BAB IV ELABORASI TEMA
Pendekatan tema perancangan bangunan “ Hotel Bisnis Tembakau Deli“ adalah
melalui pendekatan arsitektur hijau green architecture . Green Architecture mempunyai banyak istilah lain, misalnya seperti Eco-architecture, Sustainable architecture, maupun
environmental architecture. Apapun istilahnya, tiga objek utama yang pasti dan harus dititikberatkan adalah makhluk hidup, planet, dan keuntungan 3P= People; Planet;
Profit.
I.14 Latar Belakang Pemilihan Tema
Menurut Integrated Waste Management Board CA, , Industri bangunan ini bertanggung jawab kepada
• 40 of penggunaan energy di dunia
• 30 of konsumsi material
• 25 of penggunaan kayu
• 35 of emisi CO2 dunia
• 16 of penggunaan air murni
• 40 of sampah padat
• 50 of kerusakan ozon
• 55 of pengrusakan hutan
• 30 of penduduk sakit akibat sindrom polusi bangunan
Industri bangunan di kota Medan tumbuh dengan 5,9 sedangkan rata –rata pertumbuhan industri bangunan di dunia adalah 5,2 . Investasi tahunan diperkirakan
sekitar 32 milliar dan akan terus meningkat . Sangat sedikit pertimbangan yang diberikan terhadap lingkungan karena pertumbuhan yang cepat dan tidak terkontrol ini .Dengan
kondisi seperti ini yang berkelanjutkan akan menyebabkan dilepasnya 3.800 Megaton CO2 ke atmosfir .
Situasi di atas menjadi alarm yang memunculkan berbakai gerakan green architecture dan desain – desain yang dianggap tanggap terhadap lingkungan .Desain –
desain yang tanggap terhadap lingkungan selain mengurangi dampak – dampak negatif terhadap lingkungan sekitar bahkan dunia , dengan pemanfaatan yang sesuai , bisa juga
dimanfaatkan untuk kehidupan bangunan itu sendiri sehingga membantu penghematan biaya operasional dan maintenance .
Universitas Sumatera Utara
Pembangunan seperti inilah yang diharapkan yang merupakan suatu bentuk pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan generasi saat ini dan tidak
mengesampingkan generasi yang akan datang. Pembangunan dengan tema green arsitektur telah menjadi suatu istilah dalam jangkauan yang luas sehingga dapat
diterapkan pada setiap aspek kehidupan di bumi dari skala lokal sampai skala global. Oleh karena itu , dalam proyek “ Hotel Bisnis Tembakau Deli “ dipilih tema green
architecture agar mengurangi beban energy yang digunakan dalam bangunan , memberikan kenyamanan bagi pengguna , menciptakan lingkungan yang ramah dengan
sekitarnya
I.15 Defenisi
Kata “ GREEN “, berasal dari bahasa Inggris yang berarti “ HIJAU “, hijau adalah suatu simbol warna yang mewakili daun tumbuhan yag berklorofil, atau mewakili
lingkungan alam. Kata “Green “ dalam arsitektur pada awalnya dianggap sebagai hal yang tabu
seperti ketika “postmodernisme” dan “dekonstruksi” muncul beberapa tahun sebelumnya. Awal munculnya istilah “green” menimbulkan kesalahpahaman. Hal ini memancing
respon untuk membicarakanmasalah “green” itu sendiri. Namun kemudian muncullah suatu kelompok-kelompok atau lembaga yang
melakukan pendekatan dalam Green Movement dengan menekankan dan mengaplikasikannya sesuai dengan kemampuan dan interesnya masing-masing. Salah
satunya dengan merancang sebuah rumah sementara yang menunjukkan manusia tidak menjadi asing dengan lingkungannya yang dilakukan oleh Walden Pond. Namun secara
umum dapat dikatakan bahwa Green Architecture adalah sebuah pendekatan desain dengan mengurangi efek berbahaya terhadap manusia di sekitarnya dan lingkungan
dengan mengutamakan efisiensi energi . Ciri-ciri Green Architecture antara lain :
• Peka terhadap lingkungan
• Konservasi energi mengkonsumsi energi seminim mungkin
• Mengusahakan pencahayaan alami
• Harmonis dengan lingkungan alam di mana bangunan berdiri
• Mengusahakan penghawaan alami
• Memakai material daur ulang atau material yang ekologis
Universitas Sumatera Utara
Dalam penerapan Green Architecture lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya : penentuan tapak bangunan, pengolahan limbah yang muncul akibat
kegiatan yang terjadi di kawasan proyek. Terdapat beberapa teori dan pandangan tentang Green Architecture , yaitu :
•
Ecological Design
oleh Ken Yeang 1995:187
Desain ekologis adalah sebuah proses desain yang mana perancangnya meminimalisir efek yang merugikan dari produk desain dengan penuh pemahaman
tentang ekosistem bumi,dan memberikan prioritas secara simultan untuk melanjutkan peminimalisasi efek merugikan tersebut.
o Hemat energi
“Penurunan biaya sebagai hasil dari penurunan konsumsi energi dalam
pengoperasian bangunan.”
“Penurunan konsumsi energi secara umum berasal dari penggunaan peralatan struktur pasif non mekanikal.”
o Humanisme
“Mempertinggi indera pengguna yang sesuai sambil mengingatkan mereka untuk sadar akan iklim eksternal dari daerah tersebut”
o Estetika natural dan kebebasan ekspresi
“Sosial-ekonomi dan kondisi politik dapat berubah secara nyata dalam satu
periode, seperti juga rasa visual dan estetika, yang dapat mempengaruhi iklim dan mengubah siklus.”
“Menyediakan dengan prinsip teori dari bentuk bangunan yang akan
memperbolehkan kebebasan interpretasi dari desain.”
