Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN
adalah daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 800 m dpl Kuswanto et al., 2005. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian pada Tabel 1 bahwa kedua
ketinggian tersebut merupakan daerah yang cocok untuk pembudidayaan tanaman kacang panjang.
Kelembaban udara pada ketinggian 85 m dpl lebih tinggi yaitu sebesar 84 dibandingkan dengan daerah dengan ketinggian 373 m dpl yaitu 52 Tabel
1. Hal ini disebabkan oleh kondisi kebun di ketinggian 85 m dpl dikelilingi oleh banyak pohon pelindung yang besar dan rindang, berbeda dengan kondisi kebun
di ketinggian 373 m dpl yang lebih terbuka sehingga lebih banyak cahaya yang masuk Lampiran 1. Semakin tinggi persentase naungan maka berpengaruh
terhadap suhu, kelembaban udara dan intensitas cahaya. Semakin banyaknya naungan menyebabkan intensitas matahari yang masuk semakin rendah sehingga
kelembaban udara semakin tinggi Widiastuti et al., 2004. Pada ketinggian 85 m dpl memiliki tingkat kelembaban tanah sebesar 70
sedangkan pada ketinggian 373 m dpl memiliki tingkat kelembaban tanah sebesar 30 Tabel 1. Hal ini disebabkan oleh teknik pengairan kebun kacang panjang
yang berbeda pada setiap ketinggian. Perbedaan teknik pengairan disebabkan oleh perbedaan tingkat kemiringan pada masing-masing lokasi. Pada ketinggian 85 m
dpl memiliki tanah yang datar sehingga teknik pengairannya menggunakan metode genangan yaitu dengan menggenangkan air di sela-sela bedengan
sehingga kondisi tanah menjadi sangat lembab, basah, berair dan sedikit berlumpur sedangkan pada ketinggian 373 m dpl memiliki tanah yang miring
sehingga teknik pengairannya menggunakan metode tadah hujan yaitu hanya
dengan mengandalkan air hujan yang turun Lampiran 1. Kelembaban tanah yang rendah berakibat pada penurunan produktivitas tanaman. Tanaman yang memiliki
kelembaban tanah rendah umumnya terlihat kerdil, hijau pucat sampai kuning terang, mempunyai daun, bunga dan buah sedikit, kecil dan jarang, dan jika
kekeringan berlanjut tanaman menjadi layu dan mati Yunasfi, 2002. Derajat keasaman pH pada ketinggian 85 m dpl yaitu 5,4 lebih rendah
dibandingkan pada ketinggian 373 m dpl yaitu 6,6. pH sangat penting untuk pertumbuhan fungi karena enzim-enzim tertentu hanya akan mengurai suatu
substrat sesuai dengan aktivitasnya pada pH tertentu. Fungi umumnya menyukai pH kurang dari 7,0 namun beberapa fungi mampu tumbuh pada pH cukup rendah
yaitu pH 4,5-5,5 Gandjar et al., 2006.