iv.  LOQ Limit  of  quantitation  LOQ  adalah  konsentrasi  analit  terendah  dalam
sampel  yang  dapat  ditentukan  dengan  presisi  dan  akurasi  yang  dapat  diterima pada  kondisi  operasional  metode  yang  digunakan  Gandjar  dan  Rohman,  2012.
Parameter  akurasi  tidak  dapat  ditentukan  oleh  karena  itu  nilai  LOQ  juga  tidak dapat diperoleh.
7.  Penetapan Kadar Alopurinol dalam Jamu
Meskipun  metode  analisis  tidak  valid  penulis  mencoba  melakukan penetapan  kadar  terhadap  3  sampel  jamu  yang  beredar  di  pasaran  dengan
menggunakan kurva adisi y= -470009,5 + 43683,7 x.
Tabel XX. Kadar alopurinol dalam sampel jamu
Sampel rata-rata kadar
alopurinol ng g
A rep 1
Tidak terdeteksi rep 2
rep 3
B rep 1
46,39 rep 2
rep 3
C rep 1
83,72 rep 2
rep 3
Hasil  penetapan  kadar  di  atas  tidak  dapat  digunakan  karena  validitas metode analisis yang tidak dapat dipertanggung jawabkan.
67
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.  Hasil  metode  spektrofotometri  pada  penetapan  kadar  alopurinol  dalam sediaan tablet dengan melihat parameter akurasi yang dinyatakan dengan nilai
recovery  sebesar  98,6  -100,3  ;  presisi  dinyatakan  dengan  nilai    CV sebesar  0.4-0.6;  LOQ  dengan  nilai  1,46  µgmg  sampel.  Kadar  rata-rata
alopurinol yang terdapat dalam sediaan tablet adalah 311,6 mgg. 2.  Hasil  validasi  metode  standar  adisi  alopurinol  dalam  matriks  jamu  pada
KCKT fase terbalik tidak valid.
B. Saran
1.  Pada metode spektrofotometri perlu dilakukan untuk penetapan kadar sampel
alopurinol pada merek tablet yang berbeda.
2.  Pada metode KCKT fase terbalik perlu dilakukan perbaikan terhadap
pembuatan kurva baku adisi
Daftar pustaka
Chan,  C.C.,Lee,Y.C.,  Lam,  H.,  and  Zhang,  X.M.,  2004,  Analytical  method validation and instrument performance verification, John Wiley  Sons,
Inc., New Jersey, pp. 17,18. Cook,  et  al.,  2000,  Pearson’s  Product  Moment  Correlation  Coefficient,
http:media3.bmth.ac.ukspssfocus_pagesfocus_10a.htm, diakses
tanggal 16 Agustus 2014 Direktorat Pengawas Obat dan Makanan RI,1974, Farmakope Indonesia, edisi 3,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 26-30. Direktorat Pengawas Obat dan Makanan RI,1995, Farmakope Indonesia, edisi 4,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, pp. 73-75. Gandjar,  I.G
.
dan  Rohman,A.,  2010,  Kimia  Farmasi  Analisis,  Pustaka  Pelajar, Yogyakarta, pp.378-400.
Gandjar, I.G
.,
dan Rohman,A., 2012, Analisis Obat Secara Spektrofotometri dan Kromatografi, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, pp.417-428.
Gennaro, A.R., Ed., Remington The Science and Practice of Pharmacy, 20
th
ed., Lipincott William and Wilkins, Philadelphia, pp. 1462-1464.
Glaxosmithkline,  2013,  Safety  Data  Sheet  of  Allopurinol, www.msds-
gsk.comGetSdsFile.ashx?fileId=2421
,
diakses tanggal 1 April 2014 Gonzales, A.G. and Herrador, M.A., 2007, A practical guide to analytical method
validation,  Including  Measurement  Uncertainty  and  Accuracy  Profiles, Trends in Anal. Chem., 26, pp. 232-234.
Harmita,  2006,  Analisis  Kuantitatif  Bahan  Baku  dan  Sediaan  Farmasi, Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia, Depok, pp. 157-165.
Harvey,  D.,  2000,  Modern  Analytical  Chemistry,  McGraw  Hill,  New  York,  pp. 578-586.
Hendayana,  S.,  2006,  Kimia  Pemisahan,  PT  Remaja  Rosdakarya,  Bandung,  pp. 67-112.
Horwitz,  W.,  Latimer,  G.W.,  Eds,  2005,  Official  Method  of  Analysis,  AOAC International, USA, pp. 254-250.
Iskandar,  J.,2006. Rematik  dan Asam  Urat.  Bhuana  Ilmu  Komputer.  Jakarta,  pp. 34-38.