Pelaksanaan Sesi Intervensi Teknik Modeling

Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terlihat serius mengisi angket dengan membaca pernyataan angket dengan sungguh-sungguh. Siswa satu persatu menyelesaikan angket dan mengumpulkan kepada peneliti. Dalam waktu 25 menit seluruh siswa menyelesaikan angket, dan duduk kembali ke posisi duduk mereka masing-masing. Berikutnya peneliti mengucapkan terimakasih atas partisipasi siswa dalam mengisi angket yang peneliti sebarkan. b Sesi 1 Kegiatan dilaksanakan pada minggu kedua pada bulan juli, tepatnya pada tanggal 16 juli 2014 pada pukul 10.30, kegiatan dilaksanakan di ruang kelas VIII-1. Untuk memulai kegiatan peneliti terlebih dahulu mengucapkan salam kepada siswa, kemudian berdoa bersama untuk kelancaran kegiatan hari ini. Kegiatan selanjutnya yaitu mengabsen siswa satu persatu untuk lebih mengenal siswa dan mengetahui jumlah siswa yang hadir dan tidak hadir. Kegiatan dihadiri oleh 15 siswa. Setelah siswa diabsen dan diketahui jumlah yang hadir dan tidak kegiatan dilanjutkan dengan “ice breaking” untuk mencairkan suasana dan menambah keakraban dengan siswa. Ice breaking yang diberikan adalah permainan “ibu berkata”, permainan bertujuan untuk melatih konsentrasi siswa, dan memfokuskan siswa untuk berada dalam kegiatan. Peraturan dari permainan adalah peserta diminta untu menirukan gaya pemandu permainan yaitu peneliti sendiri, peserta menirukan apabila ada kata ibu berkata sebelum perintah, kalau tidak ada diawali oleh kata ibu berkata maka peserta tidak boleh mengikuti perintah. Bagi peserta yang salah akan mendapatkan hukuman, hukuman berupa hal yang ringan-ringan saja. Siswa sangat antusias mengikuti permainan dan ada beberapa orang yang salah mendapatkan hukuman tetapi hal itu membuat mereka tertawa dan akan berusaha untuk lebih konsentrasi. Peneliti memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa selama beberapa minggu ke depan. Peneliti memberikan gambaran Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu singkat mengenai teknik pemodelan berikut dengan konsep kontrol diri. Setelah menjelaskan tentang teknik pemodelan dan kontrol diri peneliti mengajak siswa untuk membuat „kontrak belajar‟, kontrak belajar yang disepakati adalah siswa hendaknya mengikuti seluruh kegiatan dan selama 45 menit kegiatan di kelas siswa dilarang izin keluar kelas dan jadwal kegiatan disamakan dengan jadwal BK di sekolah. Setelah adanya kesepakatan dan kesediaan siswa untuk menjalani kesepakatan itu dengan sunguh-sungguh. Setelah menyepakati kontrak dengan siswa kemudian menanyakan kesiapan siswa, dan siswa menjawab bahwa mereka siap untuk mengikuti kegiatan. Kegiatan terakhir pada dalah kegiatan penutup untuk pertemuan hari ini, yakninya berdoa bersama-sama atas kelancaran kegiatan hari ini. c Sesi 2 Sesi kedua dilaksanakan pada tanggal 20 juli 2014 , kegiatan konseling dilaksanakan dalam bentuk layanan klasikal, Sesi dua berjudul “guruku tauladan ku ”. Sesi kedua bertujuan merubah perilaku siswa ke arah lebih baik dengan indikator siswa dapat mengendalikan situasi baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya atau lingkungan. Jenis pemodelan yang dipergunakan adalah live modeling dengan menghadirkan seorang narasumber kepada siswa, yang menjadi model adalah guru yang berprestasi atau guru teladan disekolah. Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam kepada siswa, kemudian seperti biasa mengabsen siswa satupersatu, mengecek apakah siswa hadir seluruhnya atau tidak. Ternyata siswa hadir seluruhnya yang berjumlah 15 orang. Setelah diabsen kegiatan berikutnya adalah menjelaskan tujuan dari kegiatan hari ini, kemudian menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan diikuti siswa, yang mana siswa harus melakukan hal berikut: 1 Proses Attensional, dalam belajar melalui pengamatan, seseorang harus memberi perhatian atau atensi pada model. 