2. Mengembangkan kawasan wisata Tangkahan menjadi daerah tujuan wisata yang
berstandar internasional. 3.
Menguatkan sektor-sektor produksi potensial di Desa Namo Sialang dan Desa Sei Serdang.
4. Membuka jaringan inter-koneksi global.
Prestasi yang sudah pernah diperoleh Lembaga Pariwisata Tangkahan adalah, pada bulan September 2004, Bapak She Ukur Depari saat ini menjabat ketua harian
Lembaga Pariwisata
Tangkahan mendapatkan
penghargaan INOVASI
PARIWISATA INDONESIA dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Pusat.
Penghargaan diberikan atas jasa beliau sebagai salah seorang pelopor dalam membangun, membina, mengelola, dan mengembangkan Kawasan wisata
Tangkahan.
4.1.3. Perencanaan Pengembangan Kawasan Wisata Tangkahan yang akan
Dilakukan Pemerintah Kabupaten Langkat
Pemerintah Kabupaten Langkat sebagai pemrakasa bagi perencanaan dan pengembangan di wilayah kerjanya, selalu memprioritaskan Daerahkawasan yang
mempunyai potensi sebagai aset daerah. Mengingat Kawasan Ekowisata Tangkahan adalah suatu daerah tujuan wisata yang relatif baru dikelola, dan merupakan alternatif
bagi Bukit Lawang yang saat ini masik dalam taraf perbaikan akibat tertimpa bencana banjir bandang. Modal paling bersar yang dibutuhkan dalam upaya membangun
industri pariwisata ke alam adalah membangun komitmen masyarakat dan Pemerintah Daerah, karena kegiatan ini memerlukan peruntukan tata ruang yang jelas
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan potensi wisata sumber daya alamnya. Pada intinya, Pemerintah Daerah melaksanakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan, dan memantau pengembangan
objek dan daya tarik wisata alam, sebab pembangunan pariwisata merupakan pembangunan lintas sektoral.
Kebijakan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Pemerintah Kabupaten Langkat yang menyangkut perencanaan dan pengembangan kawasan Wisata Tangkahan
adalah melalui perencanaan yang diharapkan dapat menghasilkan rencana pengembangan wisata Tangkahan yang komprehensif, melalui proses partisipasi
dengan memperhatikan sensitivitas ekosistem, potensi sumber daya alam, ketersediaan ruang, optimalisasi pelibatan masyarakat dan lokal ekonomi serta
keamanan pengunjung dengan sasaran sebagai berikut:
a. Mengembangkan model kawasan wisata yang ramah lingkungan berbasis
ekologi. b.
Mengembangkan model pengelola bersama co-management. c.
Menyediakan program wisata alam bagi wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara.
d. Menyediakan informasi keanekaragaman hayati dan pengetahuan tradisional
masyarakat sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat dan pengunjung.
e. Menyediakan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung.
f. Meningkatkan peran serta masyarakat dan penerimaan keuntungan dari
pariwisata.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.1. Model pengembangan bersama
Kawasan Tangkahan diupayakan dapat dikembangkan sebagai kawasan ekowisata yang dikelola bersama co-management antara pihak-pihak yang terkait.
Dalam melakukan kegiatan pemasaran khususnya promosi Kawasan Ekowisata Tangkahan, Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Pemerintahan Kabupaten Langkat
secara berkala melakukan publikasihubungan masyarakat mengenai objek wisata di
Kabupaten Langkat
pada buku
pemandu Wisata
Sumatera Utara,
mempresentasikan keberadaan kawasan pada seminar-seminar, dan pembuatan rambu-rambu penunjuk jalan menuju kawasan.
4.1.3.2. Pelaksanaan pembangunan kawasan
Volume pembangunan ditentukan berdasarkan zona kawasan yang telah disepakati bersama antara pihak-pihak terkait. Kegiatan yang telah dan akan
dilakukan memerlukan kajian mengenai dampaknya terhadap perubahan kualitas lingkungan, adapun pembagian zona adalah sebagai berikut:
a. Zona Intensif
Pembangunan sarana dan prasarana pada zona intensif 10 Hektar dan 7 Hektar, direncanakan untuk mampu mendukung kegiatan dan kebutuhan wisatawan dalam
jumlah besar dan aktivitas tinggi. Jenis wisata yang akan dikembangkan pada zona ini adalah: rekreasi keluarga, wisata belanja, wisata tirta mandi, berenang, berperahu,
tubing, dan memancing, wisata pantaisungai dengan disertai kegiatan berkemah, wisata kampung, wisata budaya, trekking, dan bersepeda. Untuk mendukung kegiatan
ini maka fasilitas, sarana dan prasarana yang telah dibangun adalah gerbang untuk
Universitas Sumatera Utara
memasuki kawasan, ruangan informasi, ruangan administrasi, pasar cenderamata, dan toilet umum. Penemuan kebutuhan wisatawan juga akan dilengkapi dengan
membangun restoran, rumah makan, warung kopi, poliklinik, musholla, lapangan parkir, panggung hiburan, penyediaan sarana transportasi umum terminal, dan
parkir kendaraan pribadi. b.
