Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Wakil kepala sekolah SMPN 2 Batusangkar.
c. Koordinator guru BK SMPN 2 Batusangkar.
d. Guru BK SMPN 2 Batusangkar.
e. Wali kelas VIII SMPN 2 Batusangkar.
f. Staf administrasi SMPN 2 Batusangkar.
g. Orang Tua siswa kelas VIII SMPN 2 Batusangkar.
7. Struktur Intervensi Teknik Pemodelan
Intervensi teknik modeling terdiri dari dua bentuk, yaitu live modeling dan symbolic modeling. Kedua model ini dapat diberikan kepada siswa yang memiliki
pengendalian diri self-control rendah sehingga observer dapat memperhatikan dan mempelajari model baik itu daam bentuk live maupun symbolic Bandura,
1997: 93. Live modeling dilakukan konselor dengan menghadirkan sosok model yang
dapat memberikan semangat serta motivasi kepada siswa yang pengendalian dirinya rendah untuk meningkatkan pengendalian dirinya.
Symbolic modeling dapat dilakukan dengan memberikan kepada siswa tontonan film-film kenakalan remaja yang merusak dan itu menyebabkan
kerugian baik individu maupun masyarakat, yang nantinya dengan tontonan itu siswa dapat menyadari kesalahannya dan akan lebih dapat mengendalikan diri.
Kemudian melalui cerita-cerita yang bisa meningkatkan pengendalian diri siswa. Selain dengan tontonan yang diberikan, konselor juga dapat melakukan verbal
modeling yakni memberikan kata-kata atau kalimat yang dapat memotivasi siswa yang pengendalian dirinya rendah sehingga dia dapat berubah untuk
meningkatkan pengendalian dirinya. Intervensi konseling dilaksanakan dua kali dalam satu minggu sehingga
siswa lebih intensif dan fokus dalam melaksanakan teknik modeling. Setting intervensi menggunakan perspektif kelompok dimana dalam kelompok itu terdiri
dari 1 kelas. observer merupakan siswa yang memiliki pemngendalian diri sedang dan rendah. Intervensi dapat dilaksanakan di dalam atau di luar ruangan
tergantung kondisi serta materi ang disampaikan.