2 Proses Retensional mengambil imaginal dan representasi verbal dan menerjemahkan ke dalam perilaku nyata Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu untuk selanjutnya dapat menerima umpan balik mengenai akurasi perilaku seberapa baik observer telah meniru perilaku model. 3 Proses Pembentukan perilaku, proses pembentukan perilaku menentukan sejauh mana hal-hal yang telah dipelajari akan diterjemahkan ke dalam tindakan. 4 Proses Motivationa, memiliki fungsi memberikan penguatan kepada siswa atas apa yang telah dicapai. Setelah menjelaskan langkah-langkah kegiatan lalu memperkenalkan model yaitu guru teladan di sekolah walaupun siswa pada umumnya sudah mengenal guru. Berikutnya model diminta untuk bercerita tentang keberhasilan yang diraih, guru bercerita bahwa ia telah meraih keberhasilan menjadi guru teladan di sekolah selama beberapa tahun berturut-turut. Guru menjelaskan kalau penghargaan itu bukan hal yang paling membuat guru senang melainkan yang paling ia senangi adalah kedekatan dengan siswa dan siswa bisa nyaman untuk berkomunikasi dengannya. Begitu juga dengan persahabatannya dengan guru-guru di sekolah. Guru bercerita tentang rutinitas kesehariannya, dan cara-cara ia bergaul dengan sesama guru dan cara ia menghadapi siswa. Setiap yang dilakukan ia pertimbangkan, memutuskan sesuatu yang akan dilakukan dengan kesabaran dan pikiran ang jernih, pada saat bercerita terjadi proses Attensional, siswa memperhatikan model dengan sunguh-sungguh. Berikutnya terjadi juga proses Retensional, dapat dilihat antusias siswauntuk mendengar cerita model dan merasa kagum, siswa memiliki keinginan untuk bisa bersikap seperti yang dilakukan model. proses berikutnya aitu pembentukan perilaku, dilakukan dengan cara tanya jawab dengan siswa hal apa yang akan dicontoh dari guru teladan. Siswa menjawab kalau mereka akan meniru kesabaran, dan cara guru bertindak yang penuh dengan ertimbangan dan menganbil keputusan yang tepat. Namun siswa merasa ragu dngan kemampuan yang dimiliki, merasa mereka tidak akan dapat sabar seperti guru panutannya. Proses berikutnya baru motivational, siswa diberikan penguatan bahwa mereka bisa meniru perilaku guru teladan mereka. Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kegiatan hari ini sudah berakhir, guru mengungkapkan kalau ia sangat senang bisa berbagi pengalaman bersama siswa. Siswa juga mengungkapkan kalau mereka senang karena dapat mengetahui cerita guru teladan mereka. Kegiatan hari ini berjalan lancar, untuk menutup pertemuan kita bersyukur dan berdoa. d Sesi 3 Sesi ketiga dilaksanakan pada tanggal 26 juli 2014, kegiatan dilaksanakan dalam bentuk layanan klasikal. Sesi tiga berjudul “teman terbaik ”. Sesi ketiga bertujuan agar siswa dapat meniru perilaku yang baik, agar siswa dapat berubah kearah yang lebih baik dengan cara dan waktu yang tepat. Jenis pemodelan yang dipergunakan adalah live modeling dengan menghadirkan seorang siswa yang berprestasi di sekolah. siswa akan bercerita tentang kegiatan yang dia lakukan selama sekolah sampai dia meraih keberhasilan dengan meraih prestasi terbaik di sekolah. a. Konselor peneliti membuka pertemuan dan menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan. b. Konselor menampilkan seorang model yakni siswa terbaik di sekolah tersebut. c. Menerapkan teknik pemodelan dengan proses 1 Proses Attensional, dalam belajar melalui pengamatan, seseorang harus memberi perhatian atau atensi pada model. 2 Proses Retensional mengambil imaginal dan representasi verbal dan menerjemahkan ke dalam perilaku nyata untuk selanjutnya dapat menerima umpan balik mengenai akurasi perilaku seberapa baik observer telah meniru perilaku model. 3 Proses Pembentukan Perilaku, proses pembentukan perilaku menentukan sejauh mana hal-hal yang telah dipelajari akan diterjemahkan ke dalam tindakan. 4 Proses Motivationa, memiliki fungsi memberikan penguatan kepada siswa atas apa yang telah dicapai. d. Penutup dan evaluasi e Sesi 4 Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sesi keempat dilaksanakan pada tanggal 10 agutus 2014 , kegiatan konseling dilaksanakan dalam bentuk layanan klasikal. Sesi kempat berjudul “akibat marah”. Sesi keempat bertujuan membantu siswa untuk bisa berpikir tentang akibat dari perilaku yang tidak baik. Jenis modeling yang digunakan adalah symbolic modeling dengan memanfaatkan video sebagai media atau model. video ini menggambarkan bentuk kemarahan dua orang wanita yang berakibat merugikan masing-masing dari mereka. Dalam video ini terlihat bahwa seseorang yang tidak dapat mengendalikan diri dengan kemarahan yang semakin besar dan menjadi-jadi membuat mereka melakukan hal-hal yang merugikan dan berakibat buruk. Kegiatan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Konselor peneliti membuka pertemuan dan menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan. b. Konselor menayangkan video yang bertemakan akibat dari kemarahan. c. Menerapkan teknik pemodelan dengan proses 1 Proses Attensional, dalam belajar melalui pengamatan, seseorang harus memberi perhatian atau atensi pada model, siswa menonton video dengan penuh perhatian. 2 Proses Retensional mengambil imaginal dan representasi verbal dan menerjemahkan ke dalam perilaku nyata untuk selanjutnya dapat menerima umpan balik mengenai akurasi perilaku seberapa baik observer telah meniru perilaku model. 3 Proses Pembentukan Perilaku, proses pembentukan perilaku menentukan sejauh mana hal-hal yang telah dipelajari akan diterjemahkan ke dalam tindakan. 4 Proses Motivationa, memiliki fungsi memberikan penguatan kepada siswa atas apa yang telah dicapai. d. Penutup dan evaluasi f Sesi 5 Sesi kelima dilaksanakan pada tanggal 14 agustus 2014 , kegiatan dilaksanakan dalam bentuk layanan klasikal sesi kelima berjudul “Rasulullah suritauladan terbaik”. Sesi kelima bertujuan membantu siswa untuk dapat Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu memutuskan tindakan yang terbaik untuk dirinya. Jenis modeling yang dipergunakan adalah symbolic modeling dengan memanfaatkan cerita sebagai media atau model. cerita menjelaskan bagaimana pribadi Rasulullah SAW yang menjadi contoh dan suritauladan yang baik bagi umatnya. Kegiatan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Konselor peneliti membuka pertemuan dan menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan. b. Membacakan sebuah cerita tentang kepribadian Rasulullah ang merupakan suritauladan yang baik bagi umatnya. c. Menerapkan teknik pemodelan dengan proses 1 Proses Attensional, dalam belajar melalui pengamatan, seseorang harus memberi perhatian atau atensi pada model. 2 Proses Retensional mengambil imaginal dan representasi verbal dan menerjemahkan ke dalam perilaku nyata untuk selanjutnya dapat menerima umpan balik mengenai akurasi perilaku seberapa baik observer telah meniru perilaku model. 3 Proses Pembentukan Perilaku, proses pembentukan perilaku menentukan sejauh mana hal-hal yang telah dipelajari akan diterjemahkan ke dalam tindakan. 4 Proses Motivationa, memiliki fungsi memberikan penguatan kepada siswa atas apa yang telah dicapai. d. Penutup dan evaluasi g Post-test Posttest diberikan setelah sesi konseling selesai. Posttest dilakukan untuk melihat dan mengukur profil pengendalian diri siswa setelah diberikan perlakuan intervensi. Hasil yang diperoleh dari perbedaan pretest dan posttest untuk mengukur efektivitas teknik pemodelan untuk meningkatkan pengendalian diri siswa SMPN 2 Batusangkar tahun ajaran 20142015. Kegiatan Post-test dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2014, yang berselang waktu satu minggu setelah pelaksanaan intervensi yang terakhir. Kegiatan Post-test diikuti oleh 15 siswa. Seperti kegiatan sebelumnya diawali dengan do‟a, kemudian siswa diabsen satuper satu. Untuk mengawali Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu kegiatan siswa diminta untuk berdiri dan melakukan permainan kecil, permainan yang dilakukan bertujuan untuk mencairkan suasana dan menambah semangat siswa. Permainan sederhanan yang dilakukan adalah “Marina Menari”. Setelah selesai bermain siswa diminta untuk mengisi angket. Angket yang diberikan kepada siswa sama dengan angket pre-test yang diberikan kepada siswa pada sesi pertama. Angket pengendalian diri yang akan mengngkap hasil pengendalian diri siswa setelah diberikan intervensi yaitu teknik pemodelan, angket yang memiliki item sebanyak 42. Siswa kembali dijelaskan tentang petunjuk pengisian angket, karena khawatir siswa sudah lupa dengan petunjuk pengerjaan angket dan tujuan dari penyebaran angket untuk post-test tidak tercapai. Kegiatan berikutnyaadalah menyebarkan angket beserta lembar jawaban yang akan diisi oleh siswa. Siswa diberikan waktu untuk mengisi angket selama 25 menit, siswa terlihat serius mengisi angket dengan membaca pernyataan angket dengan sungguh- sungguh. Siswa satu persatu menyelesaikan angket dan mengumpulkan kepada peneliti. Dalam waktu 25 menit seluruh siswa menyelesaikan angket, dan duduk kembali ke posisi duduk mereka masing-masing. m mengisi angket yang peneliti sebarkan. Karena hari ini adalah hari terakhir peneliti bertemu dengan siswa dalam penelitian, maka mengucapkan terimakasih telah mengikuti serangkaian sesi kegiatan selama beberapa minggu ini. Peneliti mengajak siswa untuk tetap memegang teguh tugas yang berulang meskipun bertahap dengan berbagai gangguan, mengubah perilakunya sesuai dengan norma yang ada, tidak menunjukkan perilaku yang dipengaruhi oleh kemarahan, dan bersikap toleran terhadap stimulus yang berlawanan. Kegiatanterakhir dikelas sebelum berdoa adalah bersalaman dengan siswa dan mengucapkan salam perpisahan. Kemudian terakhir berdoa. Tabel 3. 9 Pelaksanaan dan Hasil Teknik Modeling Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Kegiatan Proses Hasil Pre test 1. Memperkenalkan diri kepada siswa 2. Menjelaskan petunjuk pengisian angket 3. Menyebarkan angket kepada siswa 1. Dapat berkenalan dengan siswa 2. Diperoleh data dari siswa tentang kondisi awal pengendalian dari Sesi 1 1. Perkenalan dan absensi 2. ice breaking, memberikan permainan untuk mencairkan suasana dan menambah keakraban dengan siswa. Permainan yang dilakukan adalah permaianan “ibu berkata” dan permainan “darat, laut, udara” 3. gambaran mengenai teknik pemodelan dan pengendalian diri 4. menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti rancangan kegiatan. 5. Berdoa 1. terjalin keakraban dengan siswa 2. siswa memahami kegiatan yang akan mereka ikuti. Sesi 2 1. absensi 2. berdoa 3. menjelaskan tujuan kegiatan 4. menjelaskan langkah-langkah kegiatan 1.Siswa memperoleh pengalaman baru dari model 2.siswa dapat mengendalikan situasi baik dari dalam diri maupun dari luar dirinya atau lingkungan. Kegiatan Proses Hasil a. memperkenalkan model, dan mempersilahkan model yaitu guru teladan yang ada di sekolah untuk 3. siswa mampu mengendalikan situasi atau keadaan menurut Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bercerita tentang keberhasilannya. guru bercerita tetang rutinitasnya sehari-hari serta kebiasaannya diwaktu kecil samapai menjadi guru teladan di sekolah. b. proses Proses Attensional siswa mengamati model dan mendengarkan secara sungguh-sungguh. 2 Proses Retensional. 3 Proses Pembentukan Perilaku, tanya jawab dengan siswa hal apa yang akan ia contoh dari guru teladan. 4 Proses Motivationa, siswa diberikan penguatan, bahwa ia bisa meniru dan meneladani perilaku model. c. Berdoa dirinya sendiri 4. siswa mampu mengendalikan situasi atau keadaan menurut sesuatu di luar dirinya Sesi 3 1. absensi 2. berdoa 3. menjelaskan tujuan kegiatan 4. menjelaskan langkah-langkah kegiatan 5. memperkenalkan model, dan mempersilahkan model yaitu guru teladan yang ada di sekolah untuk bercerita tentang keberhasilannya. guru bercerita tetang rutinitasnya sehari-hari serta kebiasaannya, dan usaha-usahanya untuk mencapai prestasi sampai saat sekarang ini. 1. siswa mampu untuk menghadapi suatu stimulus yang tidak dikehendaki dengan cara yang tepat 2. siswa mampu untuk menghadapi suatu stimulus yang tidak dikehendaki pada waktu yang tepat Kegiatan Proses Hasil Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6. proses Proses Attensional siswa mengamati model dan mendengarkan secara sungguh-sungguh. 2 Proses Retensional. 3 Proses Pembentukan Perilaku, tanya jawab dengan siswa hal apa yang akan ia contoh dari siswa teladan. 4 Proses Motivationa, siswa diberikan penguatan, bahwa ia bisa meniru dan meneladani perilaku model. 7. Berdoa Sesi 4 1. Absensi 2. berdoa 3. menjelaskan tujuan kegiatan 4. menjelaskan langkah-langkah kegiatan 5. menampilkan video tentang marah yang merupakan modeling symbolic 6. Proses Attensional siswa mengamati dan menyimak video secara sungguh- sungguh. 2 Proses Retensional. 3 Proses Pembentukan Perilaku, tanya jawab dengan siswa hal apa yang tidak layak dilakuakan setelah menonton video. 4 Proses Motivationa, siswa diberikan penguatan, bahwa dia dapat menghindari perilaku marah. 7. Berdoa 1. Siswa mampu mengantisipasi keadaan atau peristiwa yang tidak menyenangkan dengan berbagai pertimbangan 2. siswa mampu menginterpretasi keadaan atau peristiwa yang tidak menyenangkan dengan berbagai pertimbangan 3. siswa mampu menilai suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan aspek- aspek positif secara subjektif 4. siswa mampu menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa dengan cara memperhatikan aspek- aspek positif secara subjektif Kegiatan Proses Hasil Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sesi 5 1. absensi 2. berdoa 3. menjelaskan tujuan kegiatan 4. menjelaskan langkah-langkah kegiatan 5. menayangkan slide tentang “Rasulullah teladan terbaik”. 6. proses Proses Attensional siswa mengamati model dan mendengarkan secara sungguh-sungguh. 2 Proses Retensional. 3 diskusi tentang pribadi Rasulullah dan hal yang akan dilakukan untuk meneladani pribadi Rasulullah. 4 Proses Motivational, siswa diberikan penguatan, bahwa dia dapat meniru dan meneladani pribadi Rasulullah. 7. Berdoa 1. siswa mampu memilih berbagai kemungkinan tindakan melalui kesempatan yang ada 2. siswa mampu memilih berbagai kemungkinan tindakan melalui kebebasan yang ada 3. siswa mampu memilih berbagai hasil tindakan. 4. Siswa mampu menginterpretasikan pribadi Rasulullah sbagai tauadan yang baik dalam kehidupan. 5. Terjadi peningkatan pada aspek kontrol keputusan. Post test 1. absensi 2. berdoa 3. menjelaskan tujuan kegiatan 4. menjelaskan langkah-langkah kegiatan tatacara pengisian angket dan jawaban siswa 5. siswa mengisi angket 6. Berdoa 1. Diperoleh data akhir dari siswa setelah mengikuti kegiatan.