Zona Semi Intensif Jenis kegiatan yang dapat ditampung dan ditawarkan pada zona semi intensif 35
Hektar lebih terbatas, sehingga sarana dan prasarana yang akan dibangun juga lebih sedikit. Jenis kegiatan yang ditawarkan antara lain: wisata agro untuk meninjau
kegiatan perkebunan dan pertanian organic perjalanan ke lokasi wisata ini ditawarkan dengan jalan kaki atau menggunakan sepeda, wisata tirta, berperahu,
tubing, menikmati panorama sungai dan alam sekitar. Untuk mendukung kegiatan serta kenyamanan bagi wisatawan, maka pada zona ini akan dibangun akomodasi
terbatas, sistem penyediaan air bersih dan fasilitas serta usaha pertanian organik. c.
Zona Ekstensif Primer Zona ini 18 Hektar merupakan kawasan wisata untuk jumlah pengunjung dan
jenis kegiatan terbatas. Kawasan ini lebih difokuskan untuk pendidikan bagi wisatawan agar lebih mengenal upaya konservasi hutan dan ekosistemnya. Zona
ekstensif primer berada dalam kawasan hutan Taman Nasional dengan tingkat keragaman hayati sedang. Wisatawan hanya akan difasilitasi tenda, dan jumlah
wisatawan akan dibatasi sehingga tenda yang akan dibangun tidak lebih dari sepuluh buah. Jalur masuk ke dalam kawasan juga dengan hanya membangun satu pintu
Universitas Sumatera Utara
masuk. Pembangunan sarana fisik dibatasi maksimal 5, dan kegiatan yang dilakukan juga tidak boleh menimbulkan tingkat kebisingan yang relatif tinggi. Selain
tenda, fasilitas yang dibangun terbatas pada papan informasi dan pendukung kegiatan seperti tempat istirahat, jalan setapak alami, tempat mengamati burung bird
watching dan kehidupan liar lainnya, serta pembukaan lahan untuk lokasi perkemahan terbatas dan terdistribusi untuk menghindarkan gangguan terhadap
satwa. Pada zona ini, wisatawan juga ditawarkan untuk menikmati panorama sungai dan lingkungannya yang alami tanpa gangguan kehadiran fasilitas artifisial.
Berdasarkan pembangunan yang dilakukan pada zona ini, maka tidak akan terjadi dampak negatif terhadap lingkungan. Pembangunan pos pengamat merupakan sumber
dampak yang akan menurunkan kualitas lingkungan, tetapi malah mendatangkan manfaat yang memfasilitasi kegiatan ekowisata.
d. Zona Ekstensif Sekunder
Zona ini 22 Hektar berada dalam kawasan Taman Nasional Gunung Leuser dengan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, hanya diperuntukan bagi
wisatawan dengan jumlah sangat terbatas. Jalur Lintasan jalan setapak untuk perjalanan wisata dengan tingkat kesulitan tinggi hanya ditawarkan pada mereka yang
memiliki ketahanan fisik dan juga nilai petualangan tinggi. Pada zona ini tidak ada pembangunan sarana dan prasarana fisik. Pengunjung yang sangat terbatas
maksimum enam orang per kelompok, ditawarkan untuk melewati jalur trekking yang dipetakan secara akurat, dilengkapi dengan papan informasi serta harus
menggunakan jasa pemandu terlatih khusus.
Universitas Sumatera Utara
4.1.3.3. Wisata berkelanjutan
Kegiatan aktivitas di Tangkahan tetap mengutamakan prinsip wisata berkelanjutan. Hal ini dapat dilakukan dengan perencanaan dan pengelolaan yang
baik sehingga dampak lingkungan yang terjadi dapat dikelola dan dipantau secara terus menerus. Setiap aktivitas akan memiliki dampak sosial juga tidak dapat
diabaikan. Oleh karena itu seluruh aktivitas wisata tetap mempertimbangkan: a.
Dampak lingkungan. b.
Gangguan Lingkungan kebisingan, limbah buangan, asap, debu, aesthetics. c.
Kecocokan dengan fungsi sungai. d.
Keselamatan. e.
Penuhan norma-norma sosial. 4.1.3.4.
Perkiraan biaya Perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk pengembangan Kawasan Wisata
Tangkahan Kabupaten Langkat diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp. 44.100.000.000 Empat puluh empat miliar seratus juta rupiah, meliputi:
Pekerjaan Perencanaan dan Pembangunan Fisik Prasarana dan Sarana serta jaringan utilitas. Maksud dan tujuan dari rencana pengembangan kawasan wisata Tangkahan
ini adalah untuk mewujudkan pembangunan kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam, serta kebutuhan manusia
untuk berwisata dengan tujuan membangun suatu destinasi wisata berbasis lingkungan dan bersumberdaya alam ekowisata, meliputi pembangunan daya tarik
Universitas Sumatera Utara
wisata, pemberdayaan masyarakat, serta pembangunan fasilitas umum, pembangunan fasilitas pariwisata secara terpadu dan berkesinambungan.
Membangun industri pariwisata, meliputi pembangunan struktur fungsi, hierarki, dan hubungan, industri pariwisata, daya saing produk pariwisata,
kredibilitas bisnis, serta tanggung jawab terhadap lingkungan alam sosial budaya. Membangun pemasaran wisata, meliputi pemasaran pariwisata bersama,
terpadu, dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan serta pemasaran yang bertanggung jawab dalam membangun citra Kabupaten
Langkat sebagai destinasi pariwisata yang berdaya saing. Membangun kelembagaan kepariwisataan, meliputi pengembangan organisasi Pemerintah Daerah, swasta, dan
masyarakat, pengembangan sumber daya manusia, regulasi, serta mekanisme operasional di bidang kepariwisataan.
4.2. Karakteristik Responden