“Membentuk fasad bangunan yang berlapis. Hal tersebut juga mengurangi dampak dari wajah bangunan yang rata dank keras pada lingkungan
eksternalnya dan menyediakan area shading pada bagian atas bangunan.”
“Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi keuntungan baru dari fitur desain.”
o Integrasi vegetasi horizontal dan vertikal
“Dasar pemikiran awal adalah vegetasi merupakan aspek yang paling penting
dari daerah tersebut dan seharusnya menjadi faktor desain yang penting, disamping menjadi aspek ekologisnya.”
“Vegetasi butuh diperkenalkan kepada lingkungan bangunan dalam keadaan
yang sangat umum.” o
Pengudaraan natural
Universitas Sumatera Utara
“Kreasi dari zona pengudaraan pada fasad bangunan, juga pada area transisi, area intersisi atau area pembuangan. Hal tersebut bisa merupakan bentuk atrim
yang besar dengan ventilasi natural yang berasal dari louvered-covering, atau skycourt yang besar”
o Tanggap orientasi matahari
“Eksplorasi dalam lapisan dinding luar bangunan dari dalam ke luar lingkungan, dihubungkan melalui area transisi, menghadap ke concentrasi udara untuk desain
dinding yang variable. Studi tentang dinding eksternal sebagai kulit yang bervariasi mengubah profil massa tergantung pada orientasi matahari.”
•
Green architecture oleh standar Leadership in Energy and Enviromental Design LEED:
o Penggunaan pengembangan lahan berkelanjutan, jika mungkin, dapat
menggunakan material-material dari bangunan yang telah dibangun dan memelihara lingkungan sekitar. Penggunan roof garden dan penanaman vegetasi
di sekitar bangunan dan di dalam site sangat mendukung. o
Penggunaan pendaur ulang air kotor air yang telah digunakan dan penginstalasian bangunan yang dapat menampung air hujan . penggunaan dan
penyediaan air perlu dimonitari. o
Efisiensi energi dapat ditingkatkan dengan cara yang bermacam-macam, contohnya, pengorientasi bangunan untuk mendapatkan keuntungan penuh dari
perubahan musim dalam posisi matahari dan menggunakan alternatif energi seperti energi solar dan energi angin.
o Pengunaan material yang didaur ulang yang tidak memerlukan energy yang
banyak untuk membuatnya lagi. Selain itu, dapat juga menggunakan material lokal yang rendah polusi.
o Pengkontrolan air indoor quality menggunakan fitur-fitur seperti pengkontrolan
personal space, ventilasi, pengkontrol suhu, dan menggunaan material yang tidak mengandung gas beracun.
•
Green Architecture oleh Brenda dan Robert Vale
o
Konservasi energi
Bangunan seharusnya meminimalkan penggunaan kebutuhan akan energi.
Perlindungan sumber daya alam.
Pendayagunaan alam sebagai sumber energi bagi keperluan studi dan
rekreasi.
Universitas Sumatera Utara
Memanfaatkan limbah sebaik-baiknya seperti dengan manjadikan limbah
sebagai sumber energi biogas atau pupuk.
Penentuan lokasi yang paling tepat guna dengan cara pemilihan sumber daya alam yang sesuai dengan kebutuhan dari fungsi bangunan atau proyek.
o
Bekerja sama dengan iklim
Bangunan bekerja sama dengan iklim dan sumber energi alam.
Memanfaatkan energi yang tersedia di alam seperti matahari, angin, hujan, dan
air.
Pencahayaan alami pada siang hari.
Penghawaan alami. o
Meminimalisasi sumber-sumber daya baru
Penggunaan material daur ulang.
Penggunaan material yang dapat diperbaharui.
Merancang bangunan dari sisa bangunan yang sebelumnya.
Penggunaan material yang ramah lingkungan.
o
Menghargai pemakai
Green Architecture menyadari bahwa pengguna atau pemakai dari bangunan harus diperhatikan kebutuhannya. Untuk itu dilakukan pendekatan yang
memperhatikan kenyamanan penggunanya namun selaras dengan prinsip Green Architecture yang lainnya. Misalnya : daripada menggunakan AC untuk
kenyamanan pengguna, sebaiknya menggunakan penghawaan alami untuk menyejukkan ruangnan dengan ventilasi silang. Daripada menggunakan terlalu
banyak energi untuk penerangan lampu pada siang hari agar pengguna tetap nyaman beraktifitas dalam bangunan prinsip Green Architecture menerapkan
pencahayaan alami. o
Menghargai site
Seminimal mungkin merubah tapak. Misalnya dengan mempertahankan kontur tanah. Tidak mengambil jalan pintas dengan cara cut dan fill site dalam
pembangunan di tapak. Memberi pori-pori bagi tanah agar tetap memiliki aliran udara.
Menurut seorang arsitek Australia, Glenn Murcutt “Seorang harus menyentuh bumi secara ringan” yang ia kutip dari kata-kata orang Aborigin. Kata-
kata ini meliputi interaksi bangunan dan sitenya merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penerapan Green Architecture. Suatu bangunan yang
menghabiskan banyak energi, menghasilkan sumber polusi dan menjadi asing bagi penggunanya tidak menyentuh bumi secara ringan.
Universitas Sumatera Utara
o
Holistik
Seluruh prinsip-prinsip Green Architecture digabungkan dalam suatu pendekatan holistik pada lingkungan yang dibangun.
Green Architecture merupakan salah satu aliran dalam arsitektur yang memperhatikan keberlangsungan lingkungan hidup di dalam melakukan proses desain.
Green Architecture muncul sebagai suatu solusi untuk melestarikan lingkungan hidup yang semakin rusak akibat pembangunan yang tidak memperhatikan faktor – faktor
lingkungan.
I.16 Kriteria Green