Metode Pengumpulan Data Model Analisis Data Uji Asumsi Klasik

Adapun jumlah populasi dan sampel yang ingin diteliti oleh peneliti dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 4.1. Populasi dan Sampel KATEGORI JUMLAH PERUSAHAAN Perusahaan manufaktur Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara berturut – turut dari tahun 2009 – 2012 136 136 Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan yang di audit secara berturut – turut selama 4 tahun Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan yang di audit secara berturut – turut selama 4 tahun 24 112 Perusahaan yang tidak mempunyai laba selama 4 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2012 Perusahaan yang mempunyai laba selama 4 tahun yaitu dari tahun 2009 sampai dengan 2012 dan menjadi sampel penelitian 80 32 Jumlah observasi 32 Perusahaan X 4 Tahun 128 Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009 – 2012, yang telah memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel di atas sebanyak 32 perusahaan lihat lampiran halaman 98. Angka tahun pengamatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4 tahun berturut – turut sehingga jumlah observasi dalam penelitian ini adalah 32 perusahaan X 4 tahun adalah 128 sampel observasi.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan ini adalah laporan tahunan annual report yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI dengan mengakses situs resmi BEI yaitu Universitas Sumatera Utara www.idx.co.id untuk periode atau tahun pengamatan 2009 – 2012. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dengan menggunakan data sekunder yaitu data kuantitatif yang terdapat pada laporan tahunan annual report yang telah di audit. Penelitian ini menggunakan data panel atau pooling data karena data yang digunakan dalam penelitian adalah penggabungan antara time series dan cross section yaitu dengan data dalam jangka waktu 4 Tahun yaitu Tahun 2009 - 2012 time series dengan beberapa perusahaan manufaktur yang berbeda jenis kegiatan produksinya Cross Section. 4.5. Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel 4.5.1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan variabel dependen dan independen. Adapun defenisi dan pengukuran masing – masing variabel akan dijelaskan sebagai berikut: 1. Variabel Dependen Y Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai Perusahaan PBV pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. 2. Variabel Independen X Variabel independen dalam penelitian ini merupakan variabel yang mempengaruhi variabel independen berdasarkan peneliti terdahulu baik pengaruh positif maupun negatif. Variabel independen dalam penelitian ini antara lain: Profitabilitas ROA, Kebijakan Hutang Universitas Sumatera Utara DER, Kebijakan Dividen DPR, Keputusan Investasi PER, dan Insider Ownership Dummy 1 .

4.5.2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dan pengukuran untuk masing – masing variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Profitabilitas Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya Soliha dan Taswan, 2002. Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari setiap berbagai aktivitas produksi perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan proksi Return On Asset ROA yaitu dengan pembagian Net Income dibagi dengan Total Asset. Net Income ROA = Total Asset

2. Kebijakan Hutang

Kebijakan Hutang adalah kebijakan perusahaan tentang seberapa jauh perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan hutang Mardiyati et. al, 2012. Kebijakan hutang adalah kebijakan perusahaan untuk mendanai aktivitas operasi perusahaan dan dapat juga digunakan untuk ekspansi yang diperoleh dari pihak ketiga yang dapat diproksikan dengan Debt to Equity Ratio DER. Universitas Sumatera Utara Total Hutang DER = Total Modal

3. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen adalah salah satu kebijakan yang harus diambil oleh manajemen untuk memutuskan apakah laba yang diperoleh perusahaan selama satu periode akan dibagi semua atau dibagi sebagian lagi tidak dibagi dalam bentuk laba ditahan Tampubolon, 2004. Kebijakan Dividen merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan, karena kebijakan dividen adalah kebijakan untuk menentukan berapa laba yang harus dibayarkan dalam bentuk dividen kepada para pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam kembali laba ditahan. Kebijakan dividen dalam penelitian ini diproksikan dengan Dividen Payout Ratio DPR. Dividen per Lembar Saham DPR = Laba per Lembar Saham

4. Keputusan Investasi

Keputusan Investasi adalah penanaman modal dengan harapan akan memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang Jogiyanto, 2010. Keputusan investasi adalah keputusan bisnis di luar keputusan keuangan. Keputusan ini tercermin pada sisi kiri neraca yang Universitas Sumatera Utara mengungkapkan berapa besar aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lainnya yang dimiliki. Keputusan investasi dalam penelitian ini diproksikan dengan Price Earning Ratio PER. Harga Saham PER = Earning Per Share EPS

5. Insider Ownership

Insider Ownership Kepemilikan Manajerial adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen di suatu perusahaan Jansen dan Meckling, 1976. Insider Ownership Kepemilikan Manajerial merupakan persentase saham yang dimiliki oleh insider seperti manajer dan direktur. Variabel ini di ukur dengan nilai 1 satu untuk perusahaan yang memiliki persentase saham yang dimiliki oleh insider dan 0 nol untuk perusahaan yang tidak memiliki persentase saham yang dimiliki oleh insider.

