004. Kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Freeport Indonesia antara lain terjadinya tanah longsor yang menyebabkan 28 karyawannya meninggal pada tahun 2013 Satu Papua, 2013. Selain itu juga pernah terjadi tanah longsor yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8 menyebabkan kematian 1 karyawan pada 12 September 2014 tempo.co, 2014. Juga kejadian tanah longsor pada 14 Mei 2014 dimana sebanyak 40 karyawan tertimbun di terowonan Big Gosan tempo.co, 2014. Kepmen no. 555 tahun 1995 menyebutkan peraturan-peraturan ditujukan untuk mencegah karyawan dari risiko yang akan dihadapi oleh karyawan khususnya di bidang pertambangan seperti jenis-jenis bahan peledak yang jika tidak diperhatikan penggunaannya dapat menyebabkan kecelakaan kerja karyawan. Di dalam Kepmen no. 555 tahun 1995 itu disebutkan pula larangan-larangan memasuki wilayah pertambangan, cara kerja yang aman, pengoperasian sistem pengangkutan, dan lainnya Kepmen no. 555 tahun 1995. Bagaimanapun, kecelakaan dan penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan dapat meningkatkan angka kematian, mengurangi usia hidup yang diharapkan serta menurunkan kualitas hidup Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja PT. Freeport Indonesia, 2004. Pengalaman dan pengetahuan mengenai konsekuensi akan risiko kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja karyawan dapat mengubah persepsi terhadap risiko kecelakaan kerja dimana karyawan akan lebih berhati-hati dan mengutamakan keselamatan kerjanya Diaz dan Resnick, 2000. Disebutkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi risiko kecelakaan kerja karyawan antara lain sifat dari karyawan itu sendiri, usia karyawan, pengalaman karyawan mengenai kecelakaan kerja yang pernah ia alami, pandangan karyawan akan risiko kecelakaan kerjanya, persepsi 9 perusahaan akan komitmen perusahaan terhadap keselamatan kerja, kecemasan dan ketidakpuasan kerja Diaz dan Resnick, 2000. Persepsi risiko terkadang diukur dengan melihat kecemasan yang dihubungkan dengan stres Sjoberg, 1998. Penelitian dan pembahasan sebelumnya juga menunjukkan bahwa bahwa stres kerja dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara persepsirisiko kecelakaan kerja dengan stres kerja karyawan khususnya di PT. Freeport Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN PT. SRI REJEKI ISMAN Tbk Hubungan Antara Persepsi Terhadapbeban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Karyawanpt. Sri Rejeki Isman Tbk sukoharjo.

0 3 13

HUBUNGAN ANTARA BUDAYA ORGANISASI DENGAN STRES KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Stres Kerja Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI LINGKUNGAN KERJA DENGAN PROKRASTINASI KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Lingkungan Kerja Dengan Prokrastinasi Kerja Karyawan PT. Solo Murni Kiky Surakarta.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Prestasi Kerja Pada Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRESTASI KERJA PADA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Prestasi Kerja Pada Karyawan.

0 1 14

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP HUMAN RELATIONS DAN STRES KERJA DENGAN LOYALITAS KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Human Relations Dan Stres Kerja Dengan Loyalitas Kerja Karyawan.

0 1 15

PENDAHULUAN Hubungan Antara Persepsi Terhadap Human Relations Dan Stres Kerja Dengan Loyalitas Kerja Karyawan.

0 1 9

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan.

0 1 16

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Produktivitas Kerja Karyawan.

2 13 18

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN STRES KERJA.

0 0 47