BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Secara kebahasaan, kata kurikulum berasal dari bahasa latin currere, yang berarti lapangan perlombaan lari. Kurikulum juga bisa berasal dari kata curriculum
yang berarti a running course, dan dalam bahasa Prancis dikenal dengan courier berarti to run berlari.
5
Secara terminologi, kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan dan dirancang secara sistematik atas norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan
peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan.
6
Dalam Al- Qur’an juga dijelaskan bahwa keutaman mencari ilmu terdapat
dalam surat Al-Mujadalah ayat 11:
5
Zurinal dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan, Jakarta:UIN Jakarta Pres, 2006, h. 85.
6
Zurinal dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan Pengantar dan Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan, Jakarta:UIN Jakarta Pres, 2006, h. 85.
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: Berlapang- lapanglah dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan
”
.
Kedudukan ilmu bagi mereka yang mencari ilmu diantaranya untuk mendapatkan kebenaran yang Universal bagi kepentingan umat manusia dalam
meningkatkan martabat kemanusiaan dan mempelancar sistem kehidupan baik individu maupun kelompok. Oleh karenanya agar kedudukan tersebut dapat
tercapai maka syariat meluruskan tujuan dalam menuntut ilmu, yakni: 1. Untuk memahami agama dan mengenal Allah.
2. Untuk melaksanakan kesempurnaan tugas menjadi hamba dan kholifah Allah. Dalam hadits juga menjelaskan tentang pentingnya pendidikan diantaranya:
ةملسم و ملسم لك ىلع ةضيرف ملعل ا بلط “ yang artinya menuntut ilmu itu wajib bagi kaum muslimin dan muslimat”.
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa: “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggarawan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”.
7
Dalam Kamus Pendidikan, kurikulum dapat menyatakan kepada total struktur ide dan kegiatan yang disusun oleh suatu lembaga pendidikan untuk memenuhi
kebutuhan pelajaran bagi siswa untuk melaksanakan tujuan pendidikan.
8
Sedangkan dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia kurikulum diartikan sebagai seperangkat
pelajaran yang diberikan dalam suatu kegiatan belajar-mengajar untuk mencapai tujuan pendidkan tertentu.
9
7
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional
….cet. 1, h. 4.
8
Lenny Fanggidaej, Kamus Pendidikan,Jakarta: Restu Agung,1995, h. 57.
9
Ensiklopedi Nasional Indonesia, Jakarta:PT. Delta Pamungkas, 1997,cet. Ketiga,h. 240.
Berdasarkan pengertian tentang kurikulum diatas, dapat disimpulkan bahwa kurikulum tidak hanya sebatas pada sejumlah pelajaran yang harus disampaikan
kepada peserta didik saja, tetapi juga mencakup berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka mempengaruhi anak didik didalam belajar untuk
mencapai suatu tujuan. Aktivitas tersebut dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas, yang tentunya termasuk didalamnya kegiatan belajar-mengajar dan
bagaimana mengatur strategi dalam proses pembelajaran. Artinya dibutuhkan adanya perencanaan atau pengorganisasian dari proses belajar mengajar, juga perlu
adanya kontrol dan evaluasi sehingga tujuan pendidikan yang diharapkan dapat tercapai.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidik
an SNP pasal 1, ayat 15 disebutkan bahwa “KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan”.
10
KTSP merupakan salah satu bentuk realisasi kebijakan desentralisasi di bidang pendidikan agar kurikulum benar-benar sesuai dengan
kebutuhan pengembangan potensi peserta didik. Melalui KTSP, setiap sekolah diberi peluang untuk menyusun kurikulumnya
sendiri. Oleh karena itu, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam perencanaan, pelaksanaan maupun pengembangan kurikulum. Sebagai pelaksana
kurikulum, gurulah yang menciptakan kegiatan belajar mengajar, dengan segenap kemampuannya guru dapat menciptakan situasi belajar yang aktif, menggairahkan
dan mampu mendorong siswanya untuk berprilaku kreatif dan inovatif. KTSP menekankan pada kemampuan kompetensi yang harus dicapai, dan
dimiliki oleh lulusan suatu jenjang pendidikan. Kemampuan lulusan yang harus dinyatakan dengan standar kompetensi, yaitu kemampuan minimal apa yang harus
dicapai lulusan. Standar kompetensi lulusan merupakan modal utama untuk bersaing di tingkat regional maupun global, karena persaingan sumber daya
manusia.
10
Peraturan Pemerintahan No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Sinar Grafika Offset 2006, cet.Ke-1, h. 170.
Karakteristik kurikulum ini adalah: 1 hasil belajar dinyatakan dengan kemampuan atau kompetensi yang dapat didemontrasikan atau ditampilkan; 2
semua peserta didik harus mencapai ketuntasan belajar, yaitu menguasai semua kompetensi dasar; 3 kecepatan belajar peserta didik tidak sama; 4 penilaian
mengunakan acuan kreteria; 5 ada program remedial, pengayaan, dan percepatan; 6 tenaga pengajar atau pendidik merancang pengalaman belajar peserta didik; 7
tenaga pengajar sebagai fasilitator; dan 8 pembelajaran mencakup aspek afektif yang terintegrasi dalam semua bidang studi.
2.Landasan Pengembangan KTSP
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, karena dalam kurikulum tidak hanya dirumuskan tentang
tujuan pendidkan yang harus dicapai, tetapi juga memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap siswa. Mengingat pentingnya
peranan kurikulum didalam pendidikan, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa mengunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Pengembangan KTSP didasarkan pada dua landasan pokok, yakni landasan emperik dan landasan formal.
11
Yang menjadi landasan empirik di antaranya adalah Pertama, adanya kenyataan rendahnya kualitas pendidikan baik dilihat dari sudut
prosess maupun hasil belajar. Kedua, Indonesia adalah negara yang sangat luas yang memiliki keragaman sosial budaya dengan potensi dan kebutuhan yang
berbeda. Akibatnya, lulusan pendidikan tidak sesuai dengan harapan dan kebutuhan daerah di mana siswa tinggal.
Yang menjadi landasasn formal pengembangan KTSP adalah.
12
a. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
b. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan c.
Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
11
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2008, h. 133.
12
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidkan, Bandung: Remaja Rosdakarya,2007, h. 24.
d. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
e. Permendiknas No. 22, dan 23.
Uraian singkat mengenai isi pasal yang melandasi KTSP sebagai berikkut: 1.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Beberapa pasal yang terkait dengan KTSP adalah: Pasal 1 Ayat 19 tentang
pengertian kurikulum; Pasal 36 Ayat 2 dan 3 tentang prinsip pengembangan kurikulum; dan Passal 37 Ayat 1 tentang muatan kurikulum pendidikan
dasar dan menengah.
13
2. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Beberapa pasal yang terkait dengan KTSP adalah:Pasal 1 Ayat 5 tentang Standar Isi; Pasal 6 Ayat 6 tentang Kurikulum Pendidikan Umum,
Kejurusan, dan Khusus; Pasal 16 Ayat 1 tentang Pedoman Kurikulum; dan Pasal 20 tentang Perencanaan Proses Pembelajaran.
14
3. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi. Mengatur tentang
standar isi untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yang mencakup lingkup materi minimal dadn tingkat kompetensi minimal untuk mencapai
kompetensi minimal lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
15
4. Permendiknas No 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta
didik. Standar Kompetensi Lulusan meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
minimal kelompok mata pelajaran, dan lulusan minimal mata pelajaran.
16
5. Permendiknas No 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Permendiknas No 22
dan 23. Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih tinggi dari yang telah ditetapkan,
13
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,Jakarta: Visimedia,2007.
14
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Jakarta: Sinar Grafika Offset,2006.
15
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006.
16
Permendiknas No. 24 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan, Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2006.
dengan memperhatikan panduan penyusunan KTSP pada satuan pendidikan dasar dan menengah yang disusun Badan Standar Nasional Pendidikan
BSNP.
17
3.Tujuan KTSP
Setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah pasti mempunyai tujuan, begitu pula dengan menerapkan KTSP. Menurut E. Mulyasa, secara umum tujuan
diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian wewenang otonomi kepada lembaga pendidikan
dan mendorong sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipasif dalam pengembangan kurikulum.
18
Dengan KTSP diharapkan guru dapat mengembangkan kurikulum dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan
kondisi dan kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat dan pengguna lulusan.
Sedangkan secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk.
19
1.Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan sumber-
sumber yang tersedia. 2.Meningkatkan
kepedulian warga
sekolah dan
masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama. 3.meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang kualitas
pendidikan yang akan dicapai.
4. Prinsip dan Acuan Pengembangan KTSP