dengan laki-laki lain. Kalau perkawinan itu putus karena perceraian atau suami meninggal maka ia dapat melakukan perkawinan dengan
bekas suami pertama setelah menjalani masa ‘iddahnya. Talak ditinjau dari waktu mengatakkannya yaitu:
a. Talak Sunni Pasal 121 KHI adalah talak yang dibolehkan yaitu talak
yang dijatuhkan kepada isteri yang sedang suci dan tidak dicampuri dalam waktu sucinya tersebut.
b. Talak Bid’i Pasal 121 KHI adalah talak yang dilarang yaitu talak yang
dijatuhkan kepada isteri pada waktu isteri dalam keadaan haid atau isteri dalam keadaan suci tapi sudah dicampuri pada waktu suci tersebut
19
.
2. Khulu’
Adalah suatu perceraian perkawinan dengan cara memberikan sejumlah uang dari pihak isteri kepada suami, yang disebut “Talak tebus”.
Khulu ’ berarti permintaan talak oleh isteri kepada suaminya dengan
membayar tebusan. Menurut ahli fiqih, khulu’ adalah isteri memisahkan diri dari suaminya
dengan ganti rugi kepadanya.
20
Ganti rugi tebusan merupakan salah satu bagian pokok dari pengertian khulu’, jika ganti rugi tidak ada maka khulu’nya
juga tidak sah.
3. Syiqaq
19
Lihat Pasal 121 Kompilasi Hukum Islam
20
Sayyid Sabiq. Fiqih al Sunna, Beirut: Dar AlFikr.1983, cet. ke-4, jilid 2, h.253
Adalah krisis memuncak yang terjadi antara suami isteri sedemikian rupa sehingga antara suami isteri terjadi pertentangan pendapat dan
pertengkaran, menjadi dua pihak yang tidak mungkin dipertemukan dan kedua pihak tidak bisa mengatasinya.
21
Dasar hukum syiqaq firman Allah Surat Q.S.Al Nisa. 4:35
G1
mC PQ •
G 1RV
• 4. A ‘I 6.
’? I- ,b
X
’? I-1 ,b
Id
G IM†h
“ ” G
l 1A •
I?V • J4. {
G 4 —u
˜?J 4
„h IQ ,
; 5
9= 1
Artinya : “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang
hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik
kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”.Surat An-Anisa, ayat 35
4. Fasakh
Berarti rusak atau batal.
22
Memfasakh akad nikah berarti membatalkan dan melepaskan ikatan perkawinan suami isteri. Fasakh dapat terjadi karena
sebab berkenaan dengan akad Sah atau tidaknya atau sebab yang datang setelah berlakunya akad.
23
21
Muktar Kamal. Azas-azas Hukum Islam, Jakarta: PT.Bulan Bintang, 1993, Cet.ke-3, h.204
22
Mahmud Yunus. Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung,1990, h. 316
23
H.S.A. Al Hamdani. Risalah Nikah, Pekalongan: Raja Murah.1980, h.42
Jadi fasakh berarti diputuskannya hubungan perkawinan atas permintaan salah satu pihak oleh hakim Pengadilan Agama karena salah satu
pihak menemui cela pada pihak lain atau merasa tertipu atas hal-hal yang yang belum diketahui berlangsungnya perkawinan.
24
5. Ta’lik Talak