Eksudasi Tanda-Tanda Tanaman Sakit

sebagai simbion fungi dapat mempengaruhi kehidupan tanaman tertentu Gandjar et al., 2006.

2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fungi adalah : 1. Substrat Substrat merupakan sumber nutrien utama bagi fungi. Nutrien baru dapat dimanfaatkan sesudah fungi mengekskresi enzim-enzim ekstraseluler yang dapat mengurai senyawa-senyawa kompleks dari substrat tersebut menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Fungi yang tidak dapat menghasilkan enzim sesuai komposisi substrat dengan sendirinya tidak dapat memanfaatkan nutrin-nutrien dalam substrat tersebut. 2. Kelembaban Pada umumnya fungi tingkat rendah seperti Rhizopus atau Mucor memerlukan lingkungan dengan kelembapan nisbi 90, sedangkan kapang Aspergillus, Penicillium, Fusarium, dan banyak hypomycetes lainnya dapat hidup pada kelembapan nisbi yang lebih rendah, yaitu 80. Dengan mengetahui sifat-sifat fungi ini penyimpanan bahan pangan dan materi dapat dicegah kerusakannya. 3. Suhu Berdasarkan kisaran suhu lingkungan yang baik untuk pertumbuhan, fungi dapat dikelompokkan sebagai fungi psikrofil yang mampu tumbuh pada kisaran suhu 0-30 C, mesofil yang mampu tumbuh pada kisaran suhu 25-37 C, dan termofil yang mampu tumbuh pada kisaran suhu 40-74 C. 4. Derajat keasaman pH pH substrat sangat penting untuk pertumbuhan fungi , karena enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai suatu substrat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Umumnya fungi dapat hidup dengan pH dibawah 7.0 Gandjar et al., 2006.

2.4.3 Reproduksi Fungi

Fungi mempunyai alat reproduksi yang berfungsi untuk berkembang biak, reproduksi fungi berlangsung melalui dua cara, bergantung pada jenis dan keadaan lingkungan dimana fungi berada. Dua cara umum yang diketahui adalah cara aseksual dan cara seksual Hadiastono, 2006. 1. Reproduksi Aseksual Reproduksi aseksual hampir dilakukan oleh semua klas fungi, walaupun caranya berbeda-beda bergantung pada klasnya. Pada Phycomycetes pembiakan seksual terjadi diawali dengan pembentukan sporangiospora, yaitu spora yang dibentuk dalam kantong yang disebut sporangium kotak spora. Pada ordo tingkat rendah sporangiospora tidak berdinding. Pada golongan fungi yang tingkatannya lebih tinggi lagi akan membentuk konidia Gambar 2, ini adalah spora yang dibentuk melalui frakmentasi ujung hifa. Pada umumnya konidia pada ujung-ujung hifa tertentu yang disebut konidiofor atau tangkai konidi. Konidi ada yang bersel satu ada pula yang bersel lebih dari satu, dan bahkan memanjang hampir menyerupai miselium. Konidiofor mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dari yang paling sederhana sampai ke yang kompleks.