Paradentiscutata
dan
Tricispora.
Di Indonesia, jenis mikoriza yang paling banyak berasal dari tiga genus
Glomus, Acaulospora
, dan
Gigaspora.
Ketiga genus cendawan tersebut sering berperan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman
Musfufah, 2016. Taksonomi CMA bervariasi terkait dengan kontribusinya terhadap
pengambilan nutrisi bagi tanaman. Beberapa genus, seperti
Scutellospora
dan
Gigaspora
membentuk sejumlah hifa yang luas sehingga dapat mengakuisisi nutrien secara lebih baik. Genus yang lain seperti
Glomus, Funneliformis
dan
Rhizophagus
membentuk biomasa hifa lebih sedikit, dan membentuk mutualisme yang lebih rendah. Namun, produksi yang lebih besar terhadap ekstra radikal hifa
tidak selalu membawa pada keuntungan bagi tanaman. Sejauh rasio antara persentase panjang akar yang terkolonisasi dan ekstra radikal biomasa hifa
beragam, tidaklah terlalu jelas sejauh apa baiknya panjang akar yang terkolonisasi menyatakan keuntungan yang diperoleh tanaman inang jika harus melampau
macam-macam taksonomi CMA Verhoef, 2010.
4. Keuntungan CMA bagi Tanaman
Dilihat dari sisi keuntungannya bagi berbagai jenis tanaman, CMA dapat membantu tanaman dalam hal, yaitu:
a. Meningkatkan daya serap air dan hara terutama yang relatif
immobile
seperti P, Cu dan Zn, juga yang relatif
mobil
seperti K, S, NH
4 +
, dan Mo. b.
Menurunkan
stress
tanaman akibat infeksi patogen akar, kondisi tanah salin, kelembaban tanah yang rendah, temperatur tanah yang tinggi serta
faktor-faktor merugikan yang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Meningkatkan toleransi tanaman terhadap defisiensi hara pada tanah
tidak subur, dan terhadap kemasaman dan toksisitas Al, Fe dan Mn pada tanah masam.
d. Meningkatkan nodulasi dan daya fiksasi N
2
oleh Rhizobium pada simbiosis
legume
. e.
Meningkatkan serapan dan toleransi tanaman terhadap toksisitas Zn. f.
Merangsang laju fotosintesis dan transportasi fotosintat ke akar, produksi hormon sitokinin, auksin gibberellin, dan eksudasi asam-asam organik
dari akar, serta permeabilitas membran terhadap lintasan hara. g.
Mempercepat fisiologis definitif, sehingga waktu berbunga dan panen dipercepat, serta meningkatkan daya tahan
tanaman pada awal penanaman.
h. Berperan penting dalam konservasi dan pendauran hara dalam tanah,
dalam agregasi tanah dan mengurangi erosi atau pelindian hara tanah Kemas, 2005.
B.
Macrotyloma uniflorum
1. Klasifikasi
Macrotyloma uniflorm
Koro hijau adalah jenis tanaman dari keluarga Fabaceae polong- polongan yang penting namun tidak banyak dikenal sebagai jenis tanaman yang
dapat dibudidayakan. Tanaman ini tumbuh di banyak negara, khususnya di negara-negara tropis dan sub-tropis. Berikut ini adalah klasifikasi dari koro hijau
menurut Uttam 2014: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Genus :
Macrotyloma
Species :
Macrotyloma uniflorum
L.
2. Distribusi
Macrotyloma uniflorum
Macrotyloma uniflorum
juga dikenal dengan naman
Dolichos uniflorum
. Menurut
United State Department of Agricultur
USDA kedua nama tersebut mengacu pada spesies yang sama. Tanaman terebut adalah asli tanaman tropis.
Kemungkinan, tanaman tersebut mengalami domestisasi di India, di mana tanaman tersebut telah dikenal di sana sejak jaman prasejarah.
Di Jawa, tumbuhan ini memiliki nama lokal: kara krupuk, kara hijau atau koro legi, sedangkan di
Sunda, nama tanaman ini adalah roway atopese. Saat ini,
M. uniflorm
banyak dibudidayakan di daerah Asia Selatan dan India, Myanmar dan Afrika. Tanaman ini biasanya tumbuh hingga pada
ketinggian 0-1800 mdpl. Iklim tropis dan sub-tropis sangat ideal bagi pertumbuhan tanaman ini. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah lahan
kering dengan suhu antara 25-35°C. Tanaman ini mampu beradabtasi dengan berbagai jenis tanah seperti pasir, kerikil hingga di tanah liat. Pada tanah lempung
yang terlalu basa, jenis tanaman ini kurang tumbuh dengan baik. pH normal bagi pertumbuhan tanaman ini adalah 5.5-8.
M. uniflorm
dibudidayakan menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bijinya. Waktu penanaman yang baik dapat dilakukan pada akhir bulan Juni. Tanaman ini akan mulai berbunga dan berbuah antara bulan Agustus ke Oktober.
Secara umum, usia tanaman ini adalah 4-6 bulan.
3. Morfologi Tanaman