Hasil Pengujian Multikolinieritas Hasil Pengujian Autokorelasi

Berdasarkan uji One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 5.4. Uji normalitas data One-Sample Kolmogorov – Smirnov Test Setelah Trimming Unstandardized Residual N 73 Normal Parameters Mean a,b ,0000000 Std. Deviation ,00901108 Most Extreme Differences Absolute ,158 Positive ,158 Negative -,131 Kolmogorov-Smirnov Z 1,352 Asymp. Sig. 2-tailed ,052 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Uji normalitas data One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test di atas dapat dilihat nilai signifikansi Asymp. Sig. 2 – tailed adalah sebesar 0,052 0,05 berarti bahwa data berdistribusi normal. Dengan demikian berdasarkan grafik Normal Probability Plot dan Uji One – Sample Kolmogorov – Smirnov di atas diketahui bahwa setelah transformasi dan pengeluaran data outlier dengan cara trimming maka data telah berdistribusi normal.

5.2.2. Hasil Pengujian Multikolinieritas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat korelasi antar variabel independen. Pada tabel 5.5. uji multikolinieritas, pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji pada tabel 5.5. di atas dapat dibuat bahwa semua variabel mempunyai nilai Tolerance 0,1 atau VIF 5, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas atau dengan kata lain bahwa antar variabel independen tidak terjadi korelasi antar variabel tidak saling berhubungan. Akan tetapi setelah dilakukan trimming terhadap data, terjadi perubahan baik nilai Tolerance maupun nilai Variance Inflation Factor VIF adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil uji pada tabel 5.6. di atas dapat dibuat bahwa semua variabel mempunyai nilai Tolerance 0,1 atau VIF 5, maka disimpulkan bahwa Tabel 5.5. Uji Multikolinieritas Berdasarkan Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF Sebelum Trimming Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PROFITABILITAS ,857 1,166 KEBIJAKAN HUTANG ,992 1,008 KEBIJAKAN DIVIDEN ,873 1,145 KEPUTUSAN INVESTASI ,817 1,225 INSIDER OWNERSHIP ,923 1,084 a. Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN Tabel 5.6. Uji Multikolinieritas Berdasarkan Nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF Setelah Trimming Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant PROFITABILITAS ,906 1,104 KEBIJAKAN HUTANG ,873 1,145 KEBIJAKAN DIVIDEN ,865 1,156 KEPUTUSAN INVESTASI ,868 1,152 INSIDER OWNERSHIP ,918 1,089 a. Dependent Variable: NILAI PERUSAHAAN Universitas Sumatera Utara tidak terjadi multikolinieritas atau dengan kata lain bahwa antar variabel independen tidak terjadi korelasi antar variabel tidak saling berhubungan.

5.2.3. Hasil Pengujian Autokorelasi

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi linier terdapat korelasi antar variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu lainnya pada periode sebelumnya. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Durbin Watson, sebagai berikut: Tabel 5.7. Uji Autokorelasi – Durbin Watson Sebelum Trimming Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,863 ,745 a ,734 ,0358576 1,088 Berdasarkan tabel 5.7. hasil uji autokorelasi – Durbin Watson di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson DW pada hasil SPSS adalah sebesar 1,088. Berdasarkan tabel statistik Durbin Watson dengan α = 0,05, jumlah sampel n = 32 dan jumlah variabel independen k = 5 diketahui bahwa nilai dL = 1,1092 dan nilai dU = 1,8187. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: • DW d = 1,088 dL = 1,1092 Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, menunjukkan bahwa H Hipotesis 0 nol di tolak berarti ada autokorelasi yang positif. Berdasarkan data di atas, selain melihat nilai Durbin Watson peneliti juga melakukan analisis data untuk melihat apakah data terjadi autokorelasi atau tidak maka peneliti menggunakan Uji Run Test yaitu dengan melihat nilai Asymp. Sig. 2 – Tailed pada tabel Run Test , apabila nilai Asymp. Sig. 2 – Tailed 0,05 maka data Universitas Sumatera Utara tidak terjadi autokorelasi. Berdasarkan penjelasan di atas, hasil dari pengujian dengan Run Test dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.8. Uji Autokorelasi - Runs Test Sebelum Trimming Unstandardized Residual Test Value ,00198 a Cases Test Value 64 Cases = Test Value 64 Total Cases 128 Number of Runs 34 Z -5,502 Asymp. Sig. 2-tailed ,000 a. Median Berdasarkan hasil pengujian Autokorelasi – Run Test di atas nilai Asymp. Sig. 2 – Tailed sebesar 0,000 0,05, maka terjadi autokorelasi. Berdasarkan ke dua uji autokorelasi di atas maka peneliti melakukan trimming yaitu dengan cara membuang data yang outlier sehingga menghasilkan uji autokorelasi dengan nilai Durbin Watson seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini: Tabel 5.9. Uji Autokorelasi – Durbin Watson Setelah Trimming Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 ,812 ,660 a ,634 ,0093413 1,401 Berdasarkan tabel 5.9. hasil uji autokorelasi – Durbin Watson setelah Trimming di atas dapat dilihat bahwa nilai Durbin Watson DW pada hasil SPSS adalah sebesar 1,401. Berdasar kan tabel statistik Durbin Watson dengan α = 0,05, jumlah sampel n = 18 dan jumlah variabel independen k = 5 diketahui bahwa nilai dL = 0,7098 dan nilai dU = 2,0600. Dengan demikian hasil yang diperoleh setelah dilakukan trimming dapat disimpulkan bahwa: • dL = 2,0600 ≤ DW d = 1,401 ≤ 4 – dU = 4 – 2,0600 = 1,94 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan tersebut, menunjukkan bahwa peneliti dalam hal ini tidak dapat mengambil kesimpulan apa – apa terkait dengan nilai tersebut di atas. Berdasarkan data di atas, selain melihat nilai Durbin Watson setelah dilakukan trimming, peneliti juga melakukan analisis data untuk melihat apakah data terjadi autokorelasi atau tidak maka peneliti menggunakan Uji Run Test yaitu dengan melihat nilai Asymp. Sig. 2 – Tailed pada tabel Run Test , apabila nilai Asymp. Sig. 2 – Tailed 0,05 maka data tidak terjadi autokorelasi. Berdasarkan penjelasan di atas, hasil dari pengujian dengan Run Test dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5.10. Uji Autokorelasi - Runs Test Setelah Trimming Unstandardized Residual Test Value a -,00156 Cases Test Value 36 Cases = Test Value 37 Total Cases 73 Number of Runs 38 Z ,119 Asymp. Sig. 2-tailed ,905 a. Median Berdasarkan hasil pengujian Autokorelasi – Run Test di atas nilai Asymp. Sig. 2 – Tailed sebesar 0,905 0,05, maka tidak terjadi autokorelasi.

5.2.4. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas