Pelaksanaan Sesi Intervensi Teknik Modeling
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
terlihat serius mengisi angket dengan membaca pernyataan angket dengan sungguh-sungguh.
Siswa satu persatu menyelesaikan angket dan mengumpulkan kepada peneliti. Dalam waktu 25 menit seluruh siswa menyelesaikan angket, dan
duduk kembali ke posisi duduk mereka masing-masing. Berikutnya peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi siswa dalam mengisi angket yang
peneliti sebarkan.
b Sesi 1
Kegiatan dilaksanakan pada minggu kedua pada bulan juli, tepatnya pada tanggal 16 juli 2014 pada pukul 10.30, kegiatan dilaksanakan di ruang kelas
VIII-1. Untuk memulai kegiatan peneliti terlebih dahulu mengucapkan salam kepada siswa, kemudian berdoa bersama untuk kelancaran kegiatan hari ini.
Kegiatan selanjutnya yaitu mengabsen siswa satu persatu untuk lebih mengenal siswa dan mengetahui jumlah siswa yang hadir dan tidak hadir.
Kegiatan dihadiri oleh 15 siswa. Setelah siswa diabsen dan diketahui jumlah yang hadir dan tidak kegiatan
dilanjutkan dengan “ice breaking” untuk mencairkan suasana dan menambah
keakraban dengan siswa. Ice breaking yang diberikan adalah permainan “ibu
berkata”, permainan bertujuan untuk melatih konsentrasi siswa, dan memfokuskan siswa untuk berada dalam kegiatan. Peraturan dari permainan
adalah peserta diminta untu menirukan gaya pemandu permainan yaitu peneliti sendiri, peserta menirukan apabila ada kata ibu berkata sebelum
perintah, kalau tidak ada diawali oleh kata ibu berkata maka peserta tidak boleh mengikuti perintah. Bagi peserta yang salah akan mendapatkan
hukuman, hukuman berupa hal yang ringan-ringan saja. Siswa sangat antusias mengikuti permainan dan ada beberapa orang yang salah mendapatkan
hukuman tetapi hal itu membuat mereka tertawa dan akan berusaha untuk lebih konsentrasi.
Peneliti memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa selama beberapa minggu ke depan. Peneliti memberikan gambaran
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
singkat mengenai teknik pemodelan berikut dengan konsep kontrol diri. Setelah menjelaskan tentang teknik pemodelan dan kontrol diri peneliti
mengajak siswa untuk membuat „kontrak belajar‟, kontrak belajar yang disepakati adalah siswa hendaknya mengikuti seluruh kegiatan dan selama 45
menit kegiatan di kelas siswa dilarang izin keluar kelas dan jadwal kegiatan disamakan dengan jadwal BK di sekolah. Setelah adanya kesepakatan dan
kesediaan siswa untuk menjalani kesepakatan itu dengan sunguh-sungguh. Setelah menyepakati kontrak dengan siswa kemudian menanyakan kesiapan
siswa, dan siswa menjawab bahwa mereka siap untuk mengikuti kegiatan. Kegiatan terakhir pada dalah kegiatan penutup untuk pertemuan hari ini,
yakninya berdoa bersama-sama atas kelancaran kegiatan hari ini.
c Sesi 2
Sesi kedua dilaksanakan pada tanggal 20 juli 2014 , kegiatan konseling dilaksanakan dalam bentuk layanan klasikal,
Sesi dua berjudul “guruku tauladan ku
”. Sesi kedua bertujuan merubah perilaku siswa ke arah lebih baik dengan indikator siswa dapat mengendalikan situasi baik dari dalam diri
maupun dari luar dirinya atau lingkungan. Jenis pemodelan yang dipergunakan adalah live modeling dengan menghadirkan seorang
narasumber kepada siswa, yang menjadi model adalah guru yang berprestasi atau guru teladan disekolah.
Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam kepada siswa, kemudian seperti biasa mengabsen siswa satupersatu, mengecek apakah siswa hadir
seluruhnya atau tidak. Ternyata siswa hadir seluruhnya yang berjumlah 15 orang.
Setelah diabsen kegiatan berikutnya adalah menjelaskan tujuan dari kegiatan hari ini, kemudian menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan
diikuti siswa, yang mana siswa harus melakukan hal berikut: 1 Proses Attensional, dalam belajar melalui pengamatan, seseorang harus memberi
perhatian atau atensi pada model. 2 Proses Retensional mengambil imaginal dan representasi verbal dan menerjemahkan ke dalam perilaku nyata
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
untuk selanjutnya dapat menerima umpan balik mengenai akurasi perilaku seberapa baik observer telah meniru perilaku model. 3 Proses Pembentukan
perilaku, proses pembentukan perilaku menentukan sejauh mana hal-hal yang telah dipelajari akan diterjemahkan ke dalam tindakan. 4 Proses
Motivationa, memiliki fungsi memberikan penguatan kepada siswa atas apa yang telah dicapai.
Setelah menjelaskan langkah-langkah kegiatan lalu memperkenalkan model yaitu guru teladan di sekolah walaupun siswa pada umumnya sudah
mengenal guru. Berikutnya model diminta untuk bercerita tentang keberhasilan yang diraih, guru bercerita bahwa ia telah meraih keberhasilan
menjadi guru teladan di sekolah selama beberapa tahun berturut-turut. Guru menjelaskan kalau penghargaan itu bukan hal yang paling membuat guru
senang melainkan yang paling ia senangi adalah kedekatan dengan siswa dan siswa bisa nyaman untuk berkomunikasi dengannya. Begitu juga dengan
persahabatannya dengan guru-guru di sekolah. Guru bercerita tentang rutinitas kesehariannya, dan cara-cara ia bergaul
dengan sesama guru dan cara ia menghadapi siswa. Setiap yang dilakukan ia pertimbangkan, memutuskan sesuatu yang akan dilakukan dengan kesabaran
dan pikiran ang jernih, pada saat bercerita terjadi proses Attensional, siswa memperhatikan model dengan sunguh-sungguh. Berikutnya terjadi juga
proses Retensional, dapat dilihat antusias siswauntuk mendengar cerita model dan merasa kagum, siswa memiliki keinginan untuk bisa bersikap seperti
yang dilakukan model. proses berikutnya aitu pembentukan perilaku, dilakukan dengan cara tanya jawab dengan siswa hal apa yang akan dicontoh
dari guru teladan. Siswa menjawab kalau mereka akan meniru kesabaran, dan cara guru bertindak yang penuh dengan ertimbangan dan menganbil
keputusan yang tepat. Namun siswa merasa ragu dngan kemampuan yang dimiliki, merasa mereka tidak akan dapat sabar seperti guru panutannya.
Proses berikutnya baru motivational, siswa diberikan penguatan bahwa mereka bisa meniru perilaku guru teladan mereka.
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kegiatan hari ini sudah berakhir, guru mengungkapkan kalau ia sangat senang bisa berbagi pengalaman bersama siswa. Siswa juga mengungkapkan
kalau mereka senang karena dapat mengetahui cerita guru teladan mereka. Kegiatan hari ini berjalan lancar, untuk menutup pertemuan kita bersyukur
dan berdoa.
d Sesi 3
Sesi ketiga dilaksanakan pada tanggal 26 juli 2014, kegiatan dilaksanakan dalam bentuk layanan klasikal.
Sesi tiga berjudul “teman terbaik
”. Sesi ketiga bertujuan agar siswa dapat meniru perilaku yang baik, agar siswa dapat berubah kearah yang lebih baik dengan cara dan waktu yang
tepat. Jenis pemodelan yang dipergunakan adalah live modeling dengan menghadirkan seorang siswa yang berprestasi di sekolah. siswa akan bercerita
tentang kegiatan yang dia lakukan selama sekolah sampai dia meraih keberhasilan dengan meraih prestasi terbaik di sekolah.
a. Konselor peneliti membuka pertemuan dan menyampaikan maksud dan
tujuan kegiatan. b.
Konselor menampilkan seorang model yakni siswa terbaik di sekolah tersebut.
c. Menerapkan teknik pemodelan dengan proses 1 Proses Attensional,
dalam belajar melalui pengamatan, seseorang harus memberi perhatian atau atensi pada model. 2 Proses Retensional mengambil imaginal dan
representasi verbal dan menerjemahkan ke dalam perilaku nyata untuk selanjutnya dapat menerima umpan balik mengenai akurasi perilaku
seberapa baik observer telah meniru perilaku model. 3 Proses Pembentukan Perilaku, proses pembentukan perilaku menentukan sejauh
mana hal-hal yang telah dipelajari akan diterjemahkan ke dalam tindakan. 4 Proses Motivationa, memiliki fungsi memberikan
penguatan kepada siswa atas apa yang telah dicapai. d.
Penutup dan evaluasi
e Sesi 4
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sesi keempat dilaksanakan pada tanggal 10 agutus 2014 , kegiatan konseling dilaksanakan dalam bentuk layanan klasikal. Sesi kempat berjudul
“akibat marah”. Sesi keempat bertujuan membantu siswa untuk bisa berpikir tentang akibat dari perilaku yang tidak baik. Jenis modeling yang digunakan
adalah symbolic modeling dengan memanfaatkan video sebagai media atau model. video ini menggambarkan bentuk kemarahan dua orang wanita yang
berakibat merugikan masing-masing dari mereka. Dalam video ini terlihat bahwa seseorang yang tidak dapat mengendalikan diri dengan kemarahan
yang semakin besar dan menjadi-jadi membuat mereka melakukan hal-hal yang merugikan dan berakibat buruk. Kegiatan dilaksanakan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Konselor peneliti membuka pertemuan dan menyampaikan maksud dan
tujuan kegiatan. b.
Konselor menayangkan video yang bertemakan akibat dari kemarahan. c.
Menerapkan teknik pemodelan dengan proses 1 Proses Attensional, dalam belajar melalui pengamatan, seseorang harus memberi perhatian
atau atensi pada model, siswa menonton video dengan penuh perhatian. 2 Proses Retensional mengambil imaginal dan representasi verbal dan
menerjemahkan ke dalam perilaku nyata untuk selanjutnya dapat menerima umpan balik mengenai akurasi perilaku seberapa baik observer
telah meniru perilaku model. 3 Proses Pembentukan Perilaku, proses pembentukan perilaku menentukan sejauh mana hal-hal yang telah
dipelajari akan diterjemahkan ke dalam tindakan. 4 Proses Motivationa, memiliki fungsi memberikan penguatan kepada siswa atas apa yang telah
dicapai. d.
Penutup dan evaluasi
f Sesi 5
Sesi kelima dilaksanakan pada tanggal 14 agustus 2014 , kegiatan dilaksanakan dalam bentuk layanan klasikal sesi kelima berjudul
“Rasulullah suritauladan terbaik”. Sesi kelima bertujuan membantu siswa untuk dapat
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
memutuskan tindakan yang terbaik untuk dirinya. Jenis modeling yang dipergunakan adalah symbolic modeling dengan memanfaatkan cerita sebagai
media atau model. cerita menjelaskan bagaimana pribadi Rasulullah SAW yang menjadi contoh dan suritauladan yang baik bagi umatnya. Kegiatan
dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a.
Konselor peneliti membuka pertemuan dan menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan.
b. Membacakan sebuah cerita tentang kepribadian Rasulullah ang merupakan
suritauladan yang baik bagi umatnya. c.
Menerapkan teknik pemodelan dengan proses 1 Proses Attensional, dalam belajar melalui pengamatan, seseorang harus memberi perhatian
atau atensi pada model. 2 Proses Retensional mengambil imaginal dan representasi verbal dan menerjemahkan ke dalam perilaku nyata untuk
selanjutnya dapat menerima umpan balik mengenai akurasi perilaku seberapa baik observer telah meniru perilaku model. 3 Proses
Pembentukan Perilaku, proses pembentukan perilaku menentukan sejauh mana hal-hal yang telah dipelajari akan diterjemahkan ke dalam tindakan.
4 Proses Motivationa, memiliki fungsi memberikan penguatan kepada siswa atas apa yang telah dicapai.
d. Penutup dan evaluasi
g Post-test
Posttest diberikan setelah sesi konseling selesai. Posttest dilakukan untuk melihat dan mengukur profil pengendalian diri siswa setelah diberikan
perlakuan intervensi. Hasil yang diperoleh dari perbedaan pretest dan posttest untuk mengukur efektivitas teknik pemodelan untuk meningkatkan
pengendalian diri siswa SMPN 2 Batusangkar tahun ajaran 20142015. Kegiatan Post-test dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2014, yang
berselang waktu satu minggu setelah pelaksanaan intervensi yang terakhir. Kegiatan Post-test diikuti oleh 15 siswa. Seperti kegiatan sebelumnya
diawali dengan do‟a, kemudian siswa diabsen satuper satu. Untuk mengawali
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
kegiatan siswa diminta untuk berdiri dan melakukan permainan kecil, permainan yang dilakukan bertujuan untuk mencairkan suasana dan
menambah semangat siswa. Permainan sederhanan yang dilakukan adalah “Marina Menari”. Setelah selesai bermain siswa diminta untuk mengisi
angket. Angket yang diberikan kepada siswa sama dengan angket pre-test
yang diberikan kepada siswa pada sesi pertama. Angket pengendalian diri yang akan mengngkap hasil pengendalian diri siswa setelah diberikan
intervensi yaitu teknik pemodelan, angket yang memiliki item sebanyak 42. Siswa kembali dijelaskan tentang petunjuk pengisian angket, karena
khawatir siswa sudah lupa dengan petunjuk pengerjaan angket dan tujuan dari penyebaran angket untuk post-test tidak tercapai. Kegiatan berikutnyaadalah
menyebarkan angket beserta lembar jawaban yang akan diisi oleh siswa. Siswa diberikan waktu untuk mengisi angket selama 25 menit, siswa terlihat
serius mengisi angket dengan membaca pernyataan angket dengan sungguh- sungguh.
Siswa satu persatu menyelesaikan angket dan mengumpulkan kepada peneliti. Dalam waktu 25 menit seluruh siswa menyelesaikan angket, dan
duduk kembali ke posisi duduk mereka masing-masing. m mengisi angket yang peneliti sebarkan.
Karena hari ini adalah hari terakhir peneliti bertemu dengan siswa dalam penelitian, maka mengucapkan terimakasih telah mengikuti
serangkaian sesi kegiatan selama beberapa minggu ini. Peneliti mengajak siswa untuk tetap memegang teguh tugas yang berulang meskipun bertahap
dengan berbagai gangguan, mengubah perilakunya sesuai dengan norma yang ada, tidak menunjukkan perilaku yang dipengaruhi oleh kemarahan, dan
bersikap toleran terhadap stimulus yang berlawanan. Kegiatanterakhir dikelas sebelum berdoa adalah bersalaman dengan siswa dan mengucapkan salam
perpisahan. Kemudian terakhir berdoa.
Tabel 3. 9 Pelaksanaan dan Hasil Teknik Modeling
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Kegiatan Proses
Hasil
Pre test 1.
Memperkenalkan diri kepada siswa
2. Menjelaskan petunjuk pengisian
angket
3.
Menyebarkan angket kepada siswa
1. Dapat
berkenalan dengan siswa
2. Diperoleh data dari
siswa tentang kondisi awal pengendalian dari
Sesi 1 1.
Perkenalan dan absensi 2.
ice breaking,
memberikan permainan
untuk mencairkan
suasana dan menambah keakraban dengan siswa. Permainan yang
dilakukan adalah permaianan “ibu
berkata” dan permainan “darat, laut, udara”
3. gambaran
mengenai teknik
pemodelan dan pengendalian diri 4.
menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti rancangan kegiatan.
5. Berdoa
1. terjalin
keakraban dengan siswa
2. siswa
memahami kegiatan yang akan
mereka ikuti.
Sesi 2 1. absensi
2. berdoa 3. menjelaskan tujuan kegiatan
4. menjelaskan langkah-langkah kegiatan 1.Siswa
memperoleh pengalaman baru dari
model 2.siswa
dapat mengendalikan
situasi baik dari dalam diri
maupun dari luar dirinya atau lingkungan.
Kegiatan Proses
Hasil
a. memperkenalkan
model, dan
mempersilahkan model yaitu guru teladan yang ada di sekolah untuk
3. siswa
mampu mengendalikan situasi
atau keadaan menurut
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
bercerita tentang
keberhasilannya. guru bercerita tetang rutinitasnya
sehari-hari serta
kebiasaannya diwaktu kecil samapai menjadi guru
teladan di sekolah.
b. proses Proses Attensional siswa
mengamati model dan mendengarkan secara sungguh-sungguh. 2 Proses
Retensional. 3 Proses Pembentukan Perilaku, tanya jawab dengan siswa
hal apa yang akan ia contoh dari guru teladan. 4 Proses Motivationa, siswa
diberikan penguatan, bahwa ia bisa meniru dan meneladani perilaku
model.
c. Berdoa
dirinya sendiri 4.
siswa mampu
mengendalikan situasi atau keadaan menurut
sesuatu di luar dirinya
Sesi 3 1.
absensi 2.
berdoa 3.
menjelaskan tujuan kegiatan 4.
menjelaskan langkah-langkah
kegiatan 5.
memperkenalkan model,
dan mempersilahkan model yaitu guru
teladan yang ada di sekolah untuk bercerita
tentang keberhasilannya.
guru bercerita tetang rutinitasnya sehari-hari serta kebiasaannya, dan
usaha-usahanya untuk
mencapai prestasi sampai saat sekarang ini.
1. siswa mampu untuk
menghadapi suatu
stimulus yang tidak dikehendaki
dengan cara yang tepat
2. siswa mampu untuk
menghadapi suatu
stimulus yang tidak dikehendaki
pada waktu yang tepat
Kegiatan Proses
Hasil
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
6. proses Proses Attensional siswa
mengamati model dan mendengarkan secara sungguh-sungguh. 2 Proses
Retensional. 3 Proses Pembentukan Perilaku, tanya jawab dengan siswa
hal apa yang akan ia contoh dari siswa teladan. 4 Proses Motivationa, siswa
diberikan penguatan, bahwa ia bisa meniru dan meneladani perilaku
model.
7. Berdoa
Sesi 4 1.
Absensi 2.
berdoa 3.
menjelaskan tujuan kegiatan 4.
menjelaskan langkah-langkah
kegiatan 5.
menampilkan video tentang marah yang merupakan modeling symbolic
6. Proses Attensional siswa mengamati
dan menyimak video secara sungguh- sungguh. 2 Proses Retensional. 3
Proses Pembentukan Perilaku, tanya jawab dengan siswa hal apa yang
tidak
layak dilakuakan
setelah menonton
video. 4
Proses Motivationa,
siswa diberikan
penguatan, bahwa
dia dapat
menghindari perilaku marah. 7.
Berdoa 1.
Siswa mampu
mengantisipasi keadaan atau peristiwa
yang tidak
menyenangkan dengan berbagai pertimbangan
2. siswa
mampu menginterpretasi
keadaan atau peristiwa yang
tidak menyenangkan dengan
berbagai pertimbangan 3.
siswa mampu menilai suatu keadaan atau
peristiwa dengan cara memperhatikan aspek-
aspek positif secara subjektif
4. siswa
mampu menafsirkan
suatu keadaan atau peristiwa
dengan cara
memperhatikan aspek- aspek positif secara
subjektif
Kegiatan Proses
Hasil
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sesi 5 1.
absensi 2.
berdoa 3.
menjelaskan tujuan kegiatan 4.
menjelaskan langkah-langkah
kegiatan 5.
menayangkan slide
tentang “Rasulullah teladan terbaik”.
6. proses Proses Attensional siswa
mengamati model dan mendengarkan secara sungguh-sungguh. 2 Proses
Retensional. 3
diskusi tentang
pribadi Rasulullah dan hal yang akan dilakukan untuk meneladani pribadi
Rasulullah. 4 Proses Motivational, siswa diberikan penguatan, bahwa dia
dapat meniru dan meneladani pribadi Rasulullah.
7. Berdoa
1. siswa mampu memilih
berbagai kemungkinan tindakan
melalui kesempatan yang ada
2. siswa mampu memilih
berbagai kemungkinan tindakan
melalui kebebasan yang ada
3. siswa mampu memilih
berbagai hasil
tindakan. 4.
Siswa mampu
menginterpretasikan pribadi
Rasulullah sbagai tauadan yang
baik dalam kehidupan. 5.
Terjadi peningkatan
pada aspek kontrol keputusan.
Post test 1.
absensi 2.
berdoa 3.
menjelaskan tujuan kegiatan 4.
menjelaskan langkah-langkah
kegiatan tatacara pengisian angket dan jawaban siswa
5. siswa mengisi angket
6. Berdoa
1. Diperoleh data akhir
dari siswa
setelah mengikuti kegiatan.