semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham Anis, 2004.
2.1.2 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan pemegang saham karena profitabilitas adalah hasil yang diperoleh melalui usaha
manajemen atas dana yang diinvestasikan oleh para pemegang saham dan juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang
diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada mereka Jusriani dan Shiddiq, 2013.
Menurut Soliha dan Taswan, 2002 menyatakan bahwa profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat
menjalankan operasinya. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak.
Profitabilitas sebagai tolak ukur dalam menentukan alternatif pembiayaan, namun cara untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan yaitu tergantung pada
laba dan aktiva yang dibagikan yaitu laba bersih setelah pajak Net Income yang berasal dari kegiatan operasi perusahaan di bagi total aktiva Total Assets.
Dengan adanya profitabilitas suatu perusahaan tidak mengherankan bila ada beberapa perusahaan yang mempunyai perbedaan dalam menentukan suatu
alternatif untuk menghitung profitabilitas. Hal ini bukan suatu keharusan akan tetapi yang paling penting adalah profitabilitas mana yang akan digunakan.
Tujuannya adalah semata – mata sebagai alat mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam perusahaan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Brigham dan Gapenski 2006:629, “Profitability is the net results of a number of policies and decisions.” Maksudnya profitabilitas
adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan perusahaan. Setiap perusahaan yang didirikan, berorientasi kepada profit yang dihasilkan dengan
tidak mengorbankan kepentingan pelanggannya, agar mendapatkan kepuasan. Perolehan profit merupakan ukuran keberhasilan kinerja finansial perusahaan.
Ukuran kinerja finansial memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi dan pelaksanaannya memberikan kontribusi atau tidak kepada
peningkatan profit perusahaan yang diproksikan dengan Return On Assets ROA. Rasio profitabilitas dapat diukur dari dua pendekatan yaitu dengan
menggunakan return on asset ROA dan return on equity ROE. Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE mencerminkan daya tarik bisnis
bussines attractive. Return on asset ROA merupakan pengukuran kemampuan perusahaaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan
jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA digunakan untuk melihat tingkat efisiensi operasi perusahaan secara keseluruhan. Semakin
tinggi rasio proitabilitas ini, maka semakin baik suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan istilah profitabilitas dengan Return On Assets
ROA, karena ROA merupakan salah satu dari rasio profitabitas. Rasio ROA mencerminkan hasil dari dana yang diinvestasikan oleh investor. Para
investor menanamkan sahamnya pada perusahaan bertujuan untuk memperoleh return saham. Return saham terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi
kemampuan memperoleh profit, maka semakin besar return saham yang
Universitas Sumatera Utara
diharapkan oleh para investor. Oleh karena itu perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan diminati sahammnya oleh para investor.
ROA ini merupakan salah satu faktor yang penting dalam menciptakan nilai perusahaan. Perbaikan ROA merupakan cerminan dari perbaikan
profitabilitas, yang dapat dijadikan sebagai titik awal dari pencapaian skala ekonomi yang relevan, pengurangan biaya pencarian hubungan antara
perusahan dengan konsumen dan supplier, pengurangan biaya overhead yang tidak memberi nilai tambah pada produk dan mengeliminasi biaya yang
tidak memberikan kontribusi terhadap kebutuhan konsumen. Hasil penelitian Soliha dan Taswan 2002 juga menghasilkan hubungan positif signifikan
antara profitabilitas dengan nilai perusahaan. Dengan demikian profitabilitas yang diproksikan ke Return On Asset ROA dapat mempengaruhi nilai
perusahaan.
2.1.3 Kebijakan Hutang