10. Indikator Keberhasilan dan Evaluasi

Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Mengukur indikator keberhasilan teknik pemodelan dalam meningkatkan pengendalian diri siswa bukan hanya dari hasil yang diperoleh akan tetapi pada bagaimana proses bimbingan tersebut terlaksana. Intervensi dikatakan berhasil apabila siswa menunjukkan perubahan pola pikir, persepsi, dan tindakan yang memperlihatkan perubahan perilaku terutama dalam mengendalikan diri. Kriteria keberhasilan peningkatan pengendalian diri siswa dapat dilihat pada hasil post test yang dilaksanakan setelah selesai bimbingan, dengan membandingkan perolehan skor antara pretest dan postest, apabila hasilnya meningkat maka dapat dikatakan peningkatan pengendalian diri siswa berhasil. Evaluasi bertujuan untuk menilai pelaksanaan intervensi yang menggunakan teknik pemodelan untuk meningkatkan pengendalian diri siswa. Evaluasi yang dilakukan adalah evaluasi proses dan hasil. 1 Evaluasi proses, dimaksud untuk mengetahui efektivitas layanan dari segi proses. Penilaian terhadap proses intervensi dilakukan dengan observasi atau pengamatan oleh guru bimbingan dan konseling yang ada disekolah sebagai refleksi dari proses yang terjadi, baik terhadap keaktifan dan partisipasi siswa selama kegiatan maupun penilaian terhadap fasilitator. Aspek-aspek yang diamati pada siswa meliputi: partisipasi dan keaktifan siswa dalam kegiatan, pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan. Sedangkan aspek-aspek yang diamati pada fasilitator meliputi: persiapan alatbahan materi, penguasaan materi, kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan. 2 Evaluasi hasil, dimaksudkan untuk memperoleh informasi efektivitas layanan dari segi hasil. Evaluasi hasil diperoleh dengan membandingkan skor pencapaian siswa sebelum treatment diberikan. Selain dari hasil skor angket yang diberikan, diberikan juga kepada siswa wawancara terstruktur mengenai treatment yang telah diberikan fasilitator.

Dokumen yang terkait

Hubungan Kuantitas Tidur dengan Memori Jangka Pendek Siswa Kelas VIII SMPN 2 Galang

4 25 69

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION DITINJAU DARI HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 29 Bandarlampung Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 4 57

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANALISIS MATEMATIS SISWA (Kasus: Eksperimen pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 5 Metro Tahun Pelajaran 2011/2012)

1 9 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT (MMP) TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 2 Bangunrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

5 20 29

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Gadingrejo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 27 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMPN 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PENGELOLAAN LINGKUGAN (Studi Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Talangpadang Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 8 56

PENGARUH ACTIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PEMANASAN GLOBAL (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 1 Pagelaran Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 3 53

PENGGUNAAN TEKNIK MODELING DALAM KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEBIASAAN BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 METRO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

3 18 71

Hubungan Kuantitas Tidur dengan Memori Jangka Pendek Siswa Kelas VIII SMPN 2 Galang

0 0 14