Indikator Mutu Pendidikan Kerangka Berfikir

pendidikan maka hal yang harus didahulukan adalah kompetensi guru baik pedagogic, kepribadian, professional, maupun kemampuan social. Menurut E.Mulyasa”salah satu komponen penting komponen pendidikan yang dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik oleh pengelola maupun penyelenggara; khususnya oleh guru dan kepala sekolah”. 39 Oleh karena itu dalam rangka peningkatan mutu pendidikan maka implementasi kurikulum harus yang relevan sesuai dengan realita yang ada. Selain itu kurikulum harus operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. Salah satu komponen pendidikan yang mendukung terhadap proses belajar mengajar di sekolah adalah sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana pendukung yang dimiliki oleh lembaga pendidikan haruslah mencukupi dan efektif dalam mendukung terhadap proses belajar mengajar di sekolah. Standar sarana dan prasarana yang harus dimiliki adalah ruang belajar, tempat olahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, dan lain sebagainya. Dengan demikian maka upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat terwujud. Meningkatkan mutu pendidikan juga harus oleh masyarakatorang tua, penguna lulusan, dan perguruan tinggi. Menurut Hasbullah”kemajuan dan keberadaan suatu lembaga pendidikan sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat yang ada.Tampa partisipasi dan dukungan masyarakat, jangan diharapkan pendidikan dapat berkembang dan dapat tumbuh sebagaimana yang diharapkan”. 40 Dengan demikian maka dukungan dan partisipasi dari masyarakat sangat dibutuhkan dalam rangka upaya peningkatan mutu pendidikan.

3. Indikator Mutu Pendidikan

Indicator atau intrumen yang dapat dijadikan tolak ukur untuk mengetahui mutu pendidikan adalah mengacu pada : 1. Hasil akhir pendidik, hasil pendidikan dapat berupa nilai akhir dari ujian akhir sekolah UAS atau Ujian Nasional UN. 2. Prestasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu. 39 E.Mulyasa,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,Bandung:Remaja Rosdakarya,2007,Cet.II,h.4 40 Hasbullah,Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta :Raja Grafindo Persada,2003,Cet.III,hal.99-100 3. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan dapat berupa hasil tes akedemis dan dibidang lain. 4. Adanya perubahan sesuatu kearah yang lebih baik. 5. Instrument input, yaitu alat berinteraksi dengan raw input siswa. 6. Raw input dan lingkungan. 41 Untuk mengetahui mutu dalam pendidikan terdapat beberapa instrument yang dapat menjadi sebuah ukuran. Mutu pendidikan mengacu kepada hasil akhir pendidikan berupa prestasi akademis, misalnya hasil Ujian NasionalUN yang dilaksanakan secara serentak oleh pemerintah. Dapat pula dilihat dari prestasi oleh sekolah dalam kurun waktu tertentu misalnya, setiap akhir semester, setiap akhir tahun, atau 2 tahun, 5 tahun bahkan 10 tahun. Atau prestasi dibidang lain, misalnya di bidang olahraga dan keterampilan. Prestasi juga dapat diukur dari adanya perubahan kedewasaan siswa dalam bersikap. Dalam pendidikan terdapat proses interaksi antara instrument input yang terdiri dari kepala sekolah, guru, sarana dan prasarana, kurikulum, biaya pendidikan dengan raw input siswa. Selain intraksi diatas juga terdapat hubungan raw input dan lingkungan. Oleh karena itu lingkungan yang baik yang berada di sekeliling raw input dapat memberikan pengaruh terhadap mutu pendidikan. 42

4. Dimensi Mutu Pendidikan

Dalam dunia pendidikan upaya peningkatan mutu pendidikan tidap dapat dilaksanakan secara sepihak atau sendiri-sendiri. Peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah, masyarakat, dan siswa itu sendiri. Maka untuk memperjelas pendidikan sekolah ada baiknya diketahui demensi mutu pendidikan yaitu:

a. Mutu pengelola

Mutu pengelola pendidikan disekolah dapat dinilai dari kemampuan kepala sekolah yang mungkin bagi siswa maupun guru-guru untuk belajar dengan aktif. Setiap sumber pendidikan seperti buku, perpustakaan, alat 41 Umaedi,Manejemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah,http:www.ssep.Netdirictor.Html 42 Umaedi,Manejemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah,http:www.ssep.Netdirictor.Html praktek, alat peraga, lingkungan, dan sebagainya benar-benar disediakan dan dikelola secara efisien agar membantu memberikan kemudahan bagi siswa belajar.

