pengukuran tersebut diulang. Priyatno, 2008: 25. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha. Metode reliabilitas dihitung dengan rumus:
Keterangan:
r
11
= Reliabilitas instrumen
= Banyaknya butir pertanyaan
= jumlah varian butir
= Varian total
Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikansi 0,05, artinya
instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment.
J. Teknik Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi variabel independen dan dependen, keduanya mempunyai
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilakukan dengan analisis grafik normal P-P Plots dilihat dari titik-titik yang menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas Sujianto, 2009: 78.
Salah satu alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik Kolmogorov
–Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji K-S yang
r
11
= PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersedia dalam program SPSS. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:
Ho: Data residual berdistribusi normal, apabila nilai Asymp. Sign 0,05.
Ha: Data residual tidak berdistribusi normal, apabila nilai Asymp. Sign 0,05.
b. Multikolinearitas Salah satu asumsi model regresi linear klasik adalah bahwa tidak
terdapat masalah multikolinearitas diantara variabel yang menjelaskan yang termasuk dalam model regresi. Jika dalam model terdapat
multikoliearitas, maka model tersebut memiliki standar yang besar, sehingga koefisien tidak dapat ditaksir dengan ketepatan tinggi.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah mempunyai nilai VIF disekitar angka satu dan mempunyai Tolerance
Value mendekati 0,1 sedangkan batas nilai VIF adalah 10.
c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual suatu
pengamatan kepengamatan
yang lain
tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika varian berbeda disebut heteroskedastisitas
Ghozali, 2001: 69. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan pola gambar
scatterplot. Jika titik-titik menyebar secara acak dan tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Pengujian Hipotesis a. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah analisis
tentang hubungan antara satu variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen. Rumus regresi berganda sebagai berikut:
Y= a+b
1
X
1
+b
2
X
2
+b
3
X
3
+b
4
X
4
+e
Keterangan: Y = Variabel keputusan pembelian
a = Nilai konstanta b
1
= koefisien regresi X
1
b
2
= koefisien regresi X
2
b
3
= koefisien regresi X
3
b
4
= koefisien regresi X
4
e = error term
X
1
= Variabel produk X
2
= Variabel harga X
3
= Variabel promosi X
4
= Variabel distribusi
b. Uji F Simultan Untuk mengetahui apakah produk, harga, promosi, dan distribusi
berpengaruh positif pada keputusan pembelian konsumen secara signifikan maka digunakan uji F, dengan rumus sebagai berikut:
keterangan : R
2
= Koefisien determinasi k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel
Dalam uji signifikansi ini, apabila nilai F
hitung
≥ F
tabel
dengan taraf signifikansi α 5 maka H
o
ditolak. Artinya variabel produk, harga, promosi, dan distribusi berpengaruh positif pada keputusan pembelian
konsumen. Namun jika F
hitung
F
tabel
dengan taraf signifikansi α 5 maka H
diterima. Artinya variabel produk, harga, promosi, dan distribusi tidak berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian
konsumen. c. Uji t Parsial
Untuk mengetahui apakah produk, harga, promosi dan distribusi berpengaruh positif pada keputusan pembelian konsumen secara
simultan, maka digunakan uji t test, dengan rumus sebagai berikut :
F
hitung
=
t
hitung
=
b
s b
Keterangan : b = koefisien regresi
= rata-rata sampel Sb = standar error dan koefisien regresi
Dalam uji signifikansi ini, apabila nilai t
hitung
t
tabel
dengan taraf signifikansi α 5 , maka Ho ditolak. Artinya variabel harga, produk,
promosi, dan distribusi secara parsial berpengaruh positif pada keputusan pembelian konsumen. Namun jika t
hitung
≤ t
tabel
dengan taraf signifikansi α 5 maka Ho
diterima. Artinya variabel harga, produk, promosi, dan distribusi secara parsial tidak berpengaruh positif
pada keputusan pembelian konsumen. d. Uji ANOVA Analisis of Variance
faktor demografis konsumen, jenis kelamin dan tingkat penghasilan akan diuji dengan ANOVA satu arah one-way ANOVA.
Membandingkan F
hitung
dengan F
tabel.
dengan menggunakan tingkat keyakinan 95, α = 5. Ho diterima apabila F
hitung
≤ F
tabel
dan Ho ditolak apabila F
hitung
F
tabel.
e. Koefisien DeterminasiUji
2
R Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
variabel independen yaitu produk X1, harga X2, promosi X3, dan distribusi X
4
, berpengaruh secara simultan pada keputusan pembelian konsumen Y. Adapun rumus koefisien determinasikorelasi
berganda.
Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Adapun rumus
koefisien determinasikorelasi berganda yaitu:
Keterangan :
2
R = koefisien determinasi
n
x = variabel independen
i
b = koefisien regresi
n
Y = variabel dependen
2 3
3 2
2 1
1 2
Y Y
x b
Y x
b Y
x b
R
48
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
WINGS Corporation didirikan pada tahun 1948 di Surabaya, Indonesia. Selama lima puluh tahun terakhir perusahaan ini telah berkembang dari sebuah
industri rumah kecil menjadi pemimpin pasar market leader yang mempekerjakan ribuan orang dengan pabrik-pabrik berlokasi di Jakarta dan
Surabaya. Tujuan WINGS Corporation adalah memproduksi produk-produk
berkualitas internasional dengan harga ekonomis. Produksi pertama Wings dimulai dengan pembuatan sabun cuci hijau buatan tangan. Dengan produk ini
Wings berhasil menembus pasar kompetitif pada akhir 1940-an. Segera setelah itu, mereka memperkenalkan sebuah produk baru - krim deterjen yang sangat
membantu kebutuhan toileteries rumah tangga. Seiring dengan perkembangan Wings yang begitu pesat, maka pabrik kedua P.T. Sayap Mas Utama, dibangun
di Jakarta. Wings menghasilkan produk antara lain toilet sabun, bedak dan bar
deterjen, floorcleaners, pelembut kain, dan pembalut untuk market di seluruh Indonesia dan sekitarnya. Sedangkan pabrik ketiga P.T. Lionindo Jaya
dibangun di Jakarta bersama-sama dengan Lion Corporation Jepang untuk memproduksi merek seperti Emeron, Halaman Satu, Ciptadent, dan Mama.
mereka termasuk shampoo, shower gel, produk perawatan kulit, pasta gigi, dan