Erich et al. mengemukakan bahwa persepsi keadilan dapat di lihat dalam beberapa bentuk Erich et al. 2006, dalam Saad 2010. Pertama, keadilan vertikal
vertikal fairness yaitu wajib pajak dalam situasi ekonomi berbeda akan dikenakan pajak pada tarif yang berbeda. Hal ini akan mengakibatkan penghasilan
yang lebih tinggi akan membayar pajak lebih tinggi dari pada penghasilan lebih rendah. Kedua, keadilan horizontal horizontal fairness didefinisikan sebagai
perlakuan yang sama dalam situasi yang sama dari individu. Dengan kata lain keadilan horizontal merekomendasikan bahwa wajib pajak dalam posisi ekonomi
yang sama akan membayar jumlah pajak yang sama. Studi Bobek pada sistem perpajakan Amerika tentang keadilan prosedural
procedural fairness dan keadilan kebijakan policy fairness menyatakan bahwa keadilan prosedural berhubungan dengan proses yang digunakan dalam
kaitannnya dengan fungsi distribusi sedangkan keadilan kebijakan berkaitan dengan isi dari hukum pajak Bobek 1997, dalam Saad 2010 . Dapat disimpulkan
bahwa keadilan secara umum mengukur penilaian individu apakah sistem perpajakan secara umum adil atau tidak.
2.1.3. Norma-norma Individu dan Sosial Personal and Social Norms
Faktor lain yang mempengaruhi perilaku kepatuhan pajak adalah norma- norma perilaku, yang terbagi atas norma-norma individu personal norms,
norma-norma sosial social norms dan norma masyarakatwarga negara societalnational norms Kirchler, 2007. Norma individu didefenisikan
sebagai internalisasi standar bagaimana kita harus berperilaku. Norma individu berhubungan dengan pertimbangan moral moral reasioning, sifat otoriter
authoritarianism dan sifat Machiavellian machiavellianism, sifat egois, norma
Universitas Sumatera Utara
dependency dan nilai. Norma sosial didefenisikan sebagai suatu kelaziman atau penerimaan dari penghindaran pajak antara suatu grup yang direferensikan .
Norma sosial berhubungan dengan perilaku dari grup yang direferensikan seperti teman, kenalan atau kelompok. Jika wajib pajak percaya bahwa perilaku
ketidakpatuhan tersebar luas dan disetujui dalam suatu grup yang direferensikan maka mereka akan cenderung untuk tidak patuh. Norma masyarakatwarganegara
merupakan budaya standar yang sering dicerminkan sebagai hukum actual. Ajzen 1991 mengemukakan bahwa norma subyektif merupakan
persepsi individu berhubungan dengan kebanyakan dari orang-orang yang penting bagi dirinya mengharapkan individu untuk melakukan atau tidak melakukan
perilaku tertentu. Norma subjektif mengacu pada persepsi individu apakah individu atau grup tertentu setuju atau tidak setuju atas perilakunya dan motivasi
yang diberikan oleh mereka kepada individu untuk berperilaku tertentu. Secara umum jika norma-norma tersebut dipegang teguh oleh wajib pajak maka
kepatuhan sukarela voluntary compliance akan diperoleh. Penelitian Wenzel 2004 menyimpulkan bahwa norma sosial tidak berpengaruh signifikan terhadap
kepatuhan pajak sedangkan norma individu berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan pajak.
2.1.4. Probabilitas Ditemukan Detection Probability
Walaupun wajib pajak telah diberikan kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan pajaknya sendiri self assessment
system, penegakan hukum law enforcement tetap diperlukan dalam rangka
Universitas Sumatera Utara
mengawasi pelaksanaan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan perpajakan. Salah satunya adalah melalui pemeriksanaan pajak tax audit yang
bertujuan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan tujuan lain dalam rangka pelaksanaan peraturan perundang-undangan perpajakan UU RI
No. 16 tahun 2009. Secara umum, pengertian dari probabilitas temuan detection
probabilility adalah kemungkinan ditemukannnya ketidakpatuhan dan IRS akan mencari dan memperbaiki penyimpangan tersebut Fischer et al. 1992.
Meningkatkan probabilitas temuan akan menambah kepatuhan pajak dan audit pajak merupakan salah satu langkah efektif yang digunakan oleh otoritas pajak
Alm 1991 dalam Fischer et al. 1992. Individu biasanya sepenuhnya ingin menghindari kewajiban pajak mereka dan satu-satunya alasan mereka tidak
melakukan hal tersebut adalah adanya peluang kemungkinan tertangkap Chau dan Leung, 2009 . Beberapa peneliti menemukan bahwa peningkatan resiko
temuan pajak akan mengurangi penghindaran pajak dan akhirnya akan menambah kepatuhan pajak antara lain Dubin and wilde 1988; Franzoni 2000; Scholz 2007;
Cumming et al. 2009 Benk, et. al, 2011
2.1.5. Besarnya Penalti Penalty Magnitude