6. Nilai Perusahaan

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia di bayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut di jual Brigham dan Houston, 2001. Nilai perusahaan adalah nilai pasar saham atau harga saham dibagi dengan nilai buku Book Value perusahaan. Dalam hal ini Book Value BV adalah total ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar. Harga Saham Total Ekuitas PBV = Book Value BV = Book Value BV Jumlah Saham Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 . Defenisi Operasional Variabel Variabel Definisi Operasional Parameter Skala Ukur Profitabilitas X 1 Kebijakan Hutang X 2 Kebijakan Dividen X 3 Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan keuntungan. Dalam penelitian ini digunakan proxy Return on Asset ROA untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Kebijakan hutang merupakan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang- hutang yang dimilikinya dengan modal atau ekuitas yang ada. Dalam penelitian ini digunakan proxy Debt to Equity Ratio DER. Kebijakan dividen merupakan keuntungan yang dibagikan kepada shareholders sebagai dividen dan berapa yang disimpan di perusahaan. Dalam penelitian ini digunakan proxy Dividend Payout Ratio DPR. Net Income ROA = Total Assets Total Hutang DER = Total Modal Dividen per lembar saham DPR = Laba Per lembar Saham Rasio Rasio Rasio Universitas Sumatera Utara Keputusan Investasi X 4 Insider Ownership D 1 Nilai Perusahaan Y Keputusan investasi merupakan pembagian antara harga saham dibagi dengan Earning Per Share EPS digunakan untuk melihat investasi di masa yang akan datang. Insider ownership INSD merupakan persentase saham yang dimiliki oleh insider, seperti manajer atau direktur. Nilai perusahaan dalam penelitian ini digunakan Proxy Price to Book Value atau PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. Harga Saham PER = Earning Per Share EPS D 1 D = 0, Jika Tidak Memiliki Insider Ownership. 1 = 1, Jika Memiliki Insider Ownership. Harga Saham PBV = Book Value BV Total Ekuitas BV = Jumlah Saham Rasio Dummy Rasio

4.6. Model Analisis Data

Model analisis data yang dipergunakan untuk menjawab hipotesis yang pertama adalah sebagai berikut: Y = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + b 5 D 1 Dimana : + є Y = Nilai Perusahaan X 1 X = Profitabilitas 2 X = Kebijakan Hutang 3 = Kebijakan Dividen Universitas Sumatera Utara X 4 D = Keputusan Investasi 1 b = Insider Ownership b = Konstanta 1 - b 5 Є = Term of error = Koefisien Variabel Bebas

4.7. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukannya sebuah pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi, maka yang diperlukan terlebih dahulu adalah melakukan pengujian dengan menggunakan uji asumsi klasik yang meliputi pengujian antara lain: Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas dan Uji Heteroskedastisitas. Dimana menurut Ghozali 2006 akan dijabarkan antara lain sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsi bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk menguji normalitas model regresi tersebut yaitu dengan analisis grafik normal P-P plot dan analisis statistik analisis Z skor skewness dan kurtosis one sample Kolmogorov-Smirnov Test. Kolmogorov-Smirnov adalah suatu prosedur yang membandingkan fungsi distribusi kumulatif dari pengamatan dengan fungsi distribusi kumulatif teoritis. Kolmogorov-Smirnov dihitung dari Universitas Sumatera Utara perbedaan nilai absolut terbesar antara fungsi distribusi kumulatif dari pengamatan dengan fungsi distribusi kumulatif teoritis.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Pengujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Varian Inflation Factor VIF, nilai VIF yang semakin besar menunjukkan masalah multikolinieritas yang semakin serius.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya t-1. Jika terjadi korelasi maka dinamakan ada problem autokorelasi. Ada beberapa cara untuk mendeteksi gejala autokorelasi yaitu uji Durbin Watson DW test, uji Langrage Multiplier LM test, uji statistik Q, dan Run Test. Uji Durbin-Watson dilakukan dengan membandingkan nilai Durbin-Watson dari hasil perhitungan dengan nilai Durbin – Watson tabel. Nilai Durbin – Watson tabel diperoleh dengan melihat pada tabel dimana K adalah variabel dalam persamaan dan juga dengan melihat berapa jumlah data pengamatan dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara Kriteria pengujian; A. Bila d dL → tolak H0 Berarti ada autokorelasi yang positif atau kecenderungannya ρ = 1 B. Bila dL ≤ d ≤ dU → kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa - apa C. Bila dU ≤ d ≤ 4 - dU → terima H0 Artinya tidak ada autokorelasi positif maupun negatif D. Bila 4 - dU ≤ d ≤ 4 – dL → kita tidak dapat mengambil kesimpulan apa-apa E. Bila d 4 - dL → tolak H0 Berarti ada autokorelasi yang negatif atau kecenderungannya ρ = -1

4. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi bila variansnya tidak konstan, sehingga seakan-akan ada beberapa kelompok data yang mempunyai besaran eror yang berbeda-beda sehingga bila diplotkan dengan nilai Ŷi akan membentuk suatu pola. Heteroskedastisitas dapat dilihat dengan metode grafik yaitu memplotkan ui 2 Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan dan Ŷi . Heteroskedastisitas akan terdeteksi bila plot menunjukkan pola yang sistematis. Universitas Sumatera Utara kepengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan grafik scatter plot, sebagai berikut: A. Jika ada pola tertentu seperti titik – titik yang ada membentuk pola yang teratur, maka telah terjadi heteroskedastisitas. B. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 nol pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.8. Pengujian Hiotesis