b. Mutu siswa

Mutu siswa dinilai dari ciri yang dimiliki siswa secara perorangan yaitu fisik dan kesehatan, ciri intelegensi, dan ciri aspirasinya. Upaya dalam mempertinggi mutu siswa sebaiknya dilakukan melalui kebijakan pendidikan seperti penyelenggaraan proses mengajar, bantuan gizi untuk anak balita, kelompok bermain dan sebagainya.

c. Mutu guru

Mutu pendidikan sangat erat kaitannya dengan mutu guru yang menyelenggaraan pendidikan disekolah. Guru sebagai penunjang utama mutu pendidikan mempunyai tugas dan peran yang sangat penting dalam menciptakan pendidikan yang sesuai dengan tujuan nasional Negara Indonesia.

d. Mutu belajar siswa

Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat hanya diputuskan karena peningkatan mutu mengajar dari guru melainkan harus pula disertai dengan peningkatan mutu belajar pada pihak siswa. Untuk itu guru harus mampu membangkitkan siswa berpartisipasi aktif secara fisik, mental dan emosional.

e. Mutu hasil belajar

Hasil belajar belajar merupakan akibat langsung dari tinggi rendahnya keinginan belajar sebagai bentuk terpenting dari hasil pendidikan. Kemampuan belajar lulusan perlu dijadikan criteria mutu pendidikan yang menjadi dasar untuk belajar secara berkelanjutan baik disekolah yang lebih tinggi dalam kehidupannya.

5. Kerangka Berfikir

Nilai Ujian Nasional UN dibawah standar kemudian, kreativitas, kompetensi dan profesionalisme guru yang jauh dari harapan, menyebabkan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Hal ini terlihat dalam indeks pembangunan manusia pada program pembangunan PBB UNDP, Indonesia menempati peringkat 107 yang jauh di bawah Negara-negara tetangga seperti; Brunei, Filifina, Malaysia dan Vietnam. Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia diperlukan suatu terobosan dalam penyempurnaan kurikulum yang berlaku dalam system pendidikan Indonesia. Kurikulum haruslah sesuai dengan perkembangan globalisasi. Kurikulum haruslah kontekstual yang relevan dengan kondisi social, budaya, ekonomi, dan IPTEK. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP merupakan kurikulum yang diterapkan di Indonesia yang sudah diterapkan semenjak tahun 2006 sampai sekarang. Penerapan KTSP dalam system pendidikan Indonesia tidak sekedar pergantian kurikulum, tetapi menyangkut perubahan secara mendasar dalam system pendidikan. Penerapan KTSP menuntut perubahan paradigma dalam pembelajaran dan persekolahan, karena dengan penerapan KTSP tidak hanya menyebabkan perubahan konsep, metode, dan strategi guru dalam mengajar, tetapi juga menyangkut pola pikir, filosofis, komitmen guru, sekolah, dan stakeholder pendidikan. Karena itu KTSP merupakan penyempurnaan dari kurikulum berbasis kompetensi KBK yang berlaku sebelumnya. Dalam penerapannya KTSP diharapkan mampu meningkatkan mutu pendidikan. Harapan tersebut bisa memberdayakan satuan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik. Secara khusus kemandirian dan inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola, dan memberdayakan sumber-sumber belajar yang tersedia.

6. Study Terdahulu yang Relevan

Dokumen yang terkait

Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup Melalui Program Adiwiyata Sebagai Sumber Belajar Bagi Peserta Didik (Studi Kasus SMP Negeri 2 Depok)

10 68 152

Hubungan Menonton Televisi Terhadap Hasil Belajar IPS (Studi Korelasional di MTs Hidayatul Umam Cinere)

3 12 111

Improving reading comprehension through reciprocal teaching technique ( a classroom action research at first year of MTs. Hidayatul Ummam, Cinere, Depok)

1 6 120

Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Metode Simulasi Pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas Vii Di Mts Hidayatul Umam

2 21 129

Penerapan model treffinger untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa (penelitian tindakan kelas di MTs Hidayatul Umam Cinere-Depok)

4 12 186

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Pembelajaran Menulis Paragraf Persuasi Siswa Kelas VII-5 MTs Hidayatul Umam, Cinere, Depok

0 5 174

PERANAN ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) HIDAYATUL UMAM CINERE, DEPOK, JAWA BARAT

1 15 101

Pengaruh media film animasi terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas VII MTs Hidayatul Umam Cinere Depok Tahun Pelajaran 2014/2015

0 7 121

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN Manajemen Sumber Daya Manusia Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di SMK Muhammadiyah Kartasura Tahun 2013/2014.

0 2 18

PENERAPAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MUTU BERKELANJUTAN DI UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

